Mendagri Tito Karnavian yang Minta Dipanggil Jenderal dengan Tambahan Purnawirawan
Mendagri Tito Karnavian yang Minta Dipanggil Jenderal dengan Tambahan Purnawirawan
Mendagri Tito Karnavian yang Minta Dipanggil Jenderal dengan Tambahan Purnawirawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Menteri Dalam Negeri ( Mendagri) Tito Karnavian bercerita tentang detik-detik terakhirnya menjabat sebagai Kapolri.
Tito mengatakan, hingga Rabu (23/10/2019) dini hari, teman-temannya sesama anggota kepolisian banyak yang masih berkumpul di rumahnya.
Mereka menanti Tito menanggalkan baju kepolisian.
"Jadi teman-teman tadi malam menunggu jam 00.00 untuk menyaksikan saya melepas baju Polri kemudian menjadi seorang purnawirawan, kembali menjadi seorang sipil," kata Tito saat serah terima jabatan Mendagri di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).
Tito mengatakan, dirinya bukan hanya melepas jabatan sebagai Kapolri, tetapi juga menyelesaikan tugas sebagai anggota kepolisian.
Oleh karenanya, ia berkelakar untuk tidak lagi dipanggil jenderal polisi, tetapi purnawirawan.
"Jangan lagi panggil saya ini ya, apa namanya itu jenderal polisi, tambahin plus purnawirawan," ujar Tito sambil tertawa.
Sebab, usia pensiun polisi 58 tahun, sedangkan usia Tito saat ini belum 55 tahun.
Bagi Tito, menjadi bagian dari kementerian adalah hal yang baru.
Namun demikian, meski kultur Kemendagri berbeda dengan Polri, Tito yakin dapat menyesuaikan diri.
"Bagi saya sendiri menjabat di Kemendagri ini jujur adalah hal baru bagi saya, masuk dalam lingkungan yang sepenuhnya sipil, yang memiliki kultur kemudian tata nilai yang mungkin berbeda dengan di kepolisian," kata Tito.
Biodata Idham Azis, Pengganti Kapolri Tito Karnavian
Komjen Idham Azis menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI (Kapolri) yang diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR.
Idham akan mengisi posisi kapolri yang ditinggalkan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Jenderal bintang tiga yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 1963 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988.
Saat ini, Idham menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Ia mulai menjabat sebagai Kabareskrim sejak Januari 2019.
Sebelumnya, Idham menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya di tahun 2017, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri di 2016, Kapolda Sulawesi Tengah di 2014, hingga Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di 2013.
Idham dikenal berpengalaman di bidang reserse dan anti-teror.
Diketahui, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri di tahun 2010.
Salah satu prestasinya adalah melumpuhkan teroris bom Bali, Dr Azahari dan komplotannya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Saat itu, ia mendapat penghargaan dari Kapolri Sutanto, bersama dengan Tito Karnavian, rekan seangkatannya.
Idham juga menjadi anggota tim kobra yang dipimpin Tito dalam memburu putra bungsu presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Hal itu terkait kasus pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita pada 7 Agustus 2000 yang ketika itu melibatkan Tommy.
Adapun Tommy divonis 10 tahun penjara dalam kasus tersebut.
Ia pun menjalani hukuman di Nusakambangan dan keluar di tahun 2006.
Idham juga menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau disebut Ops Camar Maleo.
Idham Azis juga turut ambil bagian dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Investigasi kasus Novel pernah ditangani oleh Idham saat ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan masih berpangkat bintang dua atau Irjen.
Kemudian, saat ini, Idham berperan sebagai penanggung jawab tim teknis kasus Novel yang dibentuk Polri.
Sayangnya, kasus itu belum terungkap hingga kini.
Diketahui, Komjen Pol Idham Aziz dulunya sempat viral di media sosial dan menuai banyak pujian.
Ketika itu Komjen Idhan Aziz menjabat sebagai Kapolda Metero Jaya.
Pasalnya, dalam video tersebut terekam suasana tegang saat apel di lingkungan kepolisian.
Sejumlah aparat polisi tampak berbaris rapi.
Mengenakan seragam lengkap, para anggota Kepolisian Republik Indonesia ini pun terlihat tegap.
Tak berselang lama setelahnya tampak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Idham Azis menghampiri sejumlah anak buahnya itu.
Idham tampak menyalami satu persatu anggota kepolisian yang berbaris di depannya.
Tak disangka, hal mengejutkan terjadi saat Kapolda Idham hampir sampai di ujung barisan.
Ia tampak menghampiri seorang anggota kepolisian yang mengenakan seragam lusuh.
Berbeda dari sejumlah anggota di sebelahnya, seragam yang dikenakan aparat kepolisian ini tampak sudah berubah warna karena terlalu lama dipakai.
Mengetahui hal tersebut, Kapolda Idham kemudian merogoh dompet yang ada di saku celananya.
Ia memberikan sejumlah uang pada aparat kepolisian itu.
Tak diketahui secara pasti berapa jumlah yang diberikan Kapolda Idham.
Pun tak diketahui kapan video itu direkam.
Meski begitu, video berdurasi kurang dari satu menit ini sukses memancing perdebatan di kalangan netizen.
Banyak yang mengatakan tindakan Kapolda ini adalah pencitraan.
Namun ada pula yang membela dengan memberi pujian pada Idham.
"Jangan bilang pencitraan yaaa,,,,itu tulus sbagai seorang atasan kpada bawahannya,,
cermin bagi pemimpin yg lain dan bagi kita semua,,," kata Pandawa Lima.
"Salut jendral gak banyak omong tegas wibawa bangga lihatnya.," komentar Andi Sulistiana.
"Pemimpin yg patut di contoh..," terang Harieswan Sapran.