Tribun Bandar Lampung
Saran Walhi soal Sampah di Pesisir Bandar Lampung: Bentuk Satgas, Sosialisasi Berkelanjutan
Wahana Lingkungan Hidup Lampung menyebut persoalan sampah di pesisir Bandar Lampung bukan hal yang baru terjadi.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Wahana Lingkungan Hidup Lampung menyebut persoalan sampah di pesisir Bandar Lampung bukan hal yang baru terjadi. Masalah ini sudah lama terjadi alias klasik dan terus berlarut.
Direktur Walhi Lampung Irfan Tri Musri menjelaskan ada beberapa faktor penyebab keberadaan sampah-sampah di teluk Bandar Lampung.
"Ada sampah dari wilayah hulu Bandar Lampung, ada juga sampah kiriman dari tengah laut," katanya, Selasa (13/8/2019).
Saat ini, Irfan menyebut kondisi sampah di Bandar Lampung telah mencapai titik memprihatinkan.
"Karena jika kita simak secara seksama, tumpukan sampah di pesisir kota sudah mencapai ketebalan lebih dari 1 meter," ujarnya.
Dari seluruh sampah yang ada di pesisir di Bandar Lampung, pihaknya memperkirakan 70-80 persen sampah tersebut merupakan plastik. Sampah ini, jelas Irfan, lebih susah terurai di tanah. Waktu penguraiannya bisa 100-250 tahun.
Irfan menjelaskan sampah di pesisir Bandar Lampung telah menjadi objek kegiatan komunitas peduli lingkungan. Termasuk acara bersih-bersih oleh pemerintah daerah maupun instansi tertentu.
"Namun, penanggulangan sampah sekarang ini tidak bisa hanya dengan by activity (berdasarkan kegiatan). Pengentasan masalah sampah di pesisir kita bisa dengan beberapa cara," paparnya.
Menurut Irfan, perlu pembentukan tim atau satuan tugas khusus penanggulangan sampah. Seperti tim oranye atau sebutan lainnya.
Kemudian, sosialisasi menyeluruh dan kontinu kepada masyarakat untuk meminimalisasi pembuangan sampah ke kali.
"Bisa juga pembuatan regulasi tentang pengurangan sampah plastik seperti Pemkot Bogor dan pemda di Bali," saran Irfan.
"Buat sistem dan infrastuktur pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)