Idul Adha 2019
Sederet Amalan Jelang Hari Raya Idul Adha di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah
Sederet amalan menjelang Hari Raya Idul Adha dalam 10 hari pertama di bulan Dzulhijah.
Penulis: Tama Yudha Wiguna | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Berdasarkan kalender hijriah 10 Dzulhijah 1440, maka Hari Raya Idul Adha 2019 akan jatuh pada hari Minggu, 11 Agustus 2019 mendatang.
Asrtinya tak kurang dalam dua pekan kedepan seluruh umat Muslim akan melaksanakan Hari Raya Idul Adha.
Yuk simak, sederet amalan yang dapat dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha dalam 10 hari pertama di bulan Dzulhijah.
Pasalnya kekhidmatan momen Hari Raya Idul Adha 2019 akan lebih terasa jikalau disambut dengan sejumlah amalan sebagaimana yang dianjarkan dalam agama Islam.
Sebagaimana yang dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunStyle.com yang melansir Arrahmah.com (4/10/2013).
Berikut, sederet amalan yang dapat dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha dalam 10 hari pertama di bulan Dzulhijah:
Setidaknya ada 6 amalan yang bisa kita lakukan menjelang Idul Adha 2018 atau selama 10 hari pertama bulan Dzulhijah.
Seorang ulama tabi’in, Abu Utsman Abdurrahman bin Mull an-Nahdi (wafat tahun 95 H) berkata,
• Tata Cara Salat Hari Raya Idul Adha 2019 Beserta Amalannya, Yuk Pelajari Sebelum Idul Adha Tiba!
“Generasi salaf (sahabat) sangat memuliakan puluhan hari yang tiga; sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama Dzulhijah, dan sepuluh hari pertama Muharram.”
Adapun amalan yang selayaknya dilakukan oleh setiap muslim yang memiliki kemampuan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah ini adalah sebagai berikut:
1. Haji dan umrah.
Rasulullah SAW bersabda, “Satu umrah ke umrah lainnya menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan yang setimpal untuknya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan ikhlas demi meraih ridha Allah dan dikerjakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Ciri utamanya adalah keimanan, ketakwaan, dan amal shalih pelakunya setelah mengerjakan haji mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.
Shaum sunnah, yaitu shaum sunnah antara tanggal 1-9 Dzulhijah.
Minimal mengerjakan shaum sunnah Arafah tanggal 9 Dzulhijah bagi selain jama’ah haji.
2. Shaum sunnah adalah amal shalih yang sangat dicintai oleh Allah.
Allah bahkan menganggap Dzat-Nya sebagai pemilik khusus shaum, dan Allah sendiri yang akan memberikan balasannya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi bahwa Allah SWT berfirman, “Semua amal anak manusia untuk dirinya sendiri, kecuali shaum, karena sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika kita tidak mampu memperbanyak shaum sunnah pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijah ini, maka setidaknya kita melaksanakan shaum hari Arafah pada tanggal sembilan Dzulhijah. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan shaum hari Arafah,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
“Shaum hari Arafah, aku mengharap Allah menghapuskan dengannya dosa satu tahun sebelumnya dan dosa satu tahun sesudahnya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
3. Shalat wajib lima waktu secara berjama’ah di masjid dan memperbanyak shalat sunnah.
Sebaiknya setiap muslim menjaga pelaksanaan shalat sunnah Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tahajud, shalat Witir, shalat tahiyatul masjid, dan shalat sunnah lainnya.
Dalam hadits qudsi Allah SWT berfirman, “Hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari, Ibnu Majah, dan Ahmad)
4. Tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak bacaan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir pada sepuluh hari pertama Dzulhijah berdasar firman Allah SWT,
“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Haj (22): 28)
Dari Ibnu Umar dari Nabi SAW bersabda,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ ، وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ ، وَالتَّكْبِيرِ ، وَالتَّحْمِيدِ
“Tiada hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal kebaikan pada hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah ini. Maka hendaklah kalian memperbanyak tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)
Imam Bukhari berkata, “Ibnu Umar dan Abu Hurairah RA keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah. Keduanya mengumandangkan takbir, maka orang-orang mengikuti keduanya dalam mengumandangkan takbir.
Ibnu Umar juga mengumandangkan takbir dari dalam tendanya di Mina, maka jama’ah masjid yang mendengarnya ikut mengumandangkan takbir. Mendengar hal itu, orang-orang di Pasar ikut mengumandangkan takbir, sehingga Mina bergemuruh dengan suara takbir.
Pada hari-hari tersebut, Ibnu Umar mengumandangkan takbir di Mina, setelah shalat wajib, di atas kasur, tenda, tempat duduk, dan jalan yang dilaluinya. Ia bertakbir pada seluruh hari tersebut.”
5. Sedekah.
Sedekah secara umum hukumnya sunnah, dan nilai kesunnahannya pada sepuluh hari pertama bulanDzulhijah ini semakin kuat. Allah SWT berfirman (yang artinya):
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah (2): 261)
6. Menyembelih hewan kurban
Di antara bentuk sedekah adalah menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikan dagingnya kepada kaum muslimin pada tanggal 10 Dzulhijah.
Dari Anas bin Malik RA berkata, “Nabi SAW berkurban dengan menyembelih dua ekor domba yang berwarna putih dan bertanduk dua. Beliau membaca bismillah dan takbir, menekankan kakinya ke sisi leher domba, dan menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain amalan-amalan di atas, terdapat banyak amalan yang selayaknya digalakkan.
Antara lain: membaca Al-Qur’an, membaca istighfar, berbakti kepada orang tua, menyambung tali kekerabatan, menyebar luaskan salam, memberikan makanan, mendamaikan dua pihak yang bersengketa, amar ma’ruf dan nahi munkar, menjaga lisan dan kemaluan, berbuat baik kepada tetangga, memuliakan tamu, memberi nafkah kepada keluarga, mengasuh anak yatim, menengok orang sakit, membantu kesulitan orang lain, menunaikan amanat, mengembalikan barang titipan, melunasi hutang, dan lain sebagainya.
Sementara itu berikut surat pengumuman hasil hisab yang dibuat Muhammadiyah ini ditanda tangani pada 9 Maret 2018 oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
• Apakah Diperbolehkan Seseorang yang Hendak Berkurban di Hari Raya Idul Adha dengan Cara Berutang?
Berdasarkan surat tersebut dijelaskan bahwa 1 Zulhijah 1439 H jatuh pada hari Senin Kliwon, 13 Agustus 2018.
Hari Arafah (9 Zulhijah 1439 H) jatuh pada hari Selasa Pon, 21 Agustus 2018.
Lalu Idul Adha (10 Zulhijah 1439 H) jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Agustus 2018. (tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul “Jelang Idul Adha 2018 - Ini 6 Amalan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah yang Bisa Kamu Jalankan.”