Suami Koma 4 Bulan Akibat Dikeroyok Pesilat, Ini Curhat Istri Kapolsek Kompol Aditya
Istri Kapolsek Kompol Aditya curhat pilu mengenai kondisi suaminya yang sudah 4 bulan tidak sadarkan diri.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEMARANG - Istri Kapolsek Kompol Aditya curhat pilu mengenai kondisi suaminya yang sudah 4 bulan tidak sadarkan diri.
Kompol Aditya adalah korban pengeroyokan sejumlah pesilat di Wonogiri, Jawa Tengah, sekitar empat bulan lalu.
Ketika itu Kompol Aditya yang menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Wonogiri bertugas mengamankan tawuran antarperguruan silat.
Nahas bagi Aditya. Dirinya malah menjadi sasaran kemarahan dari beberapa pesilat.
Aditya mengalami koma akibat pengeroyokan tersebut.
Demi kesembuhannya, keluarga membawa Aditya ke rumah sakit di Singapura.
Empat bulan berselang, Aditya dibawa pulang kembali ke tanah air.
Sang istri pun menumpahkan isi hatinya mengenai kondisi terkini Aditya.
Dewi Setyowati (39) mengungkapkan mengenai kondisi suaminya.
"Alhamdulillah sudah semakin membaik, semakin stabil, sudah sering merespon," kata dia, dalam keterangannya, Kamis (26/9/2019).
Akibat dari kejadian pengeroyokan itu, Aditya, menderita cedera di bagian tengkorak kepala. Aditya sempat menjalani pengobatan di Singapura General Hospital.
Setelah menjalani perawatan di luar negeri, kata Dewi, suaminya sudah dapat merespon keadaan di lingkungan sekitar.
"Kalau di sini, responnya sudah lebih baik. Karena mungkin karena ada anak-anak juga, kan dengar suara anak, ibunya Mas Adit juga lagi di sini," ujarnya.
Dewi menyayangkan kejadian yang dialami oleh suaminya tersebut.
Hal ini, karena Aditya belum dapat kembali bekerja sebagai aparat kepolisian.
Selain itu, ketiga orang anak dari pasangan suami-istri itu kehilangan waktu bermain.
"Anak-anak suka tanya, 'Kapan yah Papi sembuh? Ingin berenang lagi, pingin main sama Papi'" kata dia.
Namun, seiring perjalanan waktu, dia menambahkan, anak-anaknya sudah dapat menerima kondisi ayahnya.
Sebelumnya, AKP Aditya Mulya menjadi korban pengeroyokan oleh massa saat melaksanakan tugas pengamanan perkelahian antar perguruan silat di Wonogiri pada 8 Mei 2019.
Pada 16 Mei 2019, AKP Aditya Mulya dirujuk ke Singapore General Hospital untuk mendapatkan perawatan intensif lanjutan.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasa korban, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mengeluarkan Keputusan Kapolri untuk Aditya Mulya dengan memberikan penghargaan kepada anggota Polri berupa kenaikan pangkat.
Surat itu tertuang dalam Nomor Kep/918 N/2019. (Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Cerita Istri Polisi yang Jadi Korban Pengeroyokan Padepokan Silat"
Pulang ke Indonesia
Kapolsek Semarang Tengah Kompol Aditya Mulya Ramadhani masih tak sadarkan diri.
Aditya merupakan korban penyerangan dari pesilat yang terjadi sekitar tiga bulan lalu.
Sejak itu, Aditya tidak sadarkan diri dan mesti dirawat di rumah sakit.
Karena kondisinya yang kritis, pihak keluarga akhirnya membawa Aditya berobat ke Singapura.
Tiga bulan sudah Aditya menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura.
Aditya kini kembali ke tanah air.
Lalu bagaimana kondisinya sekarang?
Anggota polisi korban pengeroyokan anggota PSHT Wonogiri beberapa bulan yang lalu itu dipulangkan dari Singapura ke kediamannya di Semarang Jawa Tengah Indonesia pada, Selasa (17/9/2019).
