Kecelakaan Maut Sukabumi
Korban Tewas Bus Masuk Jurang di Sukabumi Bertambah Jadi 20 Orang
Korban Tewas atau Meninggal Bus Masuk Jurang di Sukabumi Bertambah Jadi 20 Orang
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Korban kecelakaan maut di Jalan Raya Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (8/9/2018), terus bertambah.
Informasi terakhir dari Kompas TV, hingga pukul 16.30 WIB, jumlah korban meninggal menjadi 20 orang.
Sebelum, sekitar pukul 15.00 WIB, ada 17 korban meninggal dunia.
Jumlah korban tewas akibat bus masuk jurang itu terus bertambah sejak peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca: Gara-gara Teriakan, Mobil Toyota Land Cruiser Diamuk Warga, Sopirnya Bernasib Menyedihkan
Awalnya, kejadian itu menewaskan 6 orang lalu bertambah menjadi 14 orang tewas.
Joshua Banjarnahor mengatakan seluruh korban sudah dibawa ke RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Menurutnya, jurang lokasi masuknya bus tersebut memiliki kedalaman sekira 15 meter.
"Jurangnya tidak terjal, jadi semua ada estimasi bila dihitung dari bagian yang landai bisa kurang lebih 30 meter," katanya.
Bus tersebut diketahui mengangkut puluhan karyawan PT Catur Putra Group menuju lokasi wisata arung jeram di wilayah Cikidang.
Angkut Rombongan Catur Putra Grup
Diberitakan sebelumnya, 17 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus masuk jurang di Komplek Tanjakan Letter S, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018).
Peristiwa ini terjadi pada pukul 11.00 WIB.
Baca: Kecelakaan Maut Terjadi di Sukabumi, 14 Penumpang Meninggal Dunia Akibat Bus Terjun ke Jurang!
Bus yang mengalami kecelakaan tunggal ini mengangkut penumpang rombongan Catur Putra Grup (CPG) Bogor berjumlah 31 orang dengan dua awak bus.
Hingga pukul 15.15 WIB, informasi dari RSUD Palabuhanratu, menyebutkan, sebanyak 14 orang meninggal di tempat kejadian perkara (TKP) dan 3 orang lainnya meninggal saat dalam penanganan medis di instalasi gawat darurat (IGD).
"Korban yang meninggal sebanyak 17 orang. Di antaranya 14 meninggal di TKP dibawa langsung ke ruang jenazah dan tiga meninggal setelah ditangani di IGD," kata dokter jaga IGD RSUD Palabuhanratu, dr Radithya Nugraha kepada Kompas.com saat ditemui di rumah sakit, Sabtu sore.