Istri Korban Penembakan Pekerja di Papua Histeris Sambil Peluk Peti

Istri Korban Penembakan Pekerja di Nduga, Papua Histeris Sambil Peluk Peti

Editor: taryono
(Istimewa/Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)
Jembatan Lokasi Penembakan Pekerja Trans Papua. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sebanyak 16 jenazah korban penembakan di Nduga, Papua, dipulangkan ke kampung halaman menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.

Air mata mewarnai proses serah terima jenazah.

Keluarga para korban histeris begitu melihat peti jenazah.

Bahkan, sempat tak sadarkan diri.

Mobil ambulans yang membawa jenazah Samuel Pakiding (39), korban penembakan di Nduga, tiba di rumah duka di Kelurahan Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (8/12) sekitar pukul 14.00.

Daftar  Kepala Daerah di Lampung yang Aktif di Medsos, Siapa Pengikutnya Paling Banyak

Peti jenazah disambut histeris pihak keluarga korban.

Istri korban, Agus Ludia Pasak, langsung memeluk peti mati suaminya sambil terus menangis hingga sempat tak sadarkan diri.

Samuel meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.

Paling besar duduk di bangku SMA, anak kedua SMP, dan anak ketiga kelas 6 SD. Sedangkan anak keempat masih berusia 3 tahun.

Ratusan pelayat terus berdatangan ke rumah duka. Karangan bunga ucapan duka cita terlihat berjejer di depan rumah duka, antara lain dari Kapolda Kaltim, Irjen Pol Priyo Widyanto, dan Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar.

Gibran Ungkap Alasan Bapaknya Tak Sematkan Nama Jokowi pada Anak-anaknya

Proses serah terima jenazah Samuel dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan Istaka Karya didampingi Polda Papua ke pihak keluarga yang diserahkan langsung kepada istri korban, yang didampingi Pendeta Ida Arlinda.

Samuel Pakidding menjadi satu dari 16 korban meninggal dunia akibat pembantaian KKB di Papua.

Samuel bersama Simon Tandi bekerja di PT Istaka Karya sejak 13 Oktober 2018, untuk membangun ruas jembatan jalan Trans Papua di Nduga.

Pendeta Ida Arlinda menuturkan, Samuel Pakidding bersal dari Tana Toraja yang kemudian tinggal bersama istri dan anaknya di Tenggarong.

Sehari-hari Samuel bekerja sebagai kuli bangunan dan beternak di rumahnya.

Hasil Liga Inggris, Chelsea Kalahkan Manchester City, Liverpool Puncaki Klasemen

Ketika ada tawaran dari rekannya untuk membangun jembatan di Papua, Samuel pun langsung menerimanya demi menafkahi istri dan keempat anaknya.

Semula istri korban merasa berat ditinggal suaminya kerja ke Papua. Namun, demi membiayai ketiga anaknya yang sudah sekolah akhirnya Ludia rela melepas keberangkatan Samuel ke Papua.

"Dari cerita istrinya kepada saya, Samuel sempat menelepon istrinya pada 14 November lalu. Waktu itu ia berada di Wamena, mau berangkat ke lokasi kerja. Samuel minta istrinya jangan tidur dulu dan SMS-an, karena ia tak bisa tidur. Kalau sudah berangkat ke lokasi kerja, baru istrinya boleh tidur," kata Ida, Sabtu.

Begitu kabar tentang penembakan pekerja oleh KKB mencuat ke publik, istri Samuel mulai waswas. Hingga akhirnya kabar yang tak diharapkan itu sampai di telinga Ludia pada Jumat (7/12) pukul 09.00.

Gosip Dekat dengan Luna Maya, Ternyata Ada Masa Lalu Faisal Nasimuddin yang Kelam. Tersandung KDRT

Ketika itu, pihak keluarga korban dikabari langsung oleh Simon Tandi, rekan kerja Samuel. Simon Tandi menyebut telah melihat langsung jenazah Samuel di Bandara Timika.

Adapun Simon Tandi lolos dari aksi pembantaian karena saat kejadian, Minggu (2/12), ia diajak bos perusahaannya ke gereja untuk acara pembukaan Natal.

"Para pekerja ini sempat diingatkan bahwa 25 November 2018 mereka semua harus pulang karena bakal ada perang. Lalu tanggal 1 Desember itu OPM akan menggelar upacara kemerdekaan. Para pekerja libur pada tanggal 1 dan 2 Desember. Mereka yang ada di kamp kemudian dijemput oleh pasukan KKB dan dibantai," ujar Ida.

Bupati Menangis

Viral Model Cantik Kenakan Pakaian Seksi Jualan Ikan di Pasar, Lihat Videonya

Terpisah, 7 peti jenazah korban penembakan KKB Nduga, Papua, tiba di halaman gedung Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu pagi.

Isak tangis warga menyambut kedatangan tujuh jenazah tersebut.

Termasuk air mata Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan.

Ketujuh jenazah tersebut adalah Agustinus, Alpianus, Carly Zatrino, Anugrah, Dino Kondo, Daniel Karera, dan Markus Allo.

Setelah menjalani prosesi ibadah penghiburan, jenazah diberangkatkan menuju rumah duka masing masing.

Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan menyayangkan kejadian ini.

Karena, para korban tengah bekerja membangun roda perekonomian dan budaya di Papua.

"Kami semua menangis karena kejadian ini semestinya tak terjadi, kami semua menyayangkan dan dalam hati kami sungguh-sungguh masih ingin bersama dengan mereka. Mereka akan menjadi contoh yang baik bagi generasi muda Toraja di tengah-tengah pembangunan jalan Trans Papua," ucap Kalatiku seraya menangis, Sabtu pagi.

Rayakan Natal Bersama

Sementara itu, keluarga korban Dino Kondo, satu dari 7 jenazah pekerja asal Toraja Utara, tak menyangka dengan kepergian korban secara tragis.

Padahal, Dino dikenal baik dan merupakan tulang punggung keluarganya.

Mertua korban, Paulus Talembang, mengatakan, korban bersama anak dan istri berencana akan merayakan Natal dan Tahun baru di Toraja. Namun, nasib berkata lain.

Harbolnas 12.12 Ada di Depan Mata, Bagi Traveler Jangan Ketinggalan Diskon Tiket hingga Kamar Hotel!

"Saya baru mengetahui kabarnya sejak 3 hari lalu setelah istrinya menelepon saya bahwa suaminya telah tiada. Padahal, 3 minggu yang lalu dia mengabarkan jika akan merayakan Natal dan Tahun Baru di Toraja," ujar dia.

Sejak bekerja di Papua, Dino memang sudah hampir 3 tahun tidak pulang ke Toraja Utara. Tetapi, Dino selalu memberi kabar kepada Paulus.

"Dia itu sosok pekerja yang tangguh dan penyayang pada keluarga, anaknya sudah 4 orang dan anak terakhirnya baru berumur 5 tahun," tutur dia.

Sampai Sabtu kemarin, polisi menyebut terdapat 20 orang yang tewas ditembak KKB.

Mereka adalah 19 pekerja dan satu anggota TNI.

Para pekerja dibunuh KKB saat membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga.

Akibat kejadian tersebut, proyek Trans Papua yang dikerjakan sejak akhir 2016 dan ditargetkan selesai 2019 itu dihentikan untuk sementara waktu.(tribunnews.com/kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved