Hoaks Isu Penculikan Anak di Bandar Lampung dan 3 Kota Lain, Faktanya Ternyata . . .
Isu penculikan anak marak beredar di masyarakat dalam beberapa hari terakhir.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Isu penculikan anak marak beredar di masyarakat dalam beberapa hari terakhir.
Isu tersebut tersebar di media sosial.
Pihak kepolisian memastikan kabar penculikan anak dalam satu pekan terakhir adalah hoaks.
Setidaknya, isu penculikan anak beredar di empat kota dalam sepekan ini.
Berikut, rangkuman isu penculikan anak yang ternyata hoaks di empat kota.
Bekasi
Polisi memastikan hoaks kabar seorang perempuan pura-pura gila lalu menculik anak di Jalan Al-Fallah 1, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (22/10/2018) malam.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @bekasi.terkini pada Selasa (23/10/2018) malam, tampak seorang perempuan yang dituduh pelaku penculikan anak.
Baca: Berawal dari Kehadiran 3 Wanita Geger Penculikan Anak di Bandar Lampung, Terungkap Fakta Sebenarnya
Dalam video itu, anak dimasukkan ke dalam mobil dan si "penculik" kemudian disoraki warga.
Kapolsek Bekasi Kota, Kompol Parjana mengatakan, tidak ada penculikan anak yang terjadi di Kranji pada Senin malam.
Ia membenarkan ada perempuan yang diamankan warga.
Tetapi, perempuan itu tidak melakukan penculikan anak.
Perempuan itu bukan berpura-pura gila, melainkan mengalami gangguan kejiwaan.
"Tidak ada penculikan cuma orang yang bikin heboh saja, itu hoaks. Itu orang sakit bukan penculik, surat keterangan rumah sakit ada dan sudah dikembalikan ke keluarganya," kata Parjana.
Jakarta
Selain di Bekasi, isu penculikan anak juga terjadi di dua daerah di Jakarta, yaitu Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Di Jakarta Selatan, isu penculikan anak beredar di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan.
Masih melalui media sosial, sebuah video memperlihatkan seorang perempuan dikerumuni warga.
Baca: Korban Penculikan dan Pembunuhan Satu Keluarga Ditemukan di Sungai, Kaki dan Tangan Terikat
Warga menyebut perempuan tersebut melakukan percobaan penculikan terhadap anak-anak.
Perempuan itu memberikan minuman dan mainan kepada anak-anak yang ditemuinya.
Warga menangkap perempuan itu.
Namun, perempuan itu berontak dan meracau seperti orang dengan gangguan jiwa.
Kapolsek Pesanggrahan Kompol Maulana mengatakan, perempuan tersebut bukan merupakan penculik anak.
Dari hasil pemeriksaan yang dibantu petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan beserta psikater, perempuan itu disebut sedang menderita gangguan jiwa.
Sementara di Jakarta Timur, sebuah video beredar di media sosial mengenai dugaan penculikan anak di kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Video yang diunggah akun @Jakarta_terkini tersebut merupakan rekaman CCTV yang diketahui terjadi pada Selasa (23/10/2018).
Ketua RT 013 RW 003 Kelurahan Cipinang Muara Danu Setio Nugroho mengatakan, kejadian tersebut terjadi tepat di depan rumahnya pada pukul 17.45 WIB.
Saat itu, dirinya yang sedang berada di dalam rumah, mendengar bunyi motor terjatuh diiringi teriakan seorang anak perempuan, yang meneriaki penculik.
Baca: Polisi Pastikan Pelaku Penculikan Anak di Kampung Kayu Palis Alami Gangguan Jiwa
Sontak, dirinya segera berlari menghampiri sumber suara yang ternyata telah dikerumuni sejumlah warga.
"Jadi dari jauh, dekat rumah itu, si anak perempuan itu dia dibonceng sama (diduga) penculik. Mungkin karena diancam disuruh naik motor, HP-nya diambil, disuruh diam. Tapi, nyatanya anak ini histeris," ujar Danu.
Kanit Reskrim Polsek Jatinegara, AKP Irwandi membantah adanya peristiwa penculikan anak yang terjadi di Cipinang Muara.
Irwandi menyebut, aksi tersebut bukan penculikan, melainkan penipuan.
Namun, karena korban masih di bawah umur, sehingga memunculkan persepsi masyarakat bahwa pelaku hendak menculik korban.
Pelaku yang diketahui berinsial W, lanjut dia, berpura-pura meminjam HP korban lalu membawa kabur.
"Bukan penculikan, dalam hal ini korban anak di bawah umur, sehingga timbul dispersepsi masyarakat bawah pelaku ingin menculik korban," kata Irwandi, Kamis (25/10/2018).
Baca: Live Streaming Trans 7 MotoGP Australia 2018 Siang Ini Race Mulai Jam 12.00 WIB
Depok
Isu penculikan anak tersebar di Depok, Jawa Barat.
Di wilayah itu, tersebar dugaan foto anak korban penculikan dan pembunuhan di Cibinong.
Pesan yang beredar itu berbunyi, "Foto dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) Depok terlihat korban penculikan dan pembunuhan target anak-anak umur 3-5 tahun. Korban diambil organ tubuhnya. Pelaku sudah tertangkap 2 hari lalu warga Cibinong laki-laki dan perempuan. Korban lainnya 3 anak diambil organ jantung dan mata. Kita tetap waspada jaga anak cucu di rumah dan sekolahan. Info ini bukan hoax, langsung dari petugas Babinsa saat patroli di komplek rumah tadi malam."
Polisi memastikan bahwa isu tersebut hoaks atau bohong.
Polisi telah mengecek ke Komando Distrik Militer (Kodim) dan tidak tidak ada info soal penculikan tersebut.
"Isu yang beredar soal Babinsa menginfokan adanya penculikan anak itu hoaks, kita sudah cek ke Kodim 0508 Depok dan mereka mengonfirmasi tidak ada laporan itu," ucap Plh Kasubbag Humas Polresta Depok Firdaus.
Baca: Live Streaming RCTI Timnas U-19 Indonesia vs Timnas Jepang Malam Ini Mulai Jam 19.30 WIB
Bandar Lampung
Warga Bandar Lampung heboh dengan isu penculikan anak di salah satu sekolah di Rajabasa, Kota Bandar Lampung.
Sejak pagi, isu penculikan anak-anak merebak, dan menyebar melalui media sosial dan aplikasi pesan semisal grup WhatsApp (WA), di kalangan ibu-ibu.
Gambar maupun video singkat yang beredar menyebutkan, peristiwa terjadi di salah satu sekolah di Rajabasa, dan ada tiga perempuan yang sudah diamankan.
Namun faktanya, isu penculikan anak tersebut ternyata hoaks.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Brigadir Jenderal Pol Angesta Romano Yoyol, meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu penculikan anak.
Baca: Bukan Penculikan Anak, Pemuda Tinggalkan Uang Rp 50 Ribu dan Ajak Gadis MTs untuk Kawin Lari
"Jangan terpancing karena memang ada provokator hoaks, yang menyatakan ada penculikan anak," ungkap Wakapolda, Jumat (26/10/2018).
Wakapolda menegaskan, isu penculikan anak yang ramai diperbincangkan masyarakat sebenarnya tidak ada.
"Isunya ada, tapi bukan (penculikan anak)," bebernya. (kompas.com/tribunlampung.co.id)