Didampingi keluarga dan sanak saudara, Aditya yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat menjadi Kompol itu disambut langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel beserta jajarannya di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.
Diketahui Kompol Aditya telah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih 3 bulan di Singapore General Hospital (SGH) karena mengalami luka di kepala.
Sebelumnya, Anggota polisi Polda Jateng yang sedianya menjabat sebagai Kapolsek Semarang Tengah Polrestabes Semarang sejak Mei 2019 lalu mengalami musibah pengeroyokan oleh sejumlah anggota PSHT Wonogiri dalam peristiwa bentrok.
Kompol Aditya yang saat itu membantu pengamanan bersama jajaran Polres Wonogiri dikeroyok tak jauh dari lokasi bentrok dan mengalami luka serius pada bagian kepala.
Dua hari menjalani perawatan di ruang ICU RS dr Oen Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, mantan Kompol Aditya tak kunjung sadar.
Keluarga pun berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah dan membawanya ke Singapore.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja mengatakan, setelah menjalani proses perawatan seperti operasi tenggorokan dan saluran pernafasan, Kompol Aditya dipulangkan ke Indonesia untuk menjalani perawatan lanjutan.
"Suatu keanugerahan atas dedikasi tinggi Kompol Aditya. Ia menjadi korban saat melaksanakan tugas pengamanan. Sampai saat ini masih belum sadar menjalani perawatan jalan di Indonesia di bawah pengawasan Bid Dokkes Polda Jateng," terangnya, Sabtu (21/9/2019).
Adapun secara medis, Kompol Aditya dinyatakan sudah melewati fase kritisnya.
Bahkan sebagian anggota tubuhnya sudah bisa digerakkan meskipun belum banyak mengalami perkembangan yang signifikan.
Adapun dalam berkomunikasi, Kompol Aditya masih kesusahan dalam berucap. Sejumlah bahasa isyarat digunakan oleh Aditya kepada keluarga maupun saudara lainnya.
"Sejumlah luka di kepala bagian belakang akibat benda tumpul masih belum bisa ketutup.
Kini Kompol Aditya menjalani pengobatan berjalan dan dari Polri akan membantu sampai Aditya sembuh. Dari tugasnya diistirahatkan guna pengobatan. Sedangkan kasusnya sendiri ditangani oleh Polres Wonogiri," pungkasnya.
Tak Hadir Pelantikan
Dilantik, menjadi kapolsek, perwira polisi ini tak datang karena kondisinya yang memprihatinkan.
Dia adalah Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya Mulya Ramdhani.
Aditya sejatinya dilantik menjadi Kapolsek Semarang Tengah.
Namun ia masih tergeletak di rumah sakit dalam kondisi koma sehingga tidak bisa hadir di acara pelantikannya.
Meski demikian, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji, tetap melantiknya menjadi Kapolsek Semarang Tengah, pada upacara serah terima jabatan di lingkungan Polrestabes Semarang, Sabtu (18/5/2019).
Mulai hari ini, AKP Aditya seharusnya menduduki jabatan Kapolsek Semarang Tengah.
Namun hal itu belum bisa dilakukannya, karena dia menjadi korban pengeroyokan pengikut perguruan silat di Wonogiri.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji menyebutkan, mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri tersebut kini masih menjalani perawatan di Singapura.
Ia diberangkatkan ke Singapura menggunakan pesawat Kamis kemarin.
"Salah satu kapolsek yang akan masuk di lingkungan Polrestabes Semarang ini adalah mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri.
Beberapa saat lalu mendapatkan musibah menjadi korban pengeroyokan," sebutnya, Sabtu (18/5/2019).
Abi menyebut akan melakukan koordinasi dengan Kapolda Jateng guna menentukan kebijakan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan.
Sementara waktu, Wakapolsek Semarang Tengah akan menduduki jabatan Kapolsek.
"Saya akan bertanya Kapolda apakah bisa dilakukan penggantian.
Tentu saat sembuh akan diberikan reward dengan jabatan di lingkungan Polrestabes.
"Silakan AKP Aditya bisa memilih," katanya.
(Tribunnews.com)