Ada Apa dengan Sandiaga Uno dan AHY Tak Kelihatan Saat Prabowo Sujud Syukur Klaim Menang 62 Persen

Tak hanya Sandiaga yang menjadi pertanyaan publik. Tokoh muda Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, juga tak terlihat bersama Prabowo.

Editor: Andi Asmadi
(ANTARA/WAHYU PUTRO A)
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Maruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Debat kelima tersebut mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Keberadaan cawapres 02, Sandiaga Uno, menjadi misteri sejak Rabu 17 April 2019 sore hingga malam.

Pasalnya, ia tidak terlihat mendampingi capres 01 Prabowo Subianto saat berpidato dan sujud syukur saat mengklaim menang pilpres.

Tak hanya Sandiaga yang menjadi pertanyaan publik. Tokoh muda Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, juga tak terlihat bersama Prabowo.

Padahal, Demokrat adalah salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi.

Ada apa dengan Sandiaga? Lalu mengapa AHY tidak muncul sekalipun saat Prabowo mengklaim kemenangan, meski hasil quick count lembaga survei yang kredibel justru memenangkan Jokowi-Amin?

Link Real Count KPU Penghitungan Hasil Pilpres 2019 dan Hasil Quick Count Nasional dan Tiap Provinsi

Klaim Menang 62 Persen, Prabowo: Saya Akan dan Sudah Jadi Presiden Rakyat Indonesia!

Masuk 10 Besar Hasil Sementara Quick Count Rakata Institute, Aziz Syamsudin: Tunggu KPU

Sandiaga disebut berada di dalam rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Salah satu tim Sandiaga, Yuga Aden, menyebut Sandiaga ada di dalam rumah Prabowo.

Namun Sandiaga tak ikut ke luar mendampingi Prabowo merayakan kemenangan karena sedang sakit.

"Pak Sandiaga istirahat di dalam. Lagi enggak enak badan," kata Yuga kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2019) malam.

"Dari sore sampai sekarang cegukan terus, sampai sekarang enggak putus-putus," tambah dia.

Hal serupa disampaikan Jubir BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean.

Menurut Ferdinand, Sandiaga ada di dalam rumah Prabowo.

Namun berbeda dengan Yuga, Ferdinand menyebut Sandiaga dalam kondisi sehat.

Hanya saja, Sandiaga sedang berdiskusi dengan tokoh mulai dari purnawirawan dan ulama.

"Lagi diskusi dengan banyak tokoh, Bang Sandi sehat," tegas Ferdinand.

Prabowo sebelumnya telah mengklaim kemenangan di Pilpres 2019.

Pantauan Kompas.com, Prabowo keluar dari kediamannya sekitar pukul 20.25 WIB.

Ia langsung menuju panggung diikuti oleh elite parpol koalisi dan tim pemenangan.

Beberapa di antaranya sepeti Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketua Tim Pemenangan Djoko Santoso, serta beberapa tokoh seperti Rahmawati Soekarnoputri dan Tengku Zulkarnain.

Namun tak terlihat kehadiran Sandiaga Uno.

Dalam keterangannya, Prabowo mengklaim ia dan Sandiaga menang pilpres dengan 62 persen. 

Angka itu berdasarkan hasil real count atau hitung manual yang dilakukan tim di lebih dari 320.000 TPS atau sekitar 40 persen dari total seluruh TPS di Indonesia.

Prabowo meyakini angka tersebut tak akan berubah banyak.

Tak Mau Ditangkap Polisi, Mantan Presiden Peru Tembak Kepala Sendiri hingga Tewas

"Bisa naik 1 persen, bisa turun 1 persen. Tapi hari ini kita berada di 62 persen," kata Prabowo disambut teriakan riuh para pendukungnya.

Usai menyampaikan keterangannya, Prabowo pun langsung sujud syukur.

Sebelumnya, saat Prabowo menanggapi hasil cepat sore tadi, Sandiaga juga tidak hadir mendampingi.

Sandiaga sebenarnya sempat hadir di Kertanegara pada siang tadi.

Namun setelah itu ia menuju hotel Ambhara untuk memantau hasil hitung cepat. Adapun hasil hitung cepat 10 lembaga sejauh ini menunjukkan kemenangan untuk Jokowi-Ma'ruf.

Akan halnya AHY, sudah beberapa kali kegiatan resmi Prabowo-Sandi tidak menampakkan diri. Saat kampanye akbar Prabowo-Sandi pun ia tidak terlihat.

Beberapa waktu lalu, tim Prabowo-Sandi merilis daftar calon menteri jika menang pilpres. Ironisnya, nama AHY tidak masuk dalam daftar itu. Padahal, Demokrat adalah pengusung pasangan Prabowo-Sandi.

Hasil Quick Count

Sejumlah lembaga survei di Indonesia telah merilis hasil hitung cepat (quick count) untuk Pemilihan Presiden 2019.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin, unggul sementara berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei.

Quick Count yang digelar Litbang Kompas, misalnya, dengan data masuk 90.15 persen, menempatkan Jokowi sebagai peraih suara terbanyak dengan 54,57 persen, sedangkan Prabowo 45,43 persen.

Sejumlah lembaga survei lain seperti Indobarometer, Charta Politika, SMRC, LSI Denny JA, hingga CSIS-Cyrus network merilis hasil quick count yang hampir sama, yakni pada rentang 53-56 persen untuk Jokowi dan 44-47 persen untuk Prabowo.

Meski begitu, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, juga mengklaim unggul berdasarkan data exit poll Badan Pemenangan Nasional (BPN).

Hasil exit poll internal BPN ini Prabowo-Sandi unggul di angka 55,4 persen, sedang Jokowi-Maruf 42,8 persen.

Prabowo malah mengungkap hasil perhitungan real count internalnya dengan mengklaim kemenangan sampai 62 persen.

Data survei semua lembaga ini bukanlah hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil akhir Pemilu 2019, baik untuk Pilpres maupun Pileg, tetap menunggu keputusan KPU.

Menanggapi hasil hitung cepat ini, kedua kubu pun telah melakukan konferensi pers. Prabowo menggelar konferensi pers lebih dahulu di Kertanegara, Jakarta, Rabu sore.

Dalam pidatonya, ia mengatakan, dirinya prihatin karena ada kejadian-kejadian yang merugikan pendukung 02.

Namun, terus dia, hasil Exit Poll di 5.000 TPS, pihaknya menang dan berdasarkan hasil quick count juga menang 52 persen.

Ia pun meminta semua relawan untuk mengawal kemenangan ini.

Wapres Jusuf Kalla Usul Pemilu Tak Perlu Lagi Serentak, Pileg dan Pilpres Dipisah

"Saya imbau pendukung saya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis."

"Tetap kawal kotak suara. Saya tegaskan di sini kepada pendukung saya untuk tidak terprovokasi dan menghindari tindakan diluar hukum dan tindakan kekerasan apapun," ujarnya.

Prabowo bahkan merayakan kemenangan sepihak dengan melakukan sujud syukur seusai jumpa pers di Kertanegara.

Awalnya ia mengklaim bahwa hasil penghitungan sementara yang dilakukan internal, dirinya dan Sandiaga Uno sudah memperoleh 62 persen suara.

"Ini adalah hasil real count dalam posisi lebih dari 320.000 TPS," kata Prabowo disambut sorak sorai para pendukung.

Prabowo meyakini persentase tersebut tidak akan berubah banyak hingga akhir penghitungan dan tidak berbeda dengan rekapitulasi resmi KPU.

"Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia. Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan dan sudah menjadi presidennya seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo.

Setelah berorasi menyampaikan kemenangan, Prabowo melakukan sujud syukur. Prabowo dan beberapa orang kemudian bersujud menghadap kiblat. Sementara para pendukungnya bersorak-sorai.

Jokowi: Jaga Kerukunan

Sementara capres nomor urut 01 Jokowi yang menggelar konferensi pers setelah 02 di tempat berbeda, tidak banyak mengungkit hasil quick count sejumlah lembaga survei yang memenangkannya.

Ia malah mendinginkan suasana dengan tidak mendeklarasikan kemenangan secara terbuka. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga persatuan dan kerukunan setelah terlaksananya pilpres ini.

