Live Streaming Trans7 Mata Najwa tentang Insiden Berdarah Jelang Laga Persib vs Persija Malam Ini
Live Streaming Trans 7 Mata Najwa tentang Insiden Berdarah Jelang Laga Persib vs Persija Malam Ini
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Live Streaming Trans 7 Mata Najwa tentang Insiden Berdarah Jelag Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Malam Ini
Terjadinya insiden berdarah saat laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta pada Minggu (23/9/2018) lalu menjadikan dunia sepakbola di Tanah Air berduka.
Baca: AMI Awards 2018 - Live Streaming RCTI AMI Awards 2018 Malam Ini Mulai Pukul 21.00 WIB
Seorang suporter atas nama Haringga tewas mengenaskan usai dikeroyok di pelataran Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Akibat tragedi tersebut, saat ini setiap pertandingan di Liga 1 Indonesia pun telah dihentikan sementara oleh PSSI dan Kemenpora.
Dengan tragedi ini, program Talk Show Mata Najwa akan kembali membahas tragedi ini, pada Rabu (26/8/9/2018) pukul 20.00 WIB.
Hal itu dikutip dari akun media sosial @matanajwa.
Baca: Alat Kelamin Terpotong saat Sunat, Bocah 5 Tahun Terima Kompensasi Rp 462,2 miliar
Acara ini Anda bisa menontonnya melalui link live streamingnya mulai tayang pada pukul 20.00 WIB.
1. Berikut Klik Link Live Streaming Trans7 Talk Show Mata Najwa
2. Berikut Klik Link Live Streaming Trans7 Talk Show Mata Najwa
EDY Rahmayadi Akui Salah
Dalam pemberitaann sebelumnya, Ketua Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi mengajukan diri sebagai orang yang bersalah atas polemik meninggalnya suporter dalam pertandingan Persib Bandung versus Persija Jakarta, Minggu (23/9/2018).
"Saat ini tak ada yang mau disalahkan.Ya, ketua PSSI yang salah. Saya yang salah," kata Edy pada acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (26/9/2018).
Edy Rahmayadi mengatakan, sepakbola adalah pemersatu bangsa serta PSSI telah lahir lebih dulu dibandingkan Republik Indonesia dan telah menjadi alat pemersatu bangsa sejak saat itu.
"Kalau gara-gara sepakbola anak bangsa tidak bersatu, ada yang salah," ujarnya.
Edy Rahmayadi setuju dengan narasumber-narasumber yang berbicara sebelumnya bahwa seluruh stakeholder persepakbolaan Indonesia perlu duduk bersama untuk mencari solusi persoalan ini. Namun, secara khusus ia menyindir Ponaryo Astaman, General Manager Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
"Kalau ada yg salah, kata Ponaryo, ayo kita duduk. Mulai dia masih jadi pemain tak beres-beres. Beliau (Ponaryo) sendiri tidak mau duduk," kata Edy.
Ponaryo pun hanya menanggapi pernyataan itu dengan senyuman.
Edy Rahmayadi mengatakan, semua pendapat yang dilontarkan narasumber ILC sudah dibahas di dalam tubuh PSSI.
Ia pun menanggapi pernyataan Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewabroto tentang perlunya kehadiran negara dalam persoalan tewasnya suporter.
"Saya minta maaf ini, Pak Gatot. Nawacita menyampaikan tentang kehadiran negera kepada rakyatnya. Termasuk insan sepakbola. Tapi, jangan sampai melampaui wewenang. Panggil Edy. (Tanyakan) 'apa ini? Kok kami seperti ini Ed?' Percayakan pada kami. Kami juga punya hati," tegasnya.
Edy mengatakan, PSSI akan segera mengambil tindakan dalam kasus ini setelah menjalankan berbagai tahapan yang telah ditetapkan. Namun, ia secara terang-terangan menolak menghentikan liga.
"Saya tidak mau Pak Karni menjadi ini sepakbola saya stop satu minggu, satu bulan. Klub ini mereka kontrak pemain. Ada delik hukum disitu. Begitu distop ini akan sampai di FIFA," tuturnya.
Sekali lagi, Edy Rahmayadi pun meminta agar PSSI dipercaya untuk menyelesaikan persoalan ini. minta
"Saya minta tolong, ada yang bisa kita lakukan. Inilah pekerjaan ketua PSSI. Ada aturannya. Saya mengirimkan tim investigasi awal. Baru selesai tadi siang. Sore rapat. Kami mohon percaya kan ini. Akan kami selesaikan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum penggemar klub Persib Bandung, Viking, Heru Joko membantah jika pihaknya melakukan sweeping pada suporter The Jakmania Haringga Sirla.
Hal ini diungkapkan Heru Joko saat melakukan telewicara pada program acara Indonesia Lawyers Club, Tv One, Selasa (25/9/2018).
"Korban ini saya dengar tidak pakai identitas apa-apa yang menunjukkan bahwa dia Jakmania, kan berarti dari pihak Viking betul-betul meneliti orang-orang yang datang ke stadion," tanya Karni Ilyas kepada Heru Joko.
Heru menjawab, Haringga sebelumnya telah memposting foto identitas keanggotaan Jakmanianya di media sosial, sehingga identitasnya terkuak.
"Jadi menurut laporan dari teman-teman korban waktu itu memperlihatkan postingan, terus dilihat di tempat banyak gitu memperlihatkan kartu, dan ada yang tahu, yang tahu juga tidak tahu siapa," jawab Heru.
"Yang pasti kata teman-teman itu korban memperlihatkan dan posting, postingnya juga terlihat jelas sama banyak orang gitu," tambahnya.
