Tribun Bandar Lampung

Sampah Pesisir Bandar Lampung, Dosen Unila: Kelola Bank Sampah, Tetapkan Sanksi Tegas

Selain dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung, ada juga solusi dari dosen Universitas Lampung terkait sampah di pesisir Bandar Lampung.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
Tribun Lampung/Bayu Saputra
SAMPAH DI PESISIR PANJANG - Warga berjalan di antara sampah yang berserakan di pesisir Panjang Utara, dekat Taman Kabarti, Selasa (13/8/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Selain dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung, ada juga solusi dari dosen Universitas Lampung terkait sampah di pesisir Bandar Lampung.

Adalah Herman Yulianto, dosen yang menyampaikan saran tersebut. Wartawan Tribun Lampung mewawancarainya, Kamis (15/8/2019).

Satu dari beberapa saran dosen Herman adalah perlunya sanksi tegas agar orang tidak lagi membuang sampah sembarangan, khususnya di sungai.

"Kita tahu sampah yang ada di pesisir kebanyakan dari limbah rumah tangga, pertanian, dan industri yang berasal dari daratan. Makanya harus tegas, beri sanksi tegas. Jangan sampai sampah masuk ke laut melalui aliran sungai," jelasnya.

Selain itu, Herman berpendapat perlunya penanganan mulai dari hulu. Misalnya melalui pengguliran program bank sampah secara serius.

"Dari industri juga harus tegas terkait pembuangan air limbahnya. Semua perusahaan yang menimbulkan dampak, wajib memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)," katanya.

Herman juga menyarankan agar ada instalasi filter untuk aliran air yang menuju sungai. Sehingga, sampah organik maupun anorganik tidak begitu saja masuk ke perairan.

"Lalu, meningkatkan jumlah atau intensitas penjemputan sampah rumah tangga," ujar Herman.

"Terpenting juga, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup dari pencemaran," sambungnya.

Penanaman kesadaran dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya serta pengolahan sampah yang tepat, menurut Herman, harus sejak dini atau anak-anak. Untuk memulainya, bisa dengan menyisipkan pada pelajaran sekolah, dari TK dan SD.

"Harus ada juga penyuluhan mengenai kesadaran tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk bagi masyarakat di pinggir daerah aliran sungan dan kawasan pesisir," terangnya.

Begitu juga untuk para pengguna dan pengelola wisata, Herman mengimbau untuk turut serta peduli menjaga kebersihan lingkungan.

"Bisa dengan menyiapkan piranti pendukung bank sampah atau filter fisik semacam saringan. Jadi, setiap peralihan ke saluran, ada filter atau penyaring sampah fisik. Penempatan saringan di setiap pintu keluar atau outlet saluran," paparnya.

Memprihatinkan

Penelusuran Tribun Lampung beberapa hari lalu, kondisi pesisir Bandar Lampung kian memprihatinkan. Sampah mulai dari plastik hingga kayu bekas berserakan dan memenuhi bibir teluk.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved