Sosok Perwira Jujur yang Tak Pernah Jadi Panglima TNI, Paling Dikagumi Hendropriyono
Sosok Perwira Jujur yang Tak Pernah Jadi Panglima TNI, Paling Dikagumi Hendropriyono
Kisah ini Tribunjambi.com nukil dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto yang diterbitkan oleh penerbit Kompas.
Dalam setiap briefing Sintong Panjaitan selalu menegaskan kalau militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.
Beda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air karena memudahkan mereka untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lainnya.
• Jenderal TNI Andika Perkasa, 6 Fakta KSAD Baru yang Menantu Mantan Kepala BIN Hendropriyono
Gerombolan komunis banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.
Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan oleh anak buahnya.
Mereka mendirikan bivak di dekat air.
Ketika gerombolan dikejar-kejar oleh Operasi Garu di hutan, mereka melarikan diri menyusuri sungai kecil.
Gerombolan komunis melihat bivak di pinggir sungai.
Kemudian Then Bu Ked Komandan Kompi 2 PGRKU melepaskan tembakan ke arah bivak dan terkena kepala Prada Rukiat yang Sedang makan.
Ia jatuh seketika dalam keadaan tertungkup di atas misting makanannya.
Sintong sangat kecewa, karena anak buahnya kurang memperhatikan perintah pimpinan.
Ia melampiaskan kekecewaannya kepada Hendropriyono.
"Saya sudah menyampaikan secara detail bagaimana memilih lokasi untuk mendirikan bivak, tetapi mereka tidak memperhatikan. Sekarang kamu cari sampai ketemu, siapa yang menembak Prada Rukiat," perintah Sintong dengan nada marah.
• Hendropriyono Ungkap Fakta Terbaru, Ada 3 Partai Tak Ikut Aksi 22 Mei 2019. Sudah Mulai Ompong!
Pasca penembakan Pratu Rukiat, Hendropriyono diperintahkan memimpin untuk memburu siapa pelaku penembakan.
Hendropriyono kemudian memimpin satu Tim Parako berkekuatan 16 orang terbang dengan helikopter Sikorsky S 34 Twin Pac AURI menuju kampung Aruk di daerah penyangga.