Meragukan, Motif Utang di Kasus Pembunuhan Bidan Beti, Terungkap 1 Pelaku Sudah Dianggap Anak
Meragukan, Motif Utang di Kasus Pembunuhan Bidan Beti, Terungkap 1 Pelaku Sudah Dianggap Anak
Meragukan, Motif Utang di Kasus Pembunuhan Bidan Beti, Terungkap 1 Pelaku Sudah Dianggap Anak
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pembunuhan sadis terhadapBidan Beti menyisakan tanda tanya bagi warga Sipatuhu.
Mereka meragukan kasus pembunuhan sadis Bidan Beti itu dilatari motif utang.
Demikian juga dengan keterangan yang menyebutkan bahwa Bidan Beti diajak untuk mengambil obat juga sangat meragukan.
• Lirik Lagu Cinta Terakhir Anang Hermansyah Ft Syahrini, Intip Momen Mesra Keduanya
Bahkan korban menganggap pelaku seperti anaknya sendiri.
Pelaku tinggal di rumah korban sejak beberapa tahun lalu sejak korban bercerai dengan suaminya.
Selain pelaku Meldi dan suaminya, korban juga mengajak adik pelaku tinggal di rumah korban.
Menurut warga tersebut, bidan Beti sangat menyayangi keponakannya, Gidion Meldina.
Bahkan apapun yang diinginkan oleh keponakannya tersebut selalu dipenuhi oleh korban.
Betti beberapa waktu pernah pontang penting keliling mencarikan pesanan keponakannya tersebut.
Selain itu korban selaku bersedia mengantarkan pelaku kemana pun pergi karena sangat menyayanginya.
"Saya tidak bisa menjelaskan apakah isu utang itu benar atau tidak karena itu masalah pribadi."
"Namun dari pengamatan saya dan penilaian saya itu sangat mustahil karena selama ini apapun yang diinginkan oleh keponakannya tersebut selalu dipenuhi."
"Dan kemanapun keponakannya akan pergi selalu diantar oleh korban," kata sumber tersebut.
Menurut dia, bidan Betti memang terkadang cerewet seperti perempuan pada umumnya.
Namun jika pembunuhan dilatarbelakangi oleh utang sepertinya sangat mustahil.
Selain itu kata dia, informasi bahwa bidan Betti sakit dan diajak para pelaku pergi untuk mencari obat.
Dan obat dicampur dengan racun juga merupakan sesuatu yang mustahil.
Karena bidan Betti yang saya kenal memiliki tubuh yang sehat dan tidak menunjukkan sakit atau pernah mengeluh menderita penyakit.
"Namun itu pengakuan mereka. Biarlah polisi nanti yang menyelidiki. Kalau menurut pengamatan saya dan warga sekitar itu sesuatu yang mustahil," katanya.
• Pegawai Wedding Organizer Jepang Diopname Usai Urus Pernikahan Syahrini-Reino Barack
• Usai Operasi Potong Lambung, Sunarti Penderita Obesitas Asal Karawang Meninggal Dunia
Sebelumnya, Kurang dari 24 jam usai penemuan mayatBidan Betti (45), bidan Puskesmas Pembantu di Desa Sipatuhu, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU Selatan, polisi membekuk tiga tersangka pembunuh.
Seorang di antaranya, Gidion Meldina (31), merupakan keponakan Bidan Beti.
Gidion merencanakan pembunuhan Bidan Betti itu bersama suaminya, Badriansyah (35) warga Banding Agung yang menjabat Sekretaris Sesa Sipatuhu.
Pasutri ini mengajak dua rekan, Asrul Mubarik warga Sukamaju Kecamatan Bandingagung dan Orizon, dengan menjanjikan imbalan uang membunuh Bidan Beti.
Mereka mencampurkan racun ke minuman Beti, tetapi korban hanya lemas. Orizon dibantu Badri kemudian mencekik Betti hingga meninggal.
Mayatnya dibuang ke jurang sedalam lima meter di Tebing Batu Pekon Rata Agung, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Gidion, Badriansyah, dan Asrul berhasil ditangkap polisi dalam pelarian menuju OKU Selatan, di sekitar pasar Liwa.
Kaki Badri dan Asrul ditembak. Sedangkan Orizon masih dalam pengejaran petugas.
Polisi mengamankan barang bukti berupa Satu unit mobil Mitsubishi Pajero dengan nomor polosi BG 1462 YG yang ditinggalkan di kawasan Krui.
Kemudian dua buah bantal, satu buah jilbab warna merah di lokasi temuan mayat.
Informasinya, Jumat (1/3), pembunuhan yang melibatkan keponakan korban tersebut berawal Gidion Meldina menyuruh tiga pelaku lainnya.
Masing-masing suaminya sendiri Badriansyah, Asrul Mubarik, dan Orizon untuk membunuh korban dengan menjanjikan sejumlah uang.
Kepada polisi, Gidion mengaku membunuh Beti karena masalah utang.
Belum diketahui berapa jumlah uang yang dipinjam tersangka kepada korban.
Setelah melakukan perjanjian, para pelaku, pada Rabu (27/2) sekitar pukul 16.00, mengajak korban pergi dengan alasan untuk memberikan obat demi kesembuhan korban.
Setelah bertemu para pelaku kemudian memberikan minuman yang sudah dicampur dengan racun.
• Sentil Kucuran Dana Desa, Tommy Soeharto:Apa Masyarakat Akan Makan Batu, Makan Aspal, Kan Tidak
• Maia Estianty Disebut Jenguk Ahmad Dhani Bareng Al Ghazali dan Dul
Ternyata Betti hanya jatuh lemas, tidak meninggal, sehingga membuat para pelaku kebingungan.
Mereka kemudian membawa korban ke arah Pesisir Barat, Lampung.
Di tengah perjalanan, pelaku Badriansyah yang menyetir kemudian memberhentikan mobil.
Orizon dibantu Badriansyah mencekik dan membekap korban dengan bantal.
Sementara tersangka Asrul Mubarik memegang kaki Betti hingga korban meninggal dunia.
Setelah korban meninggal, para pelaku kemudian pelaku membawa korban ke arah Pesisir Utara dan membuang mayat di jurang dengan kedalaman sekitat lima meter yang berada di pinggir jalan Lintas Barat Sumatera perbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Pelaku kemudian kembali ke OKU Selatan dan meninggalkan mobil korban di wilayah Krui.
Namun dalam perjalanan mereka berhasil ditangkap polisi.
Pasca temuan di jurang, jenazah Betti dibawa ke Rumah Sakit Liwa Lampung Barat. Pemakaman dilakukan di Desa Sipatuhu, kemarin.
Sementara kondisi Bripda Raka anggota Polres OKU Timur, putra bidan Betti yang bertugas di Bagian Binmas Polres OKU Timur, masih trauma pasca pembunuhan terhadap ibunya.
Dia tak menyangka pelaku sepupunya sendiri ditemani suami dan rekannya.
Kasat Binmas Polres OKU Timur AKP Fauzi Saleh SH saat dikonfirmasi Jumat (1/3) menyatakan kondisi anak korban saat ini masih terpukul.
• Kapten Timnas Indonesia Hansamu Yama Menikah, Intip Penampilan Istri Cantiknya
• LINK LIVE STREAMING Indosiar Persib Bandung vs PS Tira, Sabtu (2/3/2019) Pukul 15.30 WIB
Sejumlah rekannya juga berusaha memberikan semangat dan dukungan untuk korban
"Anak korban Raka bertugas dibagian Binmas, dan kebetulan anggota saya langsung. Raka saat ini sangat syock," katanya.
Kapolres OKU Selatan didampingi Kasat Reskrim AKP Kurniawi ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian pembunuhan tersebut.
Korban dibunuh oleh para pelaku setelah bernegosiasi dengan keponakan korban, Gigion.
Namun informasi pembunuhan tersebut disebabkan karena hutang belum bisa dipastikan berapa jumlah hutang keponakan korban tersebut.
"Prosesnya semua di Polres Lampung Barat."
"Kami di sini sifatnya hanya membantu dan akan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh penyidik polres Lampung Barat."
"Ada beberapa pelaku yang sudah ditangkap dan ada yang masih buron. Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Liwa," katanya.
Namun, bila lokasi eksekusinya di jalan dan dibuang di Lampung Barat maka otomatis akan dilakukan di Lampung Barat.
"Pastinya ada koordinasi antara penyidik. Terlebih korban dan para tersangka merupakan warga OKUS Sumsel," ujar Zulkarnain.
Dari laporan yang diterimanya bila, penemuan mayatnya di Lampung Barat dan eksekusi dilakukan di jalan.
Sehingga, penyidikan akan dilakukan Polres Lampung Barat karena lokasi penemuannya berada di Pekon Lemong Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
"Polda Sumsel dan Polres OKU Selatan pastinya siap membantu bila penyidik dari Polres Lampung Barat meminta bantuan untuk menangkap pelaku."
"Semuanya Polri, jadi bisa saling bekerja sama untuk mengungkap suatu kasus," katanya. (*)