Momen Soeharto Menangis Pilu, Mantan Anggota Tim Dokter Kepresidenan Beri Kesaksian
Ada sebuah peristiwa yang membuat Presiden Kedua RI, Soeharto menangis pilu.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada sebuah peristiwa yang membuat Presiden Kedua RI, Soeharto menangis pilu.
Padahal, Soeharto dikenal sebagai The Smilling General atau jenderal yang selalu tersenyum.
Pada kenyataannya, ada momen di mana Soeharto menangis pilu.
Peristiwa itu terjadi saat istrinya, Siti Hartinah atau dikenal dengan panggilan Ibu Tien meninggal dunia.
Soeharto terlihat begitu terpukul atas kepergian Ibu Tien.

"Ketika itu 28 April 1996, saya mendapat kabar bahwa Ibu Tien meninggal dunia," kata Satyanegara dalam buku Pak Harto, The Untold Stories, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Satyanegara pergi ke rumah duka di Jalan Cendana sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu, jenazah Tien Soeharto telah dibaringkan di ruang tamu.
Satya menemui Soeharto untuk mengucapkan belasungkawa.
Ada kejadian yang tak terduga yang dilihat Satya.
Soeharto tampak meratapi nasib Tien Soeharto.
"Pak Harto memeluk saya, kemudian berkata sangat perlahan, 'Piye to, kok ora iso ditolong...? (Bagaimana, kok tidak bisa ditolong?)'," ujar Satya, menirukan ucapan Soeharto ketika itu.
Dokter itu tidak bisa berkata-kata saat mendengar ucapan Soeharto.
Ia hanya terdiam melihat The Smilling General menangis.
Soeharto beberapa kali mengusap tetesan air matanya dengan sapu tangan.
"Saya hanya tertegun, turut merasakan dalamnya kepiluan di hati Pak Harto," ucapnya.
Setelah kepergian istrinya, Soeharto sering menghabiskan waktu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Soeharto meminta anak-anaknya untuk mengantarnya ke TMII.
Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam sambil memegang tongkat jalannya.
Soeharto seolah sedang melepas rindu dan mengenang saat bersama sang istri.
"Walau bicaranya sudah tidak jelas tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII.
TMII memang dibangun atas gagasan Tien Soeharto.
Saat itu, Soeharto membela proyek TMII yang diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.
Semasa hidupnya, Tien Soeharto sering mengunjungi TMII bersama suaminya.
Kelahiran Tien Soeharto
Istri Presiden Kedua RI, Soeharto bernama Siti Hartinah, yang akrab dipanggil Ibu Tien.
Semasa hidupnya, Ibu Tien sering menemani suaminya ke berbagai acara negara.
Tien Soeharto memiliki penampilan yang khas.
Rambutnya ditata rapi mengenakan konde.
Dalam berbagai acara, Tien Soeharto juga terlihat mengenakan kacamata berukuran besar.
Ibu Tien merupakan nama panggilannya.
Ia lahir dengan nama Siti Hartinah.
Wanita kelahiran 23 Agustus 1923 di Surakarta itu memiliki enam anak.
Mereka adalah Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Tien Soeharto meninggal di usia 72 tahun pada 1996 akibat sakit jantung.
Anak pertama Tien Soeharto, Tutut Soeharto menceritakan secuil kisah hidup ibunya.
Ia menulis cerita proses kelahiran ibunya di situs pribadinya, tututsoeharto.id.
Pada Jumat (10/8/2018), Tutut mengunggah foto ibunya di Instagram.
Dalam foto tersebut, sepenggal kalimat yang berasal dari situsnya, ditulis.
Tutut Soeharto menceritakan proses kelahiran ibunya, yang dinilai cukup unik.
Hal tersebut ia ketahui dari eyang putrinya (nenek).
Umumnya, bayi berada dalam kandungan ibu selama sembilan bulan.
Namun, hal itu berbeda dengan Tien Soeharto.
Tien Soeharto berada dalam kandungan selama 12 bulan.
"Ibumu itu tinggal di perut eyang 12 bulan. Pas satu tahun, baru mau keluar dari perut eyang," ujar eyang putri.
Tien Soeharto yang masih belum mau keluar dari perut ibunya itu membuat geger.
Eyang putri mengatakan, kehamilannya yang melebihi sembilan bulan itu menjadi pembicaraan orang-orang.
Bahkan, nenek dari Tutut Soeharto itu mendapat saran, agar sang bayi bisa dilahirkan.
"Akhirnya ada yang menyarankan pada eyang, supaya eyang dibawa ke kandang kambing, karena kan kambing 12 bulan baru melahirkan."
Kandang kambing tersebut berupa rumah panggung tetapi lebih pendek.
Di bagian depannya, terdapat tangga.
"Eyang didawuhi (disuruh) eyang kakung duduk di situ. Setelah beberapa saat, eyang diajak pulang eyang kakung," katanya.
• Soeharto Ternyata Punya Buku Khusus, Isinya Diungkap Mantan Kapolri Sutanto
Entah apa sebabnya, satu hari kemudian, eyang putri melahirkan.
"Alhamdulillah, kersaning Gusti Allah (kerena kehendak Allah), besoknya ibumu lahir, sudah agak besar, tidak seperti bayi baru lahir. Minum susune akeh banget," cerita eyang putri kepada Tutut.
Tutut Soeharto merasa kisah hidup ibunya begitu unik.
Ia juga bangga atas perjuangan neneknya, yang sabar menanti kelahiran hingga 12 bulan.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Soeharto Sangat Terpukul Saat Tien Soeharto Meninggal Dunia, Menangis Pilu Meratapi Nasib Istrinya