Pernah Tinggal di Panti Asuhan, Kisah Pahit Hidup Jemi Ngadiono Pendiri Komunitas 1000 Guru

Jemi Ngadiono, pendiri komunitas 1000 guru, memiliki pengalaman pahit saat masih kecil.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: wakos reza gautama
ISTIMEWA
Jemi Ngadiono, pendiri komunitas 1000 guru 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Jemi Ngadiono, pendiri komunitas 1000 guru, memiliki pengalaman pahit saat masih kecil.

Orang tuanya tidak bisa membiayainya sekolah, sehingga Jemi Ngadiono terpaksa dititipkan di panti asuhan agar bisa sekolah.

Pria kelahiran 11 Mei 1984 itu tidak ingin anak-anak lain mengalami nasib sama seperti dirinya.

Untuk itu pada tahun 2012 Jemi mendirikan Komunitas 1000 Guru yang memberikan pendidikan gratis ke anak-anak setiap bulan.

Agar bisa memberikan pendidikan gratis itu, tentu dibutuhkan guru yang mau untuk mengajar mereka.

Untuk itu Jemi merekrut sukarelawan yang bersedia menjadi guru.

Tinggah Hari Ini, KFC Tawarkan Promo Crazy Deal 5 Potong Ayam Hanya Rp 49.545. Buruan Serbu!

Sukarelawan itu bukan hanya mengajar tapi juga diajak traveling, karena konsep Komunitas 1000 Guru adalah Traveling and Teaching.

Menjadi sukarelawan di komunitas 1000 guru tidak harus berprofesi sebagai guru, tapi profesi apapun bisa, seperti polisi, dokter, pengusaha, dan sebagainya.

Bahkan mahasiswa juga bisa.

"Tujuannya, saat sukarelawan itu mengajar, anak-anak bisa terinspirasi dari profesi yang dijalani sukarelawan itu," kata Jemi, Kamis, 21 Februari 2019.

Dengan terinspirasi, harapannya mereka bersemangat terus belajar dan sekolah agar bisa seperti sukarelawan itu.

Di awal, merekrut sukarelawan tidak mudah.

Jemi ditertawakan banyak orang.

Bahkan ada yang mengatakan, buat apa traveling sambil mengajar.

Tapi Jemi tidak gentar dan terus mencari sukarelawan yang bersedia direkrut

Agar sukarelawan tidak ragu direkrut, Jemi memposting foto-foto pedalaman di akun instagram @1000_guru.

Foto-foto itu diambil Jemi saat Jemi mendatangi pedalaman untuk mengajar sekaligus bekerja untuk membuat video yang dilakukannya sejak tahun 2008.

Jemi akhirnya berhasil merekrut 3 orang.

Kemudian berhasil merekrut 7 orang.

Seiring berjalannya waktu jumlah yang direkrut terus bertambah.

Bahkan menurut Jemi sekarang banyak yang ingin direkrut, sehingga harus ada seleksi

Komunitas 1000 Guru saat ini memiliki 40 regional di seluruh Indonesia.

Setiap regional masing-masing merekrut 30 volunteer setiap bulan untuk diajak mengajar di sekolah pedalaman yang ada di masing-masing regional.

Semua volunteer menurut Jemi wajib membayar.

Untuk Lampung, bayarnya Rp 300-400 ribu, sudah dapat akomodasi, transportasi, t-shirt, dan donasi untuk anak-anak.

Dinas Sosial Kota Metro Salurkan Bantuan ke 30 Kelompok Usaha Bersama

Selama mengajar anak-anak dengan volunteer banyak pengalaman yang tidak bisa dilupakan Jemi

Seperti tiga tahun lalu Jemi bersama 39 orang volunteer datang ke Pulau Tegal untuk mengajar anak-anak di sana.

Pulau Tegal merupakan daerah pertama di Lampung yang didatangi Jemi untuk mengajar.

Pulau Tegal dipilih Jemi karena disana merupakan daerah terisolir.

Tidak ada listrik sehingga saat malam daerah itu benar-benar gelap gulita, tidak ada tempat yang memadai untuk MCK, bahkan untuk buang air besar saja dilakukan di semak-semak atau di tanah.

Sekolah disana hanya berupa satu ruangan kecil.

Untuk sampai di Pulau Tegal tidak mudah.

Jemi dan 39 orang volunteer harus berpindah dari bus satu ke bus lain, atau istilahnya "ngeteng".

Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan mobil, dan menyebrang dengan kapal.

Saat menyebrang hari sudah malam dan keadaan gelap gulita.

Sesampai di Pulau Tegal, Jemi dan 39 orang volunteer disambut warga setempat dengan ramah.

Kemudian beristirahat bersama-sama di masjid.

Keesokan paginya sebelum mengajar mereka mandi menggunakan air sumur.

Dikarenakan airnya terbatas mandi pun hanya alakadarnya.

Agar bisa buang air besar, mereka membuat WC buatan sebisanya.

Transaksi di TDM Lampung Pakai Go-Pay Dapat Diskon

"Lalu kami mengajak anak-anak ke Pantai untuk belajar bersama. Kalau disekolah tidak mungkin karena hanya ada satu ruangan sempit," ujar Jemi

Supaya anak-anak paham dengan yang diajarkan, Jemi mengajar dengan bercerita dan memberikan motivasi.

Menurutnya anak-anak pedalaman itu daya tangkapnya lebih lambat dibanding anak kota, salah satunya karena mereka tidak cukup gizi dan fasilitas belajar juga terbatas.

Setelah pulau tegal, tempat selanjutnya di Lampung yang didatangi Jemi adalah Mesuji.

Jemi mendatanginya 2 tahun lalu bersama 29 orang volunteer.

Selain mengajar, mereka juga merenovasi sekolah, karena sekolah disana hanya dibangun seadanya diatas tanah.

Setelah mengajar dan memperbaiki sekolah, mereka membagikan donasi berupa tas sekolah.

Kemudian satu tahun lalu pria yang juga Owner EO Kreatif Satu itu kembali mendatangi Lampung bersama 29 orang volunteer .

Kala itu yang didatanginya adalah Tulangbawang yang merupakan tempat kelahirannya.

Disana Jemi mengajar tentang planet, dan peta Indonesia.

Selain mengajar Jemi dan para volunteer juga membangun smart center yang berisi wifi gratis, perpustakaan gratis, dan makanan bergizi.

Selain di Lampung, Komunitas 1000 guru juga sudah mengirim volunteer mengajar di berbagai sekolah pedalaman di Indonesia.

Komunitas 1000 Guru kian berkembang.

Di tahun 2017 Komunitas 1000 Guru memberikan pengobatan gratis.

Obat obatan dalam pengobatan gratis itu ada yang berasal dari donasi serta ada yang dari hasil penjualan kaos.

Dalam pengobatan gratis itu juga ada dokternya.

Selain itu Jemi juga mendirikan smart center. Di Smart center ada wifi, perpustakaan, dan warung kejujuran.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved