Kakak Habib Bahar bin Smith Komentari Penetapan Adiknya Jadi Tersangka Kasus Dugaan Ujaran Kebencian

Pihak kepolisian telah menetapkan Habib Bahar bin Smith sebagai tersangka kasus dugaan ujaran kebencian

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Habib Bahar bin Smith tiba di gedung Bareskrim Polri Jakarta, Kamis (6/12/2018). Kakak Habib Bahar bin Smith Komentari Penetapan Adiknya Jadi Tersangka Kasus Dugaan Ujaran Kebencian. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pihak kepolisian telah menetapkan Habib Bahar bin Smith sebagai tersangka kasus dugaan ujaran kebencian, setelah diperiksa polisi selama hampir 11 jam, pada Kamis (6/12/2018).

Dikutip TribunWow.com dari Tribun Manado, kakak kandung Habib Bahar bin Smith, Habib Husein beranggapan, ada bau politik dalam kasus tersebut.

Namun, ia tidak mau berkomentar lebih jauh terkait kasus yang menimpa Habib Bahar bin Smith.

Habib Husein menuturkan, pihak keluarga akan menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya ke polisi.

 

"Kami serahkan ke aparat kepolisian untuk mengusut secara adil," tuturnya.

Mengenai gaya ceramah Habib Bahar yang dinilai agak keras, Habib Husein menuturkan, itu sudah menjadi gaya ceramah sang adik.

Kontroversi Bahar bin Smith Jadi Sorotan, Ustaz Abdul Somad: Kalau Tidak Senang ya Tangkap

"Setiap orang kan punya karakter," ujarnya.

Ia mengaku sering menasihati Habib Bahar agar bersikap lebih tenang.

Terakhir, ia melakukan hal tersebut kala Habib Bahar datang ke Manado beberapa waktu lalu.

"Itu memang gaya dia, tapi saya selalu nasihati dia," katanya.

Habib Husein mengaku bahwa selama kasus tersebut bergulir, ia masih belum menghubungi Habib Bahar.

Kabar tentang sang adik hanya ia ikuti dari televisi.

Sebelumnya, pada Jumat (30/11/2018) lalu, Habib Husein yang diwawancarai Tribun Manado, bercerita soal sosok sang adik.

Menurutnya, Habib Bahar bin Smith adalah pribadi yang baik serta toleran.

"Di Manado, Bahar punya banyak teman orang Kristen. Teman pendetanya juga banyak. Di belakang rumah kami, ada gereja. Bahar dulunya sering bermain sekitar situ," kata dia.

Ia mengungkapkan, Habib Bahar sering pulang ke Manado.

Ia menghabiskan waktu di rumah mereka di Karame serta di Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara, daerah asal ibu Bahar.

"Alih-alih melakukan tindakan provokatif, ia malah bersilaturahmi dengan warga sekitar, termasuk teman lama," katanya.

Menurut dia, Bahar punya karakter ceria, hangat, serta humoris.

Sehingga, ia bisa berteman dengan siapa saja.

"Dari orang terpandang sampai kaum miskin, semua ia berkawan," ucapnya.

Habib Husein lantas menceritakan tentang keluarga bin Smith di Manado.

Menurutnya, keluarga bin Smith sejak lama hidup berdampingan dengan masyarakat beda agama.

"Ibu saya berdarah Arab Tondano, sementara ibu Bahar berasal dari Minahasa Tenggara," tuturnya.

Habib Husein dulunya bersekolah di SMA Negeri 1 Manado.

Sedangkan, Habib Bahar bersekolah di Komo.

Habib Husein mengaku memiliki banyak teman dari berbagai golongan agama.

"Semasa sekolah, semua selalu kumpul di rumah saya. Salah satunya petinggi Polri marga Lasut, kami bahkan mau reunian," kata dia.

Husein bercerita, saat pengadangan Bahar 16 Oktober lalu, ia malah ditelepon oleh rekan-rekannya yang beragama Kristen.

"Mereka mengkhawatirkan keselamatan kami, " kata dia.

Perkembangan Kasus Habib Bahar bin Smith

Diberitakan TribunWow.com, pada 28 November 2018, video ceramah Habib Bahar viral di media sosial.

Di tengah proses Pilpres 2019 yang sedang panas, Bahar berkata bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang adalah kader PDIP, sebagai pengkhianat bangsa, negara, dan rakyat.

Atas pernyataannya itu, Habib Bahar pun dilaporkan ke pihak kepolisian.

Di Reuni Akbar 212, Minggu (2/12/2018), Habib Bahar yang mendapatkan kesempatan berbicara di atas panggung, tampak memberikan pembelaan terkait isi ceramahnya yang dilaporkan ke polisi.

“Saya sampaikan kenapa saya berkata seperti itu, karena kita lihat dalam peristiwa 4 November 2016, para ulama dan habib diberondong gas air mata, tapi presiden malah kabur,” ucapnya.

Menanggapi pelaporan terhadap dirinya, Habib Bahar bin Smith mengaku siap menghadapi proses hukum dan enggan meminta maaf.

“Kalian yang melaporkan saya, jika hal itu akhirnya dianggap kesalahan, maka saya tidak akan minta maaf, lebih baik saya busuk di dalam penjara. Kalau saya ditangkap, berjanjilah rekan-rekan untuk tidak memadamkan api perjuangan,” seru Habib Bahar kepada orang-orang di sekitarnya, yang diikuti ucapan takbir.

Selain itu, melalui telewicara di acara Apa Kabar Indonesia Malam, Senin (4/11/2018), Habib Bahar juga menjelaskan maksud dari isi ceramah itu.

"Harus dilihat rentetan urutan ceramah itu, maka saya bilang kalau memang berani, coba putar, live."

"Ceramah saya satu jam kenapa cuma diambil dua menit, putar live ceramah saya satu jam dari awal sampai akhir," tutur Habib Bahar.

Lebih lanjut, Habib Bahar tidak mau ambil pusing terhadap orang yang melaporkannya.

"Itu kan sudah saya bilang, itu yang mereka melaporkan saya ada di pihak rezim, ada di pihak kekuasaan."

 

"Biar masyarakat yang menilai, biar umat Islam yang menilai," ujar Habib Bahar.

Dalam kesempatan itu pula, Habib Bahar menyatakan akan datang ke Bareskim untuk memenuhi panggilannya.

Habib Bahar dan Ali Ngabalin Berdebat Sengit Saat Live di TV, Setelahnya Tertawa-tawa

Habib Bahar pun memenuhi panggilan kepolisian di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2018).

Habib Bahar datang ke lokasi sekitar pukul 11.20 WIB.

Habib Bahar bin Smith diperiksa selama sekitar 11 jam hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kata sang Kakak soal Habib Bahar yang Kini Ditetapkan sebagai Tersangka Ujaran Kebencian

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved