Insiden Surabaya Membara Memakan Banyak Korban, Ternyata Belum Kantongi Izin Pemkot
Insiden Surabaya Membara Memakan Banyak Korban, Ternyata Belum Kantongi Izin Pemkot
Insiden Surabaya Membara Memakan Banyak Korban, Ternyata Belum Kantongi Izin Pemkot
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABAYA - Acara memperingati peristiwa pertempuran pahlawan 'Surabaya Membara' rupanya tidak mengantongi izin.
Drama kolosal yang digelar oleh komunitas seniman di Surabaya ini, dikatakan panitia penyelenggara, pihaknya hanya meminta bantuan teknis.
Bantuan tersebut ditujukan kepada Pemkot Surabaya untuk pemadam kebakaran.
Baca: Tragedi Surabaya Membara, Suara Getir Sahluki Ceritakan Detik-detik Anaknya Terseret Kereta Api
Sementara kepada Pemprov Jatim, panitia meminta bantuan untuk adanya ambulans dari RSUD Dr Soetomo dan lahan pagelaran di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Surabaya.
"Support itu asumsi orang patrial, uang dana cair. Kalau Pemkot kami tidak berkoordinasi dengan hal berurusan ijin kami hanya meminta bantuan teknis sama dengan pemprov." kata Taufiq Monyong di Polrestabes Surabaya, Sabtu (10/11/2018).
Selama ini pihaknya mengatakan, dana dihasilkan dari swadaya komunitas dari antusias dan partisipasi anak muda terhadap peristiwa pahlawan.
Ditanya terkait penutupan jalan dan pengaturan arus lalu lintas, Taufiq mengatakan, pihaknya tidak memahami jumlah personil kepolisian.
Namun dirinya mengatakan, sudah memberikan surat kepada Polrestabes Surabaya.
Hanya saja, sebelum acara, pihaknya meminta bantuan kepada Korem 084 Bhaskara Jaya.
"Kita tidak menjadi catatan teknis birokrasi seperti itu, kita juga tidak ada banner acara," kata dia.
Bantuan tersebut meliputi pengamanan dari provost maupun 150 personil tentara bersenjata untuk pemain drama.
"Kami yang paling banyak pengamanan include tentara dari Korem 084 Bhaskara Jaya mengarahkan provosnya mengantisipasi penonton.
Iya (banyak) pihak korem saya lihat dari pengamanan lebih 30 dan pemain 150 tentara bersenjata lengkap senjata kuno tanpa peluru," jelas dia.
3 Orang Meninggal Diseruduk Kereta Saat Nonton Drama Kolosal 'Surabaya Membara'
Tiga orang meninggal dan delapan orang lainnya terluka saat menonton drama 'Surabaya Membara' di viaduk Jalan Tugu Pahlawan, Jumat (9/11/2018) malam.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menjelaskan kejadian itu bermula saat para penonton memadati viaduk untuk menonton Surabaya Membara.
Tiba-tiba kereta api (KA) penumpang dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Pasar Turi melintas di lokasi pada pukul 19.45 WIB.
“Ada sejumlah orang di dekat perlintasan itu,” ujar Rudi kepada SURYAMALANG.COM.
Rudi mengatakan saat Kereta api lewat, kondisi viaduk sempit.
Karena diduga warga panik, sehingga terjadi kecelakaan itu.
Ada pengunjung yang mengalami luka lecet akibat terkena badan kereta api.
“Acara tetap dilanjutkan karena sudah mau selesai,” ujarnya.
Jarak antara lokasi acara dengan titik kecelakaan sekitar 500 meter.
“Kami sudah melakukan olah TKP. Saat ini Tim INAFIS masih melakulan proses identifikasi terhadap korban meninggal,” jelasnya.
Menurutnya, berdasar keterangan saksi, warga melihat acara itu dari atas di viaduk karena viewnya lebih bagus daripada melihat dari bawah.
Namun, hal itu tidak bisa dibenarkan karena viaduk merupakan perlintasan KA yang sangat membahayakan.
“Apalagi kondisi viaduk sempit. Jadi kalau ada KA melintas, sangat berbahaya,” imbuhnya.
Polisi berhasil mengidentifikasi 3 korban meninggal dunia akibat tertabrak kereta api di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.
Menurut keterangan polisi, satu orang meninggal karena terlindas kereta api. Sementara dua korban tewas lainnya disebabkan karena terjatuh dari atas viaduk.
Korban karena terlindas kereta api atas nama Helmi Suryawijaya (13) warga Karang Tembok Gang 5, Surabaya.
Sementara korban terjatuh adalah Erikawati (9) warga Jalan Kalimas Baru No. 61, Surabaya, dan Bagus Ananda (17) warga Jalan Ikan Gurami 6/27, Surabaya.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan jenazah atas nama Helmi dan Erikawati dievakuasi di RSU dr Soetomo, sementara Bagus Ananda dievakuasi di RSUD Soewandhie.
Selain menewaskan 3 orang, peristiwa itu. juga mengakibatkan 20 warga lainnya mengalami luka berat dan luka ringan.
"Yang di rumah sakit sudah ada beberapa yang pulang ke rumah masing-masing" jelasnya.
Lima korban luka yang dirawat di RSU dr Soetomo, yaitu Masanah (40), Radian Permadi (16), Bayu Prasetyo (21), A Nur Aziz (19), dan M Maulana Saifudin.
Sebanyak 12 korban luka dirawat di RSUD Soewandhie Surabaya, yakni Rojak Ali Pratama (17), Achmad Qomarudin (17), Achmad Umar Jafar (13), Moch Nur Saifullah (13), Andi Rahman Saputro (15), Rafli (12), Rahmat Agung, Yusnu Sofa, Suci Anggraeni, Nabila (15), Iqbal, dan Risma.
Adapun 3 korban yang dirawat di RS PHC Tanjung Perak Surabaya, yakni Kim Aldi Sahputra (19), Miftahul Qaromah dan Liana (37).
Sebelumnya, Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko mengatakan panitia tidak melakukan koordinasi dengan PT KAI terkait kegiatan itu.
“Juga tidak ada imbauan atau larangan agar warga tidak menonton di jembatan viaduk PT KAI.”
“Jalur kereta api (KA) tersebut masih aktif, dan setiap hari dilewati kereta api penumpang maupun KA barang,” jelas Gatut kepada SURYAMALANG.COM.
Gatut menegaskan sangat berbahaya bermain di jalur kereta api, apalagi di jembatan atau viaduk.
Sebab, KA tidak dapat mengerem mendadak.
Gatut mengungkapkan saat itu KA sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lolomotif), dan sudah berupaya mengurangi kecepatan sampai 15 KM/jam.
Sedangkan kecepatan normal KA di jalur itu sampai 30 KM/jam.
Menurutnya, Pasal 181 ayat (1) UU 23 2007 menyebutkan bahwa setiap orang dilarang :
a. Berada di ruang manfaat jalur kereta api;
b. Menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau
c. Menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api.
Kapolresta Sempat Hadir Menonton
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mendatangi lokasi tewasnya dua penonton drama kolosal Surabaya Membara di Jl Pahlawan, Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.
Saat meninjau lokasi, Kapolrestabes masih mengenakan kemeja batik. Sebelumnya dia memang hadir di ajang tersebut sebagai tamu undangan.
Informasi terkini, ada 11 orang yang menjadi korban dalam insiden maut di sela-sela pertunjukan drama kolosal Surabaya membara tersebut.
Dari 11 korban, tiga di antaranya meninggal dunia.
Dari tiga orang yang tewas tersebut, seorang dibawa ke RS Soewandhi. Sedangkan dua lainnya di kamar mayat RSUD Dr Soetomo.
Selain itu, korban-korban lainnya juga ada yang dirawat di RS PHC, Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mendatangi kamar jenazah RSUD Soetomo untuk memastikan proses identifikasi dilaksanakan sesuai prosedur SOP.
"Untuk sementara 11 korban, tiga meninggal, delapan orang dirawat di rumah sakit dan sebagian telah diperbolehkan keluar," ungkapnya.
Rudi memastikan ini merupakan musibah yang di luar dari pelaksanaan event tahunan (Surabaya Membara).
Pasalnya, korban menonton acara itu di tempat yang tidak sesuai peruntukkannya. Apalagi, di viaduk merupakan tempat berbahaya yang dilewati Kereta Api.
"Sudah dilakulan olah TKP di lokasi kejadian dan memeriksa saksi pengunjung yang berada di viaduk," kata Rudi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Memakan Banyak Korban, Acara Surabaya Membara Disebut Belum Kantongi Izin Pemkot