Mahasiswa di Lampung Raup Untung Rp 15 Juta dari Bisnis Startup
Mahasiswa di Lampung Raup Rp 15 Juta dari Bisnis Startup, Karyanya Bisa Didownload di Play Sore
Pembinaan
Sementara itu, Kepala Divisi Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis CCED Unila, Albet Maydiantoro, mengatakan, tahun ini ada 673 mahasiswa yang mengikuti program pendampingan wirausaha.
Sebagian besar menggeluti bidang industri makanan dan minuman.
"Peluang menjadi wirausahawan andal itu terbuka lebar. Harapannya, nanti setelah lulus tidak lagi mencari kerja, melainkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat," kata Albet.
Ia menuturkan, Unila terus melakukan pendampingan bagi mahasiswa yang ingin menjadi startup muda.
Bahkan, sejak mahasiswa masuk kampus, CCED mulai menggiring para generasi muda tersebut terjun ke bisnis. "Itulah yang kita lakukan untuk mencetak enterprenur," katanya.
Kepala Biro Incubitek Karir Centre dan Rumah Tangga IBI Darmajaya, Niken Paramitasari, mengatakan, lembaga yang berdiri sejak tahun 2009 ini memang dipersiapkan mencetak mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneur, baik bidang teknologi maupun lainnya.
Menurut Niken , cukup banyak startup-startup binaan Incubitek yang sudah berhasil bahkan memiliki usaha dengan omzet puluhan juta. Antara lain, Coklat Lampung dan Mie Pangsit Pangpang.
Menurut Niken, tak mudah memenangi kompetisi startup di Incubitek.
Mahasiswa harus memiliki ide dan mampu menciptakan inovasi yang dituangkan ke dalam proposal. Kemudian diajukan dan diseleksi secara ketat.
"Mereka yang ikut kompetisi ini juga harus ikut pelatihan-pelatihan, seminar, dan proses yang tidak instan. Jika nantinya lolos seleksi, maka startup tersebut akan diberi kucuran modal usaha," kata dia.
Di Incubitek terdapat dua kompetisi, yakni Food Startup dan Digital Startup.
Mahasiswa bisa ikut kompetisi tersebut secara pribadi maupun kelompok.
"Nantinya suntikan modalnya bervariasi, tergantung usaha dan jenisnya," ujarnya.
Sejak berdirinya Incubitek, Niken menyebutkan, mayoritas yang sudah berjalan merupakan startup food.