Hati Damai Menikmati Air Terjun Curup Maung Lahat
Keindahan Curup Maung Lahat langsung mengalihkan perhatian dan hilang segala letih dan lelah perjalanan.
Penulis: Teguh Prasetyo | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Selama ini Provinsi Sumatera Selatan selalu identik wisata Sungai Musi dan Kota Palembang saja.
Padahal, kabupaten-kabupaten yang ada di wilayah setempat banyak memiliki tempat wisata alam yang sangat indah dan menakjubkan.
Di Kabupaten Lahat misalnya, memiliki banyak air terjun alami nan indah serta memesona.
Satu diantaranya adalah Curup Maung di Desa Rindu Hati, Kecamatan Gumay Ulu, Lahat, Sumatera Selatan.
Tribun Lampung bersama dengan beberapa teman dari Lemes Traveler beberapa waktu lalu nekat melakukan perjalanan menuju Curup Maung.
Mengapa disebut perjalanan nekat? Sebab, waktu perjalanan menuju air terjun ini dari Kota Bandar Lampung membutuhkan waktu 10-11 jam perjalanan darat.
• Wisata Lampung - Terowongan Pohon di Kebun Karet Trikora Sajikan Pemandangan Luar Biasa
Ditambah lagi, perjalanan tersebut hanya memanfaatkan libur di hari Minggu saja.
Meski begitu, keindahan Curup Maung langsung mengalihkan perhatian dan hilang segala letih dan lelah perjalanan.
Menuju ke sana arahkan perjalanan menuju Kabupaten Way Kanan atau lewat Jalan Lintas Tengah Sumatera hingga bablas menuju arah Baturaja dan Muara Enim.
Kemudian arahkan kendaraan menuju Kota Lahat dan arah ke Kota Pagar Alam hingga sampai di Kecamatan Gumay Ulu.
Ikuti jalan aspal hingga bertemu Desa Rindu Hati.
Jangan takut, di sepanjang jalan ini banyak dijumpai tempat wisata bukit dan tempat selfie, serta air terjun kecil yang berada di pinggir jalanan.
• Payungi Kota Metro Banyak Spot Foto Instragamable dan Kudapan Tradisional
Barulah setelah dijumpai tulisan Curup Maung di sebuah pos ronda, kendaraan belok kiri dan ikuti jalan aspal kecil hingga mentok jalan tanah.
Lalu belok ke kanan hingga bertemu jalan onderlagh.
Barulah setelah sampai di parkiran kendaraan, dilanjutkan tracking 45 menit sampai 1 jam menuruni bukit.
Dikarenakan jalan setapaknya masih berupa tanah merah, pengunjung diminta berhati-hati karena saat musim hujan, jalanan ini sangat licin sekali.
Sementara di kanan dan kiri jalan setapak, selain ditemui berbagai tanaman kebun milik warga juga banyak tanaman liar dan ilalang.
Perjalanan saat berangkat tak terlalu melelahkan karena lebih banyak jalan menurun, namun saat pulang maka sangat melelahkan sekali akibat jalanan yang menanjak.
Tapi memang, begitu sampai di Curup Maung semua lelah hilang. Pasalnya, daerah ini memberikan keindahan dan kedamaian saat melihatnya.
Air terjun ini memiliki dua aliran air yang jatuh di sela-sela tanaman rambat sehingga membentuk sebuah tirai hijau dan berpadu dengan putih yang sangat indah.
• Liburan ke Pulau Umang Pesawaran Serasa di Private Island
Tinggi air terjun pertama bisa dikatakan sangat tinggi yakni sekitar 70 meteran.
Sedangkan yang kedua sekitar 50 meteran. Tak hanya itu, di samping kanan dan kiri air terjun tersebut, terdapat anak air terjun lagi.
Uniknya, aliran Curup Maung ini jatuh ke sungai yang mengalir dari daerah Pagar Alam.
Makanya bagi yang ingin menikmati sensasi mandi di bawah guyuran air terjun Curup Maung, harus memperhatikan aliran sungai yang ada.
Pasalnya, bila musim penghujan, air sungainya berarus deras dan sangat keruh, meskipun Curup Maungnya sendiri airnya sangat jernih.
Sayangnya ketika kami tiba, daerah Pagaralam baru saja turun hujan sehingga air sungainya keruh dan kami pun tak bisa bermain di bawah guyurannya. (teguh prasetyo)
Ada Pondokan
DI sekitar Curup Maung ini terdapat pondokan tempat beristirahat bagi pengunjung yang datang serta bilik ganti pakaian yang ketika itu kondisi biliknya sudah rusak.
• Air Terjun Mandiri Pesawaran Memesona Hati, Ini Rute Lengkapnya
Menurut Pak Nurdin, pengelola dan pemilik lahan, nama air terjun konon diambil karena adanya harimau yang menjaga lokasi tersebut.
Makanya oleh warga setempat diberi nama Curup Maung.
Air terjunnya pertama kali ditemukan tahun 1980-an, tapi baru ramai dikunjungi sekitar 5 tahunan ini.
“Saya saat ini mengelola air terjun saja, karena banyak anak muda yang datang ke Curup Maung".
"Tak hanya dari Pagar Alam dan Lahat saja, tapi juga dari Palembang. Saya hanya mengutip biaya masuk Rp 3000 per orang dan pakir kendaraan Rp 10 ribu sampai 20 ribu saja,” pungkasnya. (*)