Tribun Bandar Lampung
Ketua MTI Lampung: Konsep Rekayasa Lalulintas Underpass Unila Mirip Flyover MBK
Untuk underpass Unila ini sebenarnya memiliki konsep tidak jauh berbeda dengan flyover MBK
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Sholichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) wilayah Lampung, IB Ilham Malik menyatakan ketika pemerintah sudah merencanakan membangun underpass sebenarnya pemerintah sudah memiliki konsep rekayasa lalulintasnya.
"Jadi memang sudah ada beberapa alternatif yang mereka buat dan kemudian melahirkan bentuk underpass seperti yang sekarang ini," tuturnya saat diwawancara, Minggu (16/12/2018).
Bahkan sebelumnya ada beberapa alternatif pilihan mereka akan merancang underpass atau flyover. Ketika underpass tentu penanganannya rekayasa lalulintasnya berbeda dengan konsep rekayasa lalulintas flyover.
• 600 Atlet Ikuti Kejurda Taekwondo Danlanal Cup Ke-2
• BMKG Prakirakan Senin Ini Sebagian Kecil Wilayah Lampung Bakal Diguyur Hujan Ringan
"Jadi secara sederhana ketika membangun underpass sudah ada konsep rekayasa lalulintasnya. Untuk underpass Unila ini sebenarnya memiliki konsep tidak jauh berbeda dengan flyover MBK yaitu mengutamakan arus lalulintas di jalur utama yaitu Jl. ZA Pagar Alam," paparnya.
Apakah nanti akan dibuat dua lajur ataukah satu lajur, sambung Ilham, tentu itu sangat bergantung pada kondisi lalulintas yang akan muncul dan yang diprekdisikan akan muncul. Untuk detailnya kemungkinan teman-teman di perhubungan atau kepolisian yang akan melihatnya.
"Hanya saja ketika pemerintah merencanakan pembuatan underpass itu sendiri konsep penanganan lalulintas sendiri sudah ada. Memang konsepnya akan mengutamakan jalur utama di Jl. ZA. Pagar Alam baik dari arah Rajabasa ke Tanjungkarang ataupun sebaliknya," paparnya.
Nanti juga kendaraan yang akan masuk ke Unila ataupun keluar Unila dari daerah Tanjungkarang ataupun dari daerah Rajabasa mereka akan berputar menggunakan simpang yang di atas underpass-nya.
"Jadi yang di atas underpass itu nanti sudah ada lajur tersendiri untuk putaran/belokan kendaraan. Apakah konsepnya akan murni seperti itu tentu akan dilihat berdasarkan kondisi lalulintas yang nanti akan ditemukan di lapangan, meskipun hitung-hitungannya sendiri sudah ada," paparnya.
Tetapi yang namanya prediksi lalulintas ada yang tepat dan ada juga yang meleset. Sehingga kendaraan yang dari Tanjungkarang ataupun Rajabasa masih bisa masuk ke Unila begitu juga kendaraan yang dari Unila bisa keluar ke arah Rajabasa ataupun Tanjungkarang.
"Karena sudah ada titik beloknya yang ditempatkan di atas underpass. Oleh karena itu posisi atap underpass itu memang harus dipastikan betul-betul memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menampung kendaraan yang akan melintas di atasnya," jelasnya.
Sehingga jangan sampai nanti ada kendaraan dari arah Tanjungkarang menuju ke Unila kendaraannya merupakan kendaraan berat.
"Kalau memang kendaraan berat diperbolehkan melintas di situ maka harus dipastikan struktur dari underpass-nya memang betul-betul bisa menampung beban kendaraan berat yang akan melintas di atasnya," tukasnya. (eka)
