Membongkar Mafia Bola di Mata Najwa Trans7, Kapolri Kendalikan Langsung Satgas Berisi Para Jenderal

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku prihatin dengan munculnya isu match fixing atau pengaturan skor.

tribunwow.com
Ilustrasi - Kapolri Jenderal Tito Karnavian. 

"Karena saya mulai sibuk menjadi bupati, saya menunjuk putri saya sebagai manajer Persibara (Lasmi Indriyani), mulai dilantik, mulai Mbak Lasmi berhubungan dengan Ketua Asprov, namanya Pak Johar Ling Eng," ujar Budhi.

"Berhubungan, mulai kita dilatih, ditawari, pemain sepak bola ditawarin pelatih, berlaga, alhamdulillah menang."

Di situlah, Lasmi meminta uang ke bapaknya untuk membayar kemenangan timnya.

"Pak ini untuk kemenangan kita harus ngasih duit Rp 100 juta," ujar Budhi menirukan Lasmi.

"Berlaga lagi, menang lagi, suruh ngasih duit Rp 100 juta, berkali-kali terus seperti itu, sampai tingkat final, putri saya minta duit, minta duit Rp 500 juta, untuk apa minta duit Rp 500 juta, untuk jadi tuan rumah," cerita Budhi.

"Nanti kan tiketnya bisa buat ganti, okelah ditawar, katanya ada kemurahan, 'bapak di DP dulu Rp 50 juta', Ya sudah kasih aja ditransfer Rp 50 juta."

Setelah itu, Budhi menanyakan perihal uang Rp 175 juta yang dibayarkan sebelumnya, namun timnya tidak menang.

"Yang dulu minta lagi Rp 175 juta buat apa? karena dulu dijanjikan menang untuk porprov di Solo, kan kalah, iya katanya uangnya mau dikembalikan," cetus Budhi menceritakan percakapan dirinya dengan pelaku mafia bola.

Budhi kemudian membeberkan, dalam jangka enam bulan, ia telah mengeluarkan uang sebesar Rp 1,3 miliar.

"Kalau dicatat semua saya sudah keluar duit sudah Rp 1,3 miliar. Dalam jangka 6 bulan," pungkas Budhi.

Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, membeberkan masalah yang sempat menimpa Persibara Banjarnegara di acara Mata Najwa.
Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, membeberkan masalah yang sempat menimpa Persibara Banjarnegara di acara Mata Najwa. (Capture Youtube Najwa Shihab)

Kemudian, Lasmi menambahkan awal mula ia bertemu mafia bola tersebut.

"Pada awalnya, ayah saya minta saya belajar, waktu itu kondisinya Banjarnegara, Persibara pernah dicurangi wasit," ungkap Lasmi.

Ia kemudian mengeluhkan ke Ketua Asprov Jawa Tengah, Johar bahwa perangkat pertandingan mengaku memainkan peran dalam hasil skor.

"Itu perangkat pertandingannya malah ngaku di depan saya bahwa dia itu mengawal PSIP Pemalang," kata Lasmi menceritakan.

Saat itu, Johar menaikkan kasus ke rapat di komdis, wasit dan pemain mendapat sanksi di komdis.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved