Orangtua Murid Minta Hapus Sistem Zonasi PPDB: Buat Apa Sekolah Kalau Nilai Tidak Dipakai
Penerapan sistem zonasi PPDB SMP 2019 menuai protes dari para orangtua murid di Bandar Lampung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Penerapan sistem zonasi PPDB SMP 2019 menuai protes dari para orangtua murid di Bandar Lampung.
Salah satunya adalah Danang Sasono yang mengaku mendapatkan kesulita memasukkan sang anak ke SMP Negeri akibat penerepan sistem zonasi.
"Anak mau masuk SMPN saja susah karena pakai zonasi, dan jadi buat apa anak-anak dididik supaya pintar dan rajin sekolah setiap hari," katanya
Kalau ujungnya zonasi yang diutamakan bukannya nilai, lalu buat apa sekolah kalau nilai tidak dipakai.
Sementara anak yang standar karena zonasinya dekat sekolah dengan bisa masuk.
"Jadi tolong pak Mendikbud evaluasi atau hapuskan sistem zonasi. Kembalikan kenilai lagi seperti dulu pakai danem saja," katanya.
• Dampak PPDB Zonasi, 6.281 Kursi SMA Negeri di Lampung Tak Terisi
Sehingga dari hasil anak tersebut bisa ketauan dan diharapkan agar Mendikbud menghapuskan zonas sekolah ini," katanya.
Lain hal dengan Tina , warga Jalan Tirta Ria Gang Melati Way Kandis.
• Mendikbud Tetap Ngotot Jalankan PPDB Zonasi, Harapanya Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit dan Buangan
Dirinya mengatakan sang anak kemungkinan besar tidak diterima di sekolah terdekat yakni SMP 19 Bandar Lampung dengan alasan jaraknya tercatat jauh dari sekolah.
Padahal menurutnya, anak tetangganya yang jaraknya hanya 5 rumah dari dirinya diterima di sekolah tersebut.
"Bedanya cuma nama jalannya aja, tetangga saya jalan AMD sedangkan saya jalan Tirta. Tapi kami masih satu RT dan satu lingkungan," terangnya, Jumat 28 Juni 2019.
"Kalau tetangga yang di Jalan AMD itu berdasarkan data 1 km dari rumah ke SMPN 19 itu, sedangkan saya diditulisnya 2,4 km," tambahnya.
Akibat hal ini sang anak dilimpahkan ke SMPN 20 yang jaraknya lebih jauh dari rumah.
"Kalau saya sudah prostes kepihak sekolahannya, mereka masa bilang itu jarak yang nentuin google. Masa tertulis selisih jarak rumah dan sekolahnya dengan tetangganya itu hampir 1,4 km dan itu tidak masuk akal" papar Tina.
Namun menurutnya di SMPN 20 Bandar Lampung juga terancam tidak masuk, karena nomornya sudah 101 sekarang dari total siswa yang diterima 113 siswa.
"Makanya harusnya jarak terdekat itu ke SMPN 19 Bandar Lampung. Jadi anak saua ini terancam tak bisa masuk sekolah, apalagi sekolah swasta juga sudah pada tutup"
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)