Pastor dan Biksu Diundang Ikut Reuni 212 di Silang Monas
Panitia Reuni 212 akan mengajak para pemuka agama lain, seperti pastor, pendeta, dan biksu, untuk berkeliling ke posko-posko jika mereka hadir.
Pastor dan Biksu Diundang Hadiri Reuni 212 di Silang Monas
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Untuk kali pertama, ribuan orang yang pernah menggelar aksi terkait pidato Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menista agama pada 2 Desember 2016, akan berkumpul dalam acara Reuni 212 di Silang Monas, Jakarta, Minggu 2 Desember 2018.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), Yusuf Muhammad Martak mengatakan, tidak hanya datang dari umat muslim, umat agama lain juga diundang dan dipersilakan hadir dalam kegiatan reuni 212.
• Habib Rizieq Shihab Akan Pidato di Hadapan Massa Reuni Akbar 212 Lewat Video Conference dari Mekkah
• Jubir PA 212 Siap Terima Ahok Jadi Saudara dengan Syarat
"Kami menyambut apabila mereka ingin bergabung dalam aksi besok. Tangan kami terbuka lebar untuk saudara-saudara non-Muslim yang mau ikut," kata Yusuf dalam jumpa pers di Hotel Alia, Menteng, Jakarta, Sabtu (1/12).
Bahkan, direncanakan panitia akan mengajak para pemuka agama lain, seperti pastor, pendeta, dan biksu, untuk berkeliling ke posko-posko jika mereka menghadiri acara ini. Ia menjamin keamanan tokoh-tokoh agama tersebut.
Yusuf ingin tokoh lintas agama bisa menyapa peserta reuni alumni 212. "Ini komunikasi baru kemarin, tidak ada skenario. Ada satu pesan saudara kami berada di lokasi kurang tepat langsung duduk, misalnya mobil berhenti jalan dulu sekali- sekali menyapa posko dan peserta perkenalkan saya pendeta ini," ujarnya.
• Peringati Hari AIDS Sedunia 1 Desember, 4 Pesohor Dunia Ini Meninggal Karena Terinfeksi HIV/AIDS
• 9 Film Super Hero Ini Bakal Tayang Tahun Depan, Adakah Salah Satunya yang Paling Ditunggu?
"Silakan dilihat reaksi dari orang-orang di posko. Saya menjamin, tidak akan ada intimidasi dari mereka kepada para pemuka agama lain. Kalau ada, saya yang akan tanggung jawab. Yang ada, justru, mereka akan memberikan makanan, atau bersama mengajak berfoto. Begitu juga dengan para umat agama lain yang akan menyaksikan acara besok," lanjutnya.
Pendeta Jhon dari pengurus Gereja di Jakarta, menyambut baik rencana itu. Meski, dia mengaku sempat takut atas aksi 212 selama ini.
"Jujur, awalnya saya sempat ketakutan kalau melihat gerakan 212. Terlalu banyak isu di luar sana yang berkembang tanpa habis. Tapi, dengan begini, saya akan datang besok pagi untuk ikut acara reuni 212," ungkapnya.
• Pria Mengembalikan Motor yang Dicuri Setelah Wajahnya Terekam CCTV dan Menjadi Viral
Alasannya, bagi dia, sudah tidak perlu lagi umat Nasrani merasa terintimidasi dengan kegiatan yang akan diklaim akan terdapat ratusan ribu massa aksi di dalamnya.
"Saat saya mulai mengenal para ustaz dan pemuka agama yang ada di sini, saya merasa disambut dengan hangat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tukasnya.
Ia meminta umat Nasrani untuk ikut dan turut mendukung aksi yang sudah berjalan selama dua tahun tersebut.
"Saya yakin, banyak juga saudara Nasrani yang akan bergabung dalam jumlah yang signifikan. Kita akan tumpah ruah di Monas," ujarnya.
Minta Diawasi
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens meminta Badan Pengawas Pemilu untuk mengawasi dan mengevaluasi Reuni Akbar 212 yang akan digelar esok, karena menurutnya reuni tersebut merupakan gerakan oposisi politik.
Terlebih jika calon presiden Prabowo Subianto menghadiri reuni yang bakal digelar di Monas, Jakarta Pusat.
• Tinggalkan Karier Moncer di Australia, Chaterine Mulyana Pilih Kembangkan Ecayo Yamaha Music Lampung
"Kami meminta supaya Bawaslu harus turun untuk mengevaluasi gerakan ini besok apakah 212 ini bagian dari curi start kampanye atau tidak. Nah itu nanti dievaluasi apalagi nanti kalau Pak Prabowo hadir itu akan menjadi semakin politis gerakan 212 besok," ujar Boni di Kuningan.
"Sehingga sekali lagi ini gerakan oposisi dan akan menjadi kampanye poltik dan melanggar ketentuan soal waktu kampanye dari KPU itu apabila besok capres Prabowo Subianto hadir di sana," katanya.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menyebut Reuni Akbar 212 kemungkinan dijadikan ajang kampanye oleh pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dia meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turun tangan memantau kegiatan tersebut.(*)