Karni kembali menegaskan jika Haringga sendiri yang memperlihatkan kartu melainkan bukan diperiksa dari pihak Viking.
"Dia memperlihatkan kartu atau dia diperiksa?" tanya Karni lagi.
"Enggak-enggak di-sweeping, kemarin dia memperlihatkan kartu untuk diposting di depan stadion, ada dipostingan dia juga ada, kartu Jak-nya dilihatin dan difoto, dan dia memperlihatkan di tempat ramai gitu, jadi banyak orang yang lihat," bantah Heru.
Ketua Umum The Jakmania, Ferry Indra Syarief mengatakan, saat ini damai bagi kedua belah pihak sangat sulit walaupun memungkinkan.
Hal ini diungkapkan Ferry saat menjadi narasumber pada acara Indonesia Lawyers Club, Tv One, Selasa (25/9/2018).
Ferry mengatakan sebelum mendamaikan kedua belah pihak yang diketahui tidak harmonis ini, perlu ada upaya-upaya dahulu.
"Kita jangan dibicara damai dulu, kalau kita bicara damai kita dapat protes ribuan anggota yang lainnya.
Terutama yang diperbatasan paling panas.
Jadi kita jangan bicara damai, upaya pertama kampanye kebencian dulu deh, hilangkan ujaran kebencian, rasis lagu, kaos, spanduk yang mengandung kebencian," ujar Ferry.
Ia juga bercerita awal mula permusuhan antara kedua suporter itu bermula.
"Kebencian itu cuma generasi saya, karena waktu itu saya bersama hampir seribu orang tidak diterima di stadion, dan tidak ada simpatik, lama-lama semua generasi the jak ikut-ikutan, akhirnya kebencian itu mengular makin lama makin besar," tambahnya.
Ferry juga mengatakan saat ini ia telah berupaya mengakampanyekan ujaran anti kebencian untuk par asuporter The Jakmania.
"Dua tahun ini saya kampanye anti lagu rasis, hate speech, kita kerjasama kan itu yang dikatakan pihak kepolisian untuk menghentikan hate speech.
Sehingga kita selalu berusaha aman nyaman walaupun banyak mendapat protes.
Tapi tolong kalau memang mau hilangkan ini tidak mungkin, mungkin bisa asal semua mau kerja," tambahnya.
"Sekali lagi untuk mohon maaf untuk Viking saya mohon maaf," ujar Ferry.
Pada penutup sesi bicara dirinya, ia mengatakan jika kerusuhan antar suporter ini bisa diakhiri dengan kampanye yang lebih gencar.
"Kalo kita bilang ini terakhir bosen, kita akhiri lebih gencar lagi dengan kampanye," tutupnya yang disambut tepuk tangan penonton.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang juga hadir sebagai narasumber di acara Indonesia Lawyers Club, TvOne mengatakan saat ini edukasi suporter masih kurang, dan seharusnya suporter bisa menjadi bagian penting dari klub sepakbola.
Bahkan, ia memiliki gagasan agar suporter juga memiliki saham di klub sepakbola agar jika terjadi kerusuhan kedua pihak yang terkait langsung mendapatkan dampaknya.
"Menurut saya bagaimana cara suporter itu bisa menjadi bahan integral dari klub.
Saya sampai punya gagasan, sebisa mungkin saham klub juga dimiliki suporter sehingga saling terkait.
Jika suporternya rusuh klubnya juga kena. Sehingga satu sama lain saling menjaga dan bertanggungjawab," ujar Imam Nahrawi.
Namun, ia juga mengatakan gagasannya ini bisa jadi pertimbangan antar klub dan suporter.
Penyataan dari Imam Nahrawi ini pun juga turut didukung pembawa acara, Karni Ilyas.
"Saya setuju, karena kekayaan klub tidak hanya dari pemain tapi ya dari supoerter itu, jadi dia harus bagi itu, 10 persen kek untuk suporter sehingga klub pun merasa suporter ini milik dia," ujar Karni Ilyas.
Selain itu, Imam juga menambahkan jika yel-yel yang biasa dinyanyikan suporter di stadion juga tidak mengandung ujaran kebencian.
Karena hal itu bisa berimbas bagi anak-anak, walaupun tidak datang langsung ke stadion.
Menpora ini juga mengatakan akan lebih baik jika media partner juga mendukung pelarangan tersebut dengan tidak memberikan hak siar pada klub yang sedang bertanding.
"Media partner juga bisa bertindak tegas, karena imbasnya nanti ke anak-anak, saya sering mendengar dan itu berulang-ulang dinyanyikan hanya diganti saja dengan klub yang didukungnya, jadi menurut kita ini evaluasi bersama-sama lah," tambahnya.
Sementara itu, diberitakan dari Bolasport.com, atas kejadian meninggalnya Haringga, PSSI memutuskan menghentikan Liga 1 senior sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, seusai mengelar rapat dengan Exco PSSI di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
"Kami memutuskan menghentikan Liga 1 senior dalam pertandingan putaran kedua di 18 klub sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Edy.
Edy menjelaskan keputusan ini adalah bentuk keprihatinan PSSI atas tewasnya anggota The Jak Mania, Haringga Sirla.
"Ini adakah salah satu bentuk keprihatinan kami dan rasa belasungkawa kami terhadap almarhum," tutur Edy.
Dalam masa penghentian Liga, Edy menyatakan PSSI akan berkoordinasi dengan berbagai pihak yakni PT LIB, klub, dan fans.
"Kami juga akan melaporkan hal ini kepada AFC dan FIFA," ujarnya. (*)
---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video