Tsunami Pesisir Lampung

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Panik Dengar Info Tsunami, Kakek 80 Tahun Lari Sejauh 2 Km

Pasalnya, Mbah Sutina mengalami kelelahan akibat bencana tsunami yang terjadi daerah pesisir teluk Lampung, Sabtu, 22 Desember 2018 malam.

Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Romi Rinando
Mbah Sutina (berkopiah) diperiksa petugas medis di lokasi pengungsian, Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018. 

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Panik Dengar Info Tsunami, Kakek 80 Tahun Lari Sejauh 2 Km

Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tsunami Lampung menyebabkan warga Bandar Lampung mengungsi ke tempat-tempat aman.

Salah satunya adalah seorang kakek bernama Mbah Sutina (80).

Warga Gudang Lelang, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung ini ikut mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung.

Ia menjalani tes kesehatan di mobil kesehatan yang siaga di lokasi pengungsian.

Pasalnya, Mbah Sutina mengalami kelelahan akibat bencana tsunami yang terjadi daerah pesisir teluk Lampung, Sabtu, 22 Desember 2018 malam.

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 43 Korban Tewas Ditemukan di Pesisir Lampung Selatan

“Mbah ini kecapekan karena tadi malam pas kejadian air pasang ikut lari, ngungsi juga,” kata Wagiah, kerabat Mbah Sutina, saat ditemui di lokasi pengungsian, Minggu, 23 Desember 2018.

Menurut Wagiah, saat kejadian suaminya ikut bersama warga lainnya berjalan kaki dari rumah guna mencari tempat aman.

Mbah Sutina (berkopiah) ikut mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018.
Mbah Sutina (berkopiah) ikut mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018. (Tribun Lampung/Romi Rinando)

Mereka menempuh jarak sejauh 2 kilometer untuk mencapai Kantor Pemprov Lampung.

“Katanya tsunami, kita panik. Semua pada lari, termasuk Mbah Sutina. Kalau dari rumah sampai sini kan lumayan jauh. Ada sekitar 2 kilometer,” jelas Wagiah.

Tsunami membuat dua rumah di Gudang Lelang, Telukbetung, Bandar Lampung hancur.

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu, 23 Desember 2018, rumah yang hancur hanya di bagian dapur.

Meski demikian, dua rumah tersebut kosong dan ditinggal oleh penghuninya.

Rusja (52), warga sekitar yang masih bertahan di Gudang Lelang, mengaku gelombang air laut semalam sangat tinggi.

"Ya makanya rumah itu jebol. Punya Pak Ari dan Pak Rohman," ungkap Rusja.

Kata Rusja, gelombang yang menghantam bibir pantai Gudang Lelang sangat keras.

"Makanya kapal-kapal pada mepet semua, karena gelombang tinggi itu. Kan rumah yang jebol itu kehantam kapal motor," tuturnya.

Lanjut Rusja, sebagian warga saat ini mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

"Ya ada sebagian yang masih ngungsi dan ada yang sudah balik. Ya namanya gelombang tinggi, siapa yang gak takut," tandasnya.

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Seorang Remaja Hilang Saat Tsunami Hantam PPI Bom Kalianda

Kehilangan Anak

Takut air pasang tinggi, warga Bandar Lampung maraton untuk mencapai dataran yang lebih tinggi.

Yuli (40), warga Gudang Lelang, Telukbetung, nekat lari menyelamatkan diri saat mendengar suara gemuruh.

"Semalam jam setengah sepuluh, ada suara gemuruh saya langsung lari dari Gudang Lelang sampai Masjid Al-Furqon ini. Gak kerasa saking takutnya," ungkapnya, Minggu, 23 Desember 2018.

Yuli pun mengaku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.

Yang ada dalam pikirannya hanya lari ke tempat yang tinggi.

"Yang penting aman dulu. Barang-barang gak diurusi. Yang penting selamat badan dulu. Sampai ini saya belum kumpul sama anak saya. Satu hilang ke mana saya gak tahu," sebutnya.

Yuli pun semakin galau lantaran Pemerintah Kota Bandar Lampung meminta warga pulang ke rumah.

"Ini disuruh pada pulang. Padahal, tadi pagi cuaca masih serem. Takut saya, masih trauma suara gemuruh," tandasnya.

Hal senada diungkapkan Ayu (38).

Ia merasa serbasalah jika harus pulang ke rumahnya di Gudang Lelang.

"Saya bingung kalau balik. Takut karena ombaknya gak seperti biasanya," tukasnya.

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, puluhan petugas Satpol PP menggiring warga untuk kembali pulang ke rumahnya masing-masing.

Warga disediakan satu unit bus untuk mengantarkan ke rumah masing-masing.

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 14 Jenazah Korban Tsunami Ditemukan di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan

Warga Mengungsi

Pascatsunami yang menerjang Selat Sunda, Sabtu malam, sejumlah warga Bandar Lampung, khususnya yang tinggal di daerah Telukbetung dan sekitarnya, mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Salah satu tempat yang didatangi adalah Kompleks Kantor Gubernur Lampung yang tempatnya memang berada di dataran tinggi.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo pun langsung meninjau Balai Keratun, Kompleks Kantor Gubernur Lampung, pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam.

Ridho pun mengimbau kepada warga agar tidak panik dan tetap waspada.

Ridho juga mempersilakan warga mengungsi di Balai Keratun jika masih trauma untuk kembali ke rumah.

"Untuk sementara ini, silakan menempati Balai Keratun. Tetap tenang dan jangan terpengaruh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," imbau Ridho.

Plt Sekretaris Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis mengimbau warga tidak asal percaya dengan informasi seputar tsunami Lampung yang beredar.

“Kita imbau warga tenang dan jangan panik. Tetap percaya informasi dari BMKG, bukan dari informasi yang lain-lain,” kata Hamartoni saat meninjau pokso dapur umum di Kompleks Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018.

Ia meminta warga yang mengungsi di Kompleks Kantor Pemprov Lampung tetap tenang.

Warga juga diminta tidak mudah percaya dengan informasi yang bukan berasal dari lembaga resmi.

Hamartoni menjelaskan, saat ini pemprov masih fokus mengurusi warga yang mengungsi.

Untuk logistik, warga tak perlu khawatir karena ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Lampung.

Ratusan warga Telukbetung, Bandar Lampung mengungsi ke dataran tinggi, Minggu, 23 Desember 2018 pagi.

Pasalnya, warga takut terjadi tsunami susulan. 

Pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu, 23 Desember 2018, banyak warga mengungsi di gedung Balai Keratun Pemprov Lampung.

Selain itu, nampak juga warga yang mengungsi di Masjid Al-Furqon.

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - BMKG Sebelumnya Sudah Beri Peringatan Gelombang Tinggi

Imbauan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung mengimbau masyarakat untuk tidak panik dengan terjadinya tsunami di pesisir Lampung.

Plt Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Damil Amidayanti meminta warga masyarakat untuk tetap tenang.

"Kami informasikan kepada warga tetap waspada dan jangan panik serta jangan mendengar infomasi yang belum resmi," ungkapnya, Minggu, 23 Desember 2018.

Soal air pasang tinggi ini, Damil mengatakan bahwa sebelumnya BMKG sudah memberi peringatan dini akan adanya gelombang tinggi dan cuaca buruk.

"BMKG memberikan peringatan dini ada gelombang tinggi dan cuaca buruk dari tanggal 21 hingga 25 Desember ini," sebutnya.

Kejadian air pasang tinggi ini, kata Damil, kejadian yang wajar karena pasang maksimum.

"Dan ini maksimum karena adanya erupsi Gunung Anak Krakatau sehingga lebih dari normal," tandasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved