Deretan Fakta Terungkap di Insiden Wali Kota Prabumulih Adu Jotos dengan Pejabat Saat Apel Pagi

Deretan Fakta Terungkap di Insiden Wali Kota Prabumulih Adu Jotos dengan Pejabat Saat Apel Pagi

Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya meninjau pengerjaan pipanisasi di jalan lintas tengah Prabumulih, Senin (13/6/2016).(KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Deretan Fakta Terungkap di Insiden Wali Kota Prabumulih Adu Jotos dengan Pejabat Saat Apel Pagi

Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya berkelahi dengan pejabat Asisten III, Abdullah Abadi.

Perkelahian tersebut menjadi viral di media sosial pada hari Kamis (4/10/2018).

Dalam video yang bereda, perkelahian antara dua pejabat Pemerintah Kota Prabumulih tersebut terjadi di tengah lapangan.

Saat itu sedang berlangsung upacara apel pagi yang diikuti ratusan pegawai Pemkot Prabumulih di Palembang.

Berikut fakta yang terungkap dari aksi adu jotos dua pejabat tersebut.

1. Adu jotos terjadi saat Wali Kota berikan arahan

Upacara apel di depan kantor halaman Wali Kota Prabumulih yang dipimpin Ridho Yahya sempat nyaris terjadi adu jotos dengan Asisten III Abdullah Abadi.
Upacara apel di depan kantor halaman Wali Kota Prabumulih yang dipimpin Ridho Yahya sempat nyaris terjadi adu jotos dengan Asisten III Abdullah Abadi. (ISTIMEWA)

Diduga tersinggung dengan ucapan Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya, Asisten III Pemkot Prabumulih, Abdullah Abadi, nekat mengajak duel sang wali kota di tengah lapangan upacara.

Abdullah yang saat itu menjadi komandan upacara apel pagi nekat maju menghampiri Wali Kota Ridho Yahya sedang memberikan pidato pengarahan kepada jajarannya.

Ridho yang melihat asistennya maju menghampiri dirinya, segera menyambut tantangan Abdullah.

Adu mulut pun berlanjut dengan adu jotos.

2. Perkelahian Wali Kota dan Asisten III menjadi viral

Layaknya pembubaran tawuran pelajar, anggota Satuan Pamong Praja Pemkot Prabumulih segera melerai atasan mereka yang berkelahi.

Abullah Abadi pun segera dibawa keluar lapangan oleh petugas.

Aksi perkelahian tersebut akhirnya menjadi viral di media sosial.

Pelaksana Tugas Kabag Humas Pemkot Prabumulih, Benny Rizal mengatakan, perkelahian dipicu pidato pengarahan yang menjelekkan salah satu pejabat pemkot.

“Pak Wali sedang memberikan arahan, mungkin ada yang tersinggung. Iya itu salah satu pejabat,” kata Benny.

3. Alasan Abdullah berkelahi dengan Wali Kota-nya

Usai berkelahi, Abdullah Abadi enggan berkomentar kepada media. Namun ia hanya bisa pasrah akan nasib jabatannya.

"Saya no comment saja mas ke depannya, namanya orang emosi," kata Abdullah.

Disinggung soal jalur hukum, Abdullah mengaku tak akan mengambil tindakan meskipun dirinya dicaci ketika sedang mengikuti apel di halaman kantor Wali Kota Prabumulih di Palembang.

“Tidak ada mas,” singkatnya.

Cerita Wali Kota Prabumulih yang Berkelahi dengan Pejabat Saat Apel Pagi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Wali Kota Prabumulih yang Berkelahi dengan Pejabat Saat Apel Pagi", https://regional.kompas.com/read/2018/10/05/07280371/cerita-wali-kota-prabumulih-yang-berkelahi-dengan-pejabat-saat-apel-pagi.

Adu Jotos Bupati dan Wakil Bupati

Aksi adu jotos pejabat tinggi juga pernah terjadi di Tolitoli.

Sebuah video pertengkaran antara Bupati Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan dan Wakilnya, Abdul Rahman H Buding, viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat wakil bupati yang mengenakan kemeja biru langit  marah-marah dan naik ke atas panggung saat bupati sedang melantik pejabat fungsional dan struktural di gedung wanita Tolitoli.

Kompas.com yang mencoba menghubungi Bupati Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan via telepon enggan berkomentar.

“Maaf saya lagi ada rapat di KPU. Coba hubungi (bagian) humas saja,” katanya singkat, dan sambungan telepon pun terputus.

Sementara itu, Kompas TV melaporkan, pertengkaran itu terjadi karena Wakil Bupati Abdul Rahman H Buding tidak diundang dalam pelantikan itu. 
Abdul Rahman meminta pelantikan dibatalkan.

Dalam kejadian itu, wakil bupati tampak menendang kursi yang diduduki bupati di atas panggung.

Sementara itu, Ketua DPRD Tolitoli Andi Syarif mengatakan, saat insiden itu terjadi, ia sedang tidak berada di lokasi kejadian. 

Namun, ia mengaku melihat insiden itu dari media sosial. 

Ia menyayangkan peristiwa itu terjadi, apalagi  video itu sudah beredar luas.

“Saya menduga ini ada komunikasi yang tersumbat antara bupati dan wakil bupati". 

"Komunikasi yang tersumbat itu harusnya dibicarakan lebih awal". 

"Jadi kami berharap bupati dan wakil bupati itu bisa kompak dengan berkomunikasi dengan intens,” kata Andi, Rabu (31/1/2018).

Saat ditanya soal kekompakan keduanya, Andi mengaku tak mempunyai kapasitas untuk menilai itu. 

Tapi, ia melihat saat keduanya tampil di muka publik, semuanya berjalan normal. Tidak terlihat ada gejolak.

Bupati Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan melaporkan wakilnya Abdul Rahman H Buding ke Mapolres Tolitoli. 

Laporan tersebut dibenarkan Kapolres Tolitoli AKBP Muhammad Iqbal Al Qudusi.

Iqbal menjelaskan, melaporkan kasus ke polisi merupakan hak semua orang. 

Namun, walau sudah melaporkan ke polisi, pihaknya masih berupaya memediasi keduanya. 

Hingga kini, mediasi tersebut masih terus dilakukan. 

“Kalau saya lihat kasus ini terjadi miskomunikasi antara keduanya sehingga mengundang kesalahpahaman". 

"Saya yakin mereka berdua pasti akan menyadari dan bisa bekerjasama kembali," ujar Iqbal.

"Yang pasti, tadi Pak Bupati sudah di BAP dan hasilnya akan kita gelar apakah unsur-unsurnya memenuhi atau tidak,” tambahnya.

Wakil Bupati Abdul Rahman H Buding mengaku sudah mengetahui laporan tersebut. 

Ia dilaporkan ke polisi dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. 

Atas pelaporan itu, dirinya siap diperiksa. 

Rahman mengaku memiliki alasan atas tindakannya saat pelantikan pejabat fungsional dan struktural. 

Menurutnya, tak ada masalah dengan pelantikan terhadap pegawai fungsional. 

Permasalahannya justru pada pelantikan empat orang pejabat struktural. 

Baca: Memalukan! Bupati dan Wakil Nyaris Baku Hantam Disaksikan Warga

“Terus terang saya kecewa dengan perubahan pelantikan terhadap empat pejabat strutural itu". 

"Yang bikin kecewa nama-nama pejabat struktural berubah esok harinya saat pelantikan digelar,” pungkasnya.

(Kompas.com/Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati)

 
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved