Tak Cuma Wiranto, Jenderal Soeharto Pernah Alami Percobaan Pembunuhan, Pelakunya Masih Anak-Anak
Tak cuma Menkopolhukam Wiranto yang mendapatkan serangan dari orang tak dikenal, mantan Presiden Indonesia, KE -2 Soeharto juga nyaris diracun dengan
Penulis: Romi Rinando | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tak cuma Menkopolhukam Wiranto yang mendapatkan serangan dari orang tak dikenal.
Presiden ke-2 Indonesia Soeharto juga nyaris diracun dengan racun tikus.
Presiden RI, Soeharto rupanya hampir diracun tikus saat masih menjabat sebagai Panglima Kostrad.
Namun berkat kejelian dan ketelitian sang istri, almarhumah Ibu Tien, nyawa Soeharto berhasil selamat.
Percobaan pembunuhan kepada Menko Polhukam Wiranto tadi siang mengegerkan publik.
Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal saat berkunjung ke Banten, Kamis (10/10/2019)
Wiranto segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
• Tetangga Ungkap Kejanggalan Perilaku Pelaku Penusukan Wiranto
• Jenderal TNI Ini Sempat Jadi Anak Emas Soeharto, Tersingkir karena Omongan
• Beda dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
Nyatanya bukan hanya Wiranto saja yang mengalami percobaan pembunuhan.
Mengutip buku Siti Hartinah Soeharto Ibu Utama Indonesia, ketika G30S/PKI terjadi, perwira-perwira tinggi TNI AD menjadi sasaran pembunuhan.

Bahkan jenderal kesayangan Soekarno, Ahmad Yani turut dibunuh sehingga mengakibatkan kekosongan di tampuk pimpinan tertinggi angkatan darat.
Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad dengan advis dari beberapa perwira tinggi TNI agar memegang kendali AD sementara waktu.
Entah disadari atau tidak, Soeharto kemudian 'masuk' menjadi sasaran pembunuhan G30S/PKI karena jabatan yang baru saja ia emban.
Akibatnya, istri Soeharto, Ibu Tien menjadi tak tenang hatinya mengetahui sang suami rawan dibunuh karena tugasnya sebagai pimpinan tertinggi sementara AD.
Dirinya semakin was-was saat Soeharto tak mengabarinya ketika dirinya berada di rumah sakit menunggu Tommy.
"Maka saya nekad saja untuk pulang karena saya gelisah dan tidak betah lebih lama di rumah sakit.