Jokowi mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya keapda KPU, Bawaslu, DKPP, sehingga proses pesta demokrasi ini berjalan dengan jujur dan adil. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada TNI dan Polri yang telah mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa indikasi exit poll dan quick count sudah bisa dilihat. Namun, ia mengajak timnya tetap bersama, menunggu penghitungan dari KPU secara resmi.

"Yang ketiga, marilah kita kembali bersatu sebagai saudara sebangsa dan setanah air, setelah pileg dan pilpres ini menjalin persatuan dan kerukunan," ujarnya.

Jokowi, yang berpidato didampingi wakilnya, Ma'ruf Amin, kemudian menyalami satu persatu pemimpin partai yang menemaninya, termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PSI Grace Natalia, dan lainnya.

Hampir semua lembaga survei yang terverifikasi di KPU mencatat kemenangan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

Perhitungan sampel suara masuk hingga malam tadi ada yang sudah sampai 100 persen.

Pada umumnya lembaga survei tersebut meyakini Jokowi sebagai pemenang Pilpres. Meski hasil resmi tetap menjadi keputusan KPU yang akan melakukan penghitungan suara secara berjenjang

Gandengan Tangan

Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali 'bergandengan tangan' dalam memajukan pembangunan pada segala sektor. Habibie menegaskan, persaingan politik pada Pemilu serentak 2019 akan segera berakhir.

"(Persaingan) kita juga sudah selesai, kita bergandengan tangan mensukseskan pembangunan," ujar Habibie saat ditemui usai menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10, Kompleks Patra Jasa Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).

Alumni The Technische Hochschule Aachen (RWTH Aachen) Jerman itu menegaskan siapapun pasangan calon (paslon) yang terpilih dalam Pemilu serentak 2019, harus bisa terbuka dan menjalankan tugas secara baik.

Masyarakat juga harus bisa mendukung pemerintah dalam mewujudkan pembangunan negara dalam berbagai sektor.

"Dan kita menyusun bersama bagaimana pembangunan itu, dan harus transparan, harus kerja baik," kata Habibie.

Lelaki yang akrab disapa eyang Habibie itu mengucapkan 'selamat' kepada seluruh rakyat Indonesia yang tengah menyambut pesta demokrasi. Khususnya generasi milenial yang ia anggap kelak bisa menjadi ujung tombak dalam memajukan negara ini.

"Jadi selamat bangsa Indonesia, rakyat, khususnya yang muda-muda, anda adalah harapan bangsa dan adalah masa depan Indonesia," tegas Habibie.

Kepala Dingin
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berharap semua pihak menggunakan kepala dingin menyikapi hasil proses demokrasi lima tahunan ini.

"Siapapun yang menang nanti. Baik incumbent atau penantang tidak boleh ada yang melakukan tindakan anarkistis. Apalagi menyalahkan yang menang," kata Ujang.

Ujang menjelaskan, Pemilu Legislatif maupun Pilpres merupakan preses demokrasi biasa yang berulang setiap lima tahun. Karenanya, semua pihak diharapkan bisa menerima apapun hasil yang didapat.

"Pemilu 2019 semua kontestan habis-habisan berkampanye. Tidak jarang kita temukan gesekan, nyinyiran, saling serang dan saling menafikan. Dalam demokrasi perbedaan pendapat itu hal biasa. Sekeras apapun perbedaan, yang penting tidak anarkistis," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Kata Ujang, pihak yang menang tidak boleh jemawa. Demikian halnya pihak yang kalang harus tetap lapang dada.

"Semua ada jalurnya. Jika ada kerebratan dari yang kalah, jalur hukum adalah yang terbaik. Pilpres hanya rutinitas lima tahunan biasa. Pasti ada yang menang dan ada pula yang kalah," papar dia.

Seyogyanya, kata Ujang, setiap kandidat harus siap menang dan kalah jika sudah menyatakan siap maju sebagai calon presiden dan wakil presiden. "Jangan hanya siap menang, tapi tidak siap kalah," tutup Ujang. (tribunnews)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved