Kisah 4 Bocah Cerdas yang Masuk Daftar Mahasiswa Termuda UGM

Tidak tanggung-tanggung, ketiganya tercatat sebagai mahasiswa termuda di kampus ternama Universitas Gadjah Mada (UGM).

Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Kompas.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Bhagas Nakshatrasakti, mahasiswa termuda UGM 2019. 

Kisah 4 Bocah Cerdas yang Masuk Daftar Mahasiswa Termuda UGM

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pada umumnya, rata-rata remaja berusia 14-15 tahun di Indonesia masih duduk di bangku SMP.

Namun, tidak dengan ketiga bocah cerdas ini.

Di usia yang masih tergolong belia, mereka sudah berstatus sebagai mahasiswa.

Tidak tanggung-tanggung, ketiganya tercatat sebagai mahasiswa termuda di kampus ternama Universitas Gadjah Mada (UGM).

Berikut daftar mahasiswa termuda UGM:

1. Bhagas Nakshatrasakti

Bhagas Nakshatrasakti, mahasiswa termuda UGM 2019.
Bhagas Nakshatrasakti, mahasiswa termuda UGM 2019. (Kompas.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Sepintas, Bhagas Nakshatrasakti tidak berbeda dengan mahasiswa baru UGM lainnya.

Tetapi siapa menyangka, anak pasangan Bayu Wisanto Gunawan Notomo dan Raski Pungkasari ini ternyata merupakan mahasiswa termuda UGM tahun 2019.

"Saya kelahiran Jakarta 23 Oktober 2003. Saat ini, usia saya 15 tahun," ujar Bhagas saat ditemui di pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) di Lapangan Grha Sabra Pramana UGM, Sabtu (3/8/2019).

Bhagas menceritakan, ia masuk SD pada usia 5 tahun.

Saat duduk di kelas IV, ia ditawari untuk mengikuti program akselerasi.

Ia pun masuk program akselerasi sampai berlanjut ke bangku SMP.

Berusia 15 Tahun, Rein Vidya Banafsha Jadi Mahasiswa Termuda di Unpad Bandung

Anak 12 Tahun asal Indonesia Jadi Mahasiswa Termuda di Kanada

Setelah lulus SMP, Bhagas memutuskan untuk melanjutkan ke SMA Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Namun ia tidak meneruskan akselerasi.

Alasannya, Bhagas ingin merasakan pendidikan reguler.

"Saya bertekad untuk tidak masuk akselerasi lagi. Jadi SMA saya tempuh selama tiga tahun. Ya kalau akselerasi mungkin masuk perguruan tinggi usia saya 14 tahun," ujar dia.

Bhagas sempat mengikuti berbagai lomba, seperti kompetisi matematika dan lain-lain.

Saat di bangku SMA, ia mulai mengikuti misi budaya dan sering pentas di luar negeri.

“Saya sering pentas keluar negeri saat kelas X dan XI SMA, pentas memainkan alat musik perkusi," ungkap dia.

Lulus SMA, Bhagas memilih kuliah di UGM.

Ia masuk ke International Undergraduate Program UGM, Fakultas Biologi.

"Biologi itu hal yang mendalami kehidupan dan membahas soal-soal dasar dari kehidupan tersebut," ujar dia.

Diakuinya, kuliah di Program IUP merupakan keinginannya yang sudah lama.

Ia ingin kuliah dengan atmosfer internasional, belajar dengan bahasa Inggris dan merasakan pengajaran langsung dari beberapa pengajar asing.

Sebab, ke depan persaingan dunia international lebih ketat.

"Ke depan persaingan itu di dunia internasional, dan program-program seperti itu sangat diperlukan saat ini. Memang ingin masuk IUP," ujar bocah yang bercita-cita menjadi seorang biotek engineering ini

2. Nur Wijaya Kusuma

Nur Wijaya Kusuma, mahasiswa termuda UGM 2018.
Nur Wijaya Kusuma, mahasiswa termuda UGM 2018. (Kompas.com/Wijaya Kusuma)

Nur Wijaya Kusuma menduduki peringkat ketiga daftar mahasiswa termuda UGM.

Siswa asal Surakarta, Jawa Tengah, ini lahir pada 18 Mei 2003.

Artinya, anak tunggal pasangan Sapta Kusuma Brata dan Uswatun Hasanah ini menjadi mahasiswa saat masih berusia 15 tahun, 3 bulan, 6 hari.

Nur Wijaya Kusuma diterima di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM.

"Saya masuk UGM melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)," ujar Nur Wijaya Kusuma di Graha Sabha Pramana UGM, Senin (6/8/2018).

Nur Wijaya Kusuma mengawali pendidikannya dengan masuk di PAUD Ciptananda, Surakarta.

Setelah itu ia melanjutkan ke SD Negeri 16 Surakarta.

Selepas SD, bocah yang hobi bermain game ini masuk SMP Negeri 9 Surakarta.

Wijaya melanjutkan studinya di SMA Negeri 3 Surakarta.

Selama SD hingga SMA, mahasiswa berkacamata ini mengikuti program percepatan alias akselerasi.

Warga Jalan Padjajaran Timur II No 24 Sumber, Surakarta ini menjalani pendidikan SD selama 5 tahun, SMP 2 tahun, dan SMA 2 tahun.

"Waktu di PAUD ada guru yang bercerita kalau bisa lulus muda atau cepat itu enak, dikejar-kejar di awal, selanjutnya lebih santai. Ya, saya terus termotivasi untuk bisa cepat lulus dengan ikut akselerasi," tegasnya.

Setelah lulus SMA, awalnya ia bingung menentukan pilihan masuk ke universitas.

Ayahnya, Sapta Kusuma Brata, menyarankan Wijaya kuliah di UGM.

"Bapak menyarankan UGM, agar mengikuti Bapak dulu. Kan dulu Bapak kuliah di UGM, jurusan teknik nuklir," tandasnya.

Wijaya memilih teknik elektro karena listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan.

"Zaman sekarang apa-apa butuh listrik, jadi cari kerja besoknya lebih gampang," katanya.

Mahasiswa Termuda UGM Mengidolakan Soekarno dan Jokowi

3. Aldo Meyolla Geraldino

Aldo Meyolla Geraldino, mahasiswa termuda UGM 2015.
Aldo Meyolla Geraldino, mahasiswa termuda UGM 2015. (ugm/ac/id)

Aldo Meyolla Geraldino menyandang peringkat kedua mahasiswa termuda UGM.

Dikutip dari website resmi UGM, Aldo diterima di prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM tahun ajaran 2015/2016 saat masih berusia 14 tahun, 7 bulan, dan 29 hari.

Aldo menjadi mahasiswa UGM melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Sama seperti mahasiswa termuda lainnya, bocah kelahiran Surakarta, 19 Desember 2000 ini melalui semua jenjang pendidikan SD hingga SMA dengan mengikuti program akselerasi.

Putra pasangan Masoed dan Christina Murtini ini lulus dari SD Negeri 16 Surakarta saat masih berusia 10 tahun.

Sementara pendidikan di SMP Negeri 9 Surakarta dan SMA Negeri 1 Surakarta diselesaikan Aldo dalam tempo empat tahun saja.

Tidak hanya berprestasi pada nilai akademik, Aldo juga mahir memainkan beberapa alat musik. Ia terbiasa memainkan gitar, drum, dan bas.

4. Arya Bagus Kevin

Arya Bagus Kevin, mahasiswa termuda UGM 2014.
Arya Bagus Kevin, mahasiswa termuda UGM 2014. (dok.UGM)

Status mahasiswa termuda di UGM masih disandang Arya Bagus Kevin.

Arya masuk UGM pada tahun akademik 2014/2015.

Seperti dilansir dari situs resmi UGM, Arya memulai kuliahnya pada usia 14 tahun.

Saat ditemui di sela-sela upacara di Lapangan Grha Sabha Pramana, Arya terlihat kalem. Raut wajahnya terlihat dewasa.

"Ya senang sih, akhirnya diterima kuliah di UGM jalur ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi. Tepatnya (usiaku) 14 tahun, 6 bulan 9 hari," kata Arya, Senin (18/8/2014).

Remaja seumur Arya biasanya masih belajar di SMP.

Namun, Arya bisa kuliah pada usia 14 tahun karena program akselerasi yang diikutinya di tingkat SMP dan SMA.

Saat menjalani pendidikan di SMA Negeri 3 Solo dalam usia yang lebih muda pun, Arya mengaku tidak mengalami hambatan yang berarti.

"Semua lancar-lancar saja, mengalir gitu dan yang mengenalkan program akselerasi orangtua, terus ada ketertarikan, dan saya masuk SD di umur 4 tahun," ujar remaja kelahiran Solo, 23 Februari tahun 2000 itu.

Mulai Kuliah Umur 14 Tahun, Arya Bagus Jadi Mahasiswa Termuda UGM

Arya diterima di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM.

Jurusan ini menjadi pilihannya setelah mendapat arahan ayahnya, Aris Murtopo, yang bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Karanganyar, Solo.

Dia pun berharap bisa belajar dengan baik di jurusan tersebut.

"Saya memilih Teknik Sipil karena selama pembangunan di negeri terus berjalan, lulusan-lulusan Teknik Sipil akan terus digunakan. Ya, kalau cita-cita sih inginnya jadi menteri," katanya.

(Tribunlampung.co.id/Daniel Tri Hardanto/Kompas.com/ugm.ac.id)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berusia 15 Tahun, Bhagas Nakshatrasakti Menjadi Mahasiswa Termuda UGM dan Nur Wijaya Didaulat sebagai Mahasiswa Termuda UGM dengan Usia 15 Tahun

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved