Jajan Pakai TCASH Banyak Promo Seru dan Simple

Layanan digital TCASH diminati sejumlah milenial Bandar Lampung. Mereka menggunakan layanan itu mengarah ke gaya hidup serba mobile dan simple.

Penulis: martin tobing | Editor: martin tobing
ISTIMEWA
Ilustrasi layanan TCASH Tap 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Martin Lumban Tobing
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Financial Technology (Fintech) booming di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir.

Keberadaan FinTech bertujuan untuk membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk-produk keuangan, mempermudah transaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan.

Meningkatkan literasi keuangan sejatinya sudah dicanangkan Bank Indonesia melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014.

GNNT bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran sekaligus meningkatkan penggunaan nontunai di kalangan masyarakat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintah.

Sebelum GNNT diluncurkan 2014 silam, ada satu perusahaan Indonesia sudah melirik konsep bisnis digital yakni Telkomsel melalui produk TCASH.

TCASH pertama kali diperkenalkan Telkomsel pada tahun 2007 sebagai bagian dari bisnis digitalnya.

Namun perkembangan bisnis TCASH kala itu mengalami tantangan, karena masih rendahnya minat masyarakat menggunakan layanan teknologi finansial.

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan beragam jenis produk digital, serta semakin didorongnya GNNT terhitung, Oktober 2015 TCASH pun diperkenalkan kembali melalui peluncuran inovasi pembayaran menggunakan teknologi near-field communication (NFC) yang dinamakan TCASH TAP.

Kekinian, guna semakin memberikan kemudahan dan personalisasi bagi pelanggannya, TCASH pun menghadirkan tiga jenis user interface utama yang dapat dipilih pelanggan sesuai kebutuhannya masing-masing.

Ketiga jenis itu, yaitu melalui sticker NFC TCASH TAP; Kode Akses USSD *800#; dan Snap QR Code di TCASH Wallet yang pada 2018 telah menerima izin resmi dari Bank Indonesia.

Layanan aplikasi TCASH Wallet menyasar semua masyarakat Indonesia pengguna telepon seluler lintas operator telekomunikasi.

Teknologi pembayaran terbaru ini, pelanggan dapat dengan mudah bertransaksi non-tunai di berbagai merchant outlets di Indonesia, seperti Starbucks, KFC, McDonald's, Chatime, Dunkin Donuts, dan sebagainya.

Selain itu, TCASH memiliki beragam jenis layanan, seperti pembayaran tagihan (PDAM, BPJS, listrik, internet); pembelian paket pulsa dan data; donasi digital; pengiriman dana antar-pengguna (peer-to-peer transfer).

Layanan lainnya pembayaran tiket transportasi, pembelian online (online store, voucher game); pembelian micro insurance; hingga pembelian BBM secara non-tunai di lebih dari 150 SPBU Pertamina.

Beragam layanan ini, kini, TCASH telah sukses menjangkau sekitar 30 juta pelanggan di 34 provinsi, serta bisa digunakan di lebih dari 75.000 merchant outlets per akhir 2018.

Aplikasi TCASH Wallet pun telah diunduh sebanyak lebih dari 8 juta kali, melalui App Store dan Play Store.

Layanan digital TCASH diminati sejumlah milenial Bandar Lampung. Mereka menggunakan layanan itu mengarah ke gaya hidup serba mobile dan simple.

Dian Merissa contohnya, menjadi pengguna TCASH sejak 2010.

Awal menggunakan layanan itu, ia kerap mengisi saldo pulsa telepon seluler miliknya, transfer saldo, dan belanja sejumlah kebutuhan di salah satu waralaba.

Seiring meningkatnya kerjasama TCASH dengan merchant menurutnya, kian memudahkan para pengguna.

Ia rutin menikmati promo harga spesial di gerai McDonald's dan Chatime Mal Boemi Kedaton.

"Sebulan rata-rata lima kali menggunakan TCASH dan karena ada promo tenant. Waktu itu juga ada promo TukarPoin (Telkomsel) untuk saldo TCASH".

"Promo-promo seperti itu biasanya diburu konsumen," terang karyawan swasta salah satu diler otomotif di Bandar Lampung ini.

Terkait mengisi saldo TCASH, ia memilih melalui ATM dan Indomaret . Saldo yang diisinya rata-rata Rp 100 ribu per bulan.

