Tribun Bandar Lampung

Duka Febri Yatim Piatu Korban Kecelakaan Maut Tarahan, Sering Teriak Histeris Panggil Nama Sang Ibu

Duka Febri Yatim Piatu Korban Kecelakaan Maut Tarahan, Sering Teriak Histeris Panggil Nama Sang Ibu

Tribunlampung.co.id/Sulis
Febri bersama Yanto (kiri), Agus (DUA dari kiri) dan Nonie Aprilina (kanan) di ruang anak Alamanda / Sulis SM 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,BANDARLAMPUNG - Kecelakaan tragis yang melibatkan truk Fuso bermuatan kaca dengan empat motor tepatnya di Jalan Soekarno Hatta jalur tanjakan Tarahan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, pukul 07.30 WIB 25 September lalu menyisakan kisah pilu dan duka mendalam bagi Febriansyah (10) dan Ahlani (3,5).

Kakak beradik yang masih usia belia ini harus kehilangan kedua orangtuanya Sarja bin Durahman (36) dan Sana'ah binti Sana'i (34) yang nyawanya tidak tertolong akibat kecelakaan maut tersebut.

Febri dan Lani bahkan masih menjalani perawatan berkelanjutan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Bandar Lampung.

Ditemui Tribun Lampung Selasa (1/10/2019), Febri nampak asyik memainkan android yang dipegangnya sembari rebahan di ranjang pasien didampingi Wawaknya Yanto dan putranya Agus.

Di Gedung Alamanda Ruang Anak Kemuning Lantai 4, Febri dirawat bersebelahan dengan adik lelakinya Ahlani yang tengah menjalani tindakan operasi pemasangan pen pada lengan sebelah kanan di gedung terpisah.

Di ruangan itu setidaknya ada enam pasien lain yang turut dirawat.

Yanto, pria 50 tahunan itu membeberkan, dokter sempat melarang keponakannya bermain handphone.

Namun dirinya beralasan ini menjadi cara untuk keponakannya tidak tantrum dan menangis kala mengingat lakalantas yang menimpanya.

BREAKING NEWS - Motor Dihantam Truk, Pasutri Warga Keteguhan Tewas Usai Menginap di Rumah Kakak

"Dari awal dirawat di rumah sakit, empat hari empat malam bisa dibilang nggak tidur, nangis aja, kalo nggak keliatan tegang dan teriak-teriak manggilin Mamanya," beber pria beruban ini.

BREAKING NEWS - Pasutri Tewas Kecelakaan Maut di Tanjakan Tarahan Dimakamkan Terpisah

Menurutnya, mainan yang ada di ponsel membantu siswa kelas 4 SDN 2 Keteguhan ini untuk sedikit melupakan apa yang dialami.

"Kalau pas lagi mainan gitu, disuapin makanan mau nerima. Kalau nggak, ya nggak mau makan," sambungnya.

Febri nampak komunikatif saat ditanya. Namun secara fisik, kaki kanan dan kirinya masih diperban dan di gips.

Sementara bagian wajahnya nampak sisa bekas luka yang sudah mengering. Sebelah kiri bagian matanya masih nampak memerah.

Febri sempat teriak kesakitan saat tim dokter mengganti perban yang menyelimuti sebagian kakinya. Lalu dia lupa saat kembali fokus pada ponselnya.

Yanto merupakan kakak kandung Sarja, sebelum lakalantas, ibu ayah dan dua anak ini dari menginap di rumahnya selama dua malam sembari menengok orangtua mereka yang tinggal bapak saja.

"Dua malam minep dirumah saya di Kalianda. Kalau Bapak kami tinggal sama Ayuk nggak jauh dari rumah," katanya.

Sanata (25) adik kandung Sana'ah (almarhumah), mengaku dua ponakannya belum tahu jika kedua orangtuanya telah tiada. Karena dikhawatirkan emosinya menjadi semakin tidak stabil jika diberi tahu secepat ini.

"Sementara biar sembuh dulu sampai bisa pulang ke rumah. Kalau pas nanya Mama mana, ya dijawab sama kondisinya, lagi dirawat juga," kata Nata sembari menunggu Ahlani menjalani proses operasi sejak pukul setengah 9 pagi.

Eka Maulina (25), istri Sanata membeberkan, Ahlani selain dipasang pen di bagian lengan tangan kanan, juga dilakukan operasi di bagian jari-jari kaki kanannya yang tinggal tersisa ibu jari.

"Jadi dioperasi juga jari kakinya. Tersisa ibu jari itupun sebagian. Bahkan telapak kaki kanan sebelumnya juga robek dan dijahit. Ada lecet-lecet juga di ke dua lututnya," tutur Eka.

Eka bersyukur Ahlani masih lebih mudah untuk dialihkan perhatiannya saat ingat kedua orangtuanya. "Jadi yang kecil ini pas inget Mamanya kita alihkan perhatiannya, kasih mainan udah lupa," kata dia.

Mengenai Febri, terusnya, berdasarkan hasil rongsen, serpihan tulang yang patah di kedua kakinya butuh dibersihkan dan dioperasi secepatnya sembari dipasang pen. Selain itu, didapati luka lecet di bagian kaki, tangan, maupun badannya.

"Namun HB darahnya belum stabil jadi nunggu stabil dulu baru menjalani proses operasi, " tambahnya.

Rencananya, dua anak ini akan dirawat oleh Nenek dari pihak almarhumah. "Tapi nggak tau nanti (respon) dari keluarga (almarhum) Bapaknya gimana," sambung Eka.

Orangtua Febri dan Ahlani juga sudah memiliki rumah sendiri meskipun baru bata merah di Keteguhan Teluk Betung. "Ini dirumah lagi nyiapin tahlilan 7 harian untuk nanti malam. Makanya ibu dan bapak (almarhumah) nggak ke rumah sakit," jelasnya.

Salah satu aktivis sosial Nonie Aprilina mengatakan, dua anak korban lakalantas ini masih begitu panjang masa depannya dan harus menanggung beban sebagai anak yatim piatu.

Bagi masyarakat yang tergugah hatinya untuk mengulurkan bantuan, bisa melalui rekening milik salah satu keluarga almarhumah Rekening BRI 207701009075506 atas nama Eka Maulina Zuliastuti.

Dia juga menyerahkan bantuan secara langsung kepada Febri yang merupakan titipan dari masyarakat melalui dirinya. Terlihat Nonie juga membawakan makanan berat dan juga kue untuk Febri dan keluarga korban.

Pantauan Tribun, banyak juga masyarakat yang datang memberikan dukungan bahkan bantuan secara langsung kepada Febri. Bahkan tak jarang yang membesuk juga merupakan keluarga pasien yang tengah dirawat di rumah sakit yang sama.

"Begitu tahu ada anak yatim piatu yang tengah dirawat juga di Alamanda, saya dateng ke sini. Kebetulan anak juga tengah dirawat di Alamanda," beber Mila, pembesuk yang datang melihat Febri.(Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved