Pengendara Mobil Ayla Dikejar-kejar Polisi, Melawan hingga Nyemplung di Parit dan Tewas Tertembak
Pengendara Mobil Ayla Dikejar-kejar Polisi, Melawan hingga Nyemplung di Parit dan Tewas Tertembak Kepalanya
Pengendara Mobil Ayla Dikejar-kejar Polisi, Melawan hingga Nyemplung di Parit dan Tewas Tertembak
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pengendara mobil Ayla dikejar-kejar polisi yang mengendarai sepeda motor. Irwan (35) yang mengendarai mobil Ayla tak mau berhenti meski sudah dipepet petugas.
Bahkan, polisi bernama Bripka Effendy sudah mengeluarkan pistol agar Irwan menghentikan kendaraannya.
Bukannya berhenti, Irwan malah melawan melawan petugas hingga akhirnya tewas karena kepalanya tertembak senjata api.
Irwan (35), bandar narkoba yang tewas tertembak kepalanya saat ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Timur di Samarinda diketahui sebagai penjual ikan di Pasar Teluk Lingga di Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.
Selain berdagang ikan, Irwan juga kadang jualan kelapa.
Profesi itu dijalani Irwan kurang lebih setahun sejak datang dari Sulawesi Selatan.
Informasi ini disampaikan keluarga Irwan, Sahar Bin Rasyid (43) saat ditemui KOMPAS.com di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Sabtu (21/9/2019).
Irwan datang ke Kaltim sejak 2018 lalu menetap di Sangatta.
Menurut Sahar, Irwan adalah orang pekerja keras dan mudah bergaul.
Tetapi, Sahar mengetahui jika Irwan adalah pengguna narkoba.
• Pengendara Avanza Dikejar Polisi dan Ditembak Punggungnya, Lolos Naik Becak Bersama Istri dan Anak
• Pengendara Honda Jazz Melawan saat Razia Polisi, Berakhir Tewas Ditembak Petugas di Depan Polres
"Dia (Irwan) pernah cerita sama saya kalau dia pemakai (narkoba)," kata Sahar.
Sahar sempat memperingatkan agar hati-hati menggunakan barang haram tersebut.
Sebab, bisa berakibat fatal jika berhadapan dengan penegak hukum.
"Saya peringati. Hati-hati dengan itu (narkoba) bisa ditangkap polisi," tutur Sahar.
Sahar tak mengetahui jika kerabatnya berubah jadi bandar narkoba yang ditangkap saat menjemput sabu berat 1.009,43 gram yang terisi dalam 11 kantong plastik dan dua kantong ekstasi jumlah 200 butir dan berat 83,18 gram di Samarinda.
Barang haram tersebut ingin dibawa Irwan ke Sangatta.
Sahar mengaku berkomunikasi dengan Irwan terakhir tiga hari sebelum ditangkap petugas tapi tak membahas narkoba.
"Hanya tanya-tanya kabar saja. Saya juga kaget sampai barang (narkoba) sebanyak itu," jelas Sahar.
Istri Irwan, Ike Siringge menyebut suaminya kerja serabutan.
Dirinya tidak mengetahui keterlibatan suaminya pada kasus peredaran narkoba.
"Saya tidak tahu narkoba," kata Ike.
Humas BNN Kaltim, Haryoto mengatakan Irwan adalah pemain baru dalam peredaran narkoba di Kaltim.
Pihaknya mengendus informasi ada penjemputan narkoba dari Samarinda menuju Sangatta menggunakan mobil Ayla merah KT 1971 RJ pada Jumat (20/9/2019) sore.
"Setelah kami mengantongi ciri kendaraan kami langsung intai dan buntuti hingga penangkapan," kata Haryoto.
Mobil Ayla merah yang dikendarai Irwan nyungsep ke parit setelah aksi kejar-kejaran bersama petugas.
Ada empat orang menumpangi mobil itu.
Di antaranya, Irwan (sopir), Ike, Mike dan pria yang disebut-sebut pacar Mike berhasil kabur.
Detik-detik bandar narkoba tewas tertembak kepalanya
Irwan alias Wawan Bin Daeng Tutu, bandar narkoba di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), tewas tertembak di bagian kepala saat diduga mencoba merebut senjata api milik petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltim, Jumat (20/9/2019).
Sebelum tertembak, Irwan dan petugas BNN, Bripka Effendy, sempat terlibat kejar-kejaran di sepanjang Jalan M Yamin menuju Simpang Empat Sempaja.
Bripka Effendy yang mengendarai sepeda motor mencoba mengejar mobil Ayla yang dikendarai Irwan bersama tiga pelaku lainnya, DT, I dan Q.
Saat terjadi kejar-kejaran tersebut, kaca mobil Irwan dalam kondisi terbuka.
Saat berhasil mendekati mobil tersebut, Effendy lalu mengarahkan pistolnya ke Irwan dan memerintahkan pelaku untuk berhenti.
Namun, Irwan tak mengindahkan perintah tersebut dan justru mencoba merebut pistol Effendy.
Tarik menarik pun tak terhindarkan. Effendy lalu berusaha melumpuhkan Irwan dengan menembak pahanya.
Namun, tembakan tersebut justru mengenai kepala Irwan.
Sementara itu, saat mencoba kabur, mobil komplotan Irwan tersebut sempat menabrak petugas.
Petugas BNN terpaksa menyerempat paksa mobil tersebut hingga masuk ke parit.
"Setelah kejadian itu mobilnya nyungsep ke parit di simpang empat Sempaja. Kita evakuasi ke rumah sakit tadi malam tapi (Sabtu dini hari) meninggal," ujar Humas BNN Kaltim Haryoto saat ditemui di kamar jenazah RSUD AW Syaharie, Sabtu (21/9/2019).
Sementara itu, menurut keterangan petugas, pelaku yang sudah dibuntuti petugas sejak Jumat sore, diketahui mengambil narkoba jenis sabu di Jalan Juanda dengan mengendarai mobil Ayla warna merah.
Petugas pun segera membuntuti pelaku.
Saat itu petugas BNN menggunakan satu unit mobil dan lima sepeda motor.
Menyadari ada petugas yang mengejar, pelaku langsung membuang barang haram berupa sabu berat 1.019 gram dan pil diduga ekstasi 300 butir, di bawah jalan layang Juanda.
"Kami pantau dan membuntuti mobil itu di seputaran Jalan Juanda. Sempat dihadang tapi mereka berkelit dan melarikan diri," tutur Kabid Pemberantasan BNN Kaltim, AKBP Tampubolon, di Samarinda.
Sementara itu, tiga pelaku lainnya yang berada di mobil Ayla dengan nomor polisi KT 1971 RJ, telah diamankan polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Irwan, Bandar Narkoba yang Ditembak Mati, Berawal dari Jual Ikan dan Kelapa ", https://regional.kompas.com/read/2019/09/22/08322021/kisah-irwan-bandar-narkoba-yang-ditembak-mati-berawal-dari-jual-ikan-dan?page=all.