Dian berharap ke depan, TCASH kian banyak menjalin kerjasama dengan merchant kuliner di Bandar Lampung.

Selain itu, jumlah perangkat TAP atau scan code semakin bertambah khususnya di pusat perbelanjaan atau area publik.

"Mudah-mudahan juga bisa tambah banyak kerjasama lintas platform. Misalnya, TCASH kerjasama dengan aplikasi transportasi online".

"Rata-rata anak muda saat ini, memiliki lebih dari dua aplikasi digital penunjang gaya hidup. Apalagi revolusi industri 4.0 ke depan semakin dinamis," ujarnya.

Milenial lainnya rutin menggunakan TCASH adalah Gika Nugraha Pratama (28). Ia paling sering menggunakan layanan itu untuk menikmati promo nonton film di bioskop.

"Pernah ada promo buy one get one nonton di CGV. Lumayan banget, cuma bayar Rp 35 ribu bisa dapat dua tiket sekaligus lewat TCASH. Kalau tarif reguler nonton beli dua tiket Rp 70 ribu," ujar karyawan swasta ini.

Layanan TCASH juga pernah digunakannya membeli pulsa isi ulang, paket data internet dan sebagainya.

Pengisian saldo TCASH lebih sering dilakukannya di Alfamart. Rata-rata Rp 100 ribu per bulan.

Setali tiga uang, Gika berharap, TCASH kian intens memberikan beragam promo menarik khususnya di Bandar Lampung.

"Namanya anak muda, senang banget misal ada promo-promo menarik, apalagi aksesnya cukup dari smartphone," ujarnya.

"Apalagi saat ini saya perhatikan, banyak platform online digital seperti e-commerce, travel, transportasi online berlomba-lomba luncurkan banyak promo".

"Promo mereka pun lintas bidang. Ini yang paling sering narik animo anak muda nikmati promonya," selorohnya.

Komitmen lain TCASH adalah mendukung uji coba digitalisasi penyaluran pembiayaan kredit Ultra Mikro (UMI), guna mendorong percepatan terealisasinya keuangan inklusif di Indonesia.

Program ini merupakan sinergi TCASH bersama Kementerian Keuangan; BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika; serta Lembaga keuangan digital lainnya, yang diluncurkan secara resmi di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan 11 Desember 2018 lalu .

Sebagai target wilayah uji coba, TCASH menyasar masyarakat anggota koperasi di kawasan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Penyaluran kredit UMI ini diarahkan sebagai pembiayaan modal bisnis anggota koperasi, khususnya untuk pengembangan Konter Pembayaran Resmi Bang TCASH di wilayah tersebut.

Saat ini di area Lombok Timur, terdapat lebih dari 1.200 debitur koperasi yang masih menerima pinjaman dalam bentuk uang tunai, yang menjadi target sasaran TCASH untuk ditransformasikan ke dalam bentuk nontunai.

CEO TCASH Danu Wicaksana mengatakan, layanan penyaluran biaya kredit UMI merupakan salah satu solusi pembayaran nontunai yang dihadirkan bagi masyarakat di wilayah Lombok Timur, khususnya bagi para pemilik bisnis lokal.

Wilayah ini secara khusus dipilih sebagai salah satu upaya TCASH dalam membantu masyarakat setempat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan formal, untuk pengembangan bisnis mereka.

Memanfaatkan salah satu metode pembayaran, yaitu Kode Akses USSD *800#, TCASH menjadi satu-satunya uang elektronik dalam periode uji coba ini yang mampu melayani masyarakat unbanked yang masih menggunakan feature phone, secara mudah dan nyaman.

"Layanan penyaluran pembiayaan kredit UMI ini sejalan dengan fokus bisnis TCASH di tahun mendatang, yaitu pemberdayaan masyarakat di segmen underbanked melalui kemudahan akses terhadap layanan keuangan".

"Kami optimistis layanan ini dapat diterima dengan baik dan turut membantu pengembangan bisnis lokal masyarakat di Lombok Timur," ujarnya.

"Ke depannya, kami akan memperluas cakupan wilayah penyaluran pembiayaan kredit UMI menggunakan TCASH ini ke wilayah lainnya di pelosok negeri, seperti Medan, Semarang, Yogyakarta, dan Probolinggo," terang Danu. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
Tcash
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved