Pemotor Tewas Usai Berkelahi dengan Polantas, Begini Respons Kapolda
Pemotor Tewas Usai Berkelahi dengan Polantas, Begini Respons Kapolda NTB
Adapun surat dokumen itu didapatkan dari Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) Lombok Timur, Eko Rahady sebanyak satu lembar.
Surat pernyataan tersebut tertanggal Sabtu (7/9/2019) tersebut bermuatan 2 poin. Poin pertama menyebutkan,
“Kami selaku orang tua dan keluarga dari Zaenal Abidin tersebut di atas, tidak keberatan dan tidak akan menuntut secara hukum dari pihak manapun di kemudian hari, atas apa yang sudah terjadi dan yang dialami oleh anak kami tersebut di atas dikarenkan kami selaku keluarga menyadari/memaklumi kondisi anak kami yang sedang mengalami gangguan jiwa.”
Sedangkan poin yang kedua bertuliskan, “Kami selaku orangtua mewakili keluarga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan/sumbangsih biaya pengobatan/perawatan dan santunan yang telah diberikan oleh pihak kepolisian”
“Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagai mana mestinya”, tutup surat tersebut.
Versi polisi
Berdasarkan rilis polisi, kejadian berawal pada Kamis (5/9/2019) pukul 20.20 Wita di lapangan apel Satlantas Polres Lotim.
Saat itu, seorang pengendara tak dikenal dengan sepeda motor Vario warna putih melawan arus dan tanpa mengenakan helm masuk ke pintu gerbang kantor satlantas.
Kemudian, diketahui jika pengendara itu adalah Zaenal Abidin yang terjaring razia operasi patuh yang dilaksanakan pada hari yang sama pukul 16.00.
Pada saat itu, ada dua orang Anggota Satlantas atas nama Aipda I Wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husaen, sedang melaksanakan tugas piket menjaga barang bukti hasil razia operasi patuh di lapangan apel Satlantas.
Zaenal Abidin disebut datang dengan cara yang tidak bersahabat dan dengan nada keras berkata, "di mana motor saya".
Hal itu memicu awal percecokan antara Zainal Abidin dan anggota Satlanatas yang sedang berjaga.
Aiptu I Wayan Merta Subagia menyampaikan kepada Zainal Abidin untuk turun dari kendaraan, namun masih dengan nada keras Zainal Abidin mengatakan, "Mau mu apa".
Bripka Nuzul lalu menghampiri Zaenal Abidin dengan tujuan menenangkan sambil berkata, "Ada apa Pak, tolong tenang".
Secara tiba-tiba, Zaenal Abidin disebut menyerang Bripka Nuzul dengan cara memukul menggunakan tangan terkepal ke bagian pipi sebelah kiri dan hidung secara bertubi-tubi.
Akibat percekcokan itu perkelahian tidak terelakan.
Zaenal Abidin disebutkan melakukan perlawanan dan anggota melakukan pembelaan diri hingga mengakibatkan Zaenal Abidin terjatuh dan menabrak pot bunga yang ada di lapangan apel Satlantas.
Hingga akhirnya, Zaenal Abidin dilumpuhkan dan selanjutnya diserahkan ke SPKT Polres Lotim.
Akibat serangan dari Zaenal Abidin, Bripka Nuzul juga langsung dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka yang disebut cukup serius.
Zaenal Abidin sempat diperiksa Satreskrim Polres Lotim, namun saat pemeriksaan Zaenal Abidin tiba-tiba tidak sadarkan diri dan dibawa ke RSUD Selong.
Namun, nyawa Zaenal Abidin tak tertolong.
Polres Lotim disebut sudah membiayai pengobatan dan pemakaman Zaenal Abidin.
Polisi juga disebut sudah melakukan musyawarah dengan keluarga Zaenal Abidin.
Kasatlantas Polres Lombok Timur AKP Ryan Faisal yang dikonfirmasi membenarkan rilis tersebut.
"Iya, betul Mas, dari bapak kapolres," jawab Faisal, singkat, Senin (9/9/2019).
(Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Berkelahi dengan Polantas, Pengendara Motor Kena Tilang Tewas, Penjelasan Kapolda NTB-Ortu Korban"