Alasan PSK Online Rela Tak Dibayar Tamu yang Memesannya, Heran Setelah Lakukan Video Call
Seorang PSK online rela tak dibayar oleh tamu yang memesan jasanya. Ia pun mengungkap alasannya sampai rela tak dibayar.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang PSK online rela tak dibayar oleh tamu yang memesan jasanya.
Ia pun mengungkap alasannya sampai rela tak dibayar.
Seorang PSK online, sebut saja B, mengaku belum genap 6 bulan menjajakan diri melalui aplikasi MiChat di Kota Semarang.
Perempuan 21 tahun asal Jawa Barat itu mengatakan, MiChat bukan aplikasi pertamanya untuk meraup pundi-pundi pengguna jasa esek-esek itu.
"Gue dulu mulai pakai BeeTalk ya. Itu waktu masih di Jakarta. Terus akun gue kena banned (blokir), ada yang ngelaporin."
B membenarkan akunnya dikelola sendiri.
Termasuk, pemajangan foto dalam profil pun menggunakan potret wajah sendiri.
"Lu tau itu body gue kan? Cuma soal wajah gue ga berani buka, gue tutupi emotikon."
"Gue belum berani vulgar menampakkan wajah. Bisa dimatiin abah kalau ketahuan. Abah gue kan polwan," ujarnya seraya tertawa.
Dia membeberkan, tidak semua pelaku jasa esek-esek dalam MiChat sesuai dengan foto profil yang dipajang.
Kebanyakan foto-foto yang digunakan hanya pemanis.
Bahkan, hal itu bisa berujung pada penipuan.
Pernah Tertipu Siswa SMP
B mengungkapkan, ia pernah beberapa kali tertipu calon pengguna jasanya.
Cerita yang paling menggelikan bagi dia saat tertipu siswa SMP di Semarang.
"Foto profilnya cakep sumpah. Ibarat gue ga usah dibayar pun gue ikhlas dapet cowok secakep itu. Kami tukeran WA (WhatsApp)."
"Dia bilang mau BO (booking) gue, dan dia beneran bayar DP Rp 200 ribu dari m-banking. Tahu-tahu batal, lalu dia video call, ternyata masih bocah, SMP katanya sambil ketawa-tawa," ucapnya sembari menguraikan rambutnya.
"Heran aja, dia masih bocah kok udah tahu BO sama udah bisa transfer uang? Kalau logisnya belum bisa dia buat rekening tanpa KTP kan?" tambah Baby.
Dibooking Pelajar SMA
Putri sulung berstatus anak yatim itu juga membeberkan beberapa kali di-booking pelajar.
Kebanyakan pelajar itu adalah siswa SMA.
Semula B tak mempermasalahkan status pengguna jasanya.
Lama kelamaan, dia tak nyaman.
"Gue keinget adek gue. Cowok. Jadinya gak nyaman aja. Sekarang gue berani tolak mereka kalau masih pelajar."
"Ya gak pernah gue tanya mereka dapat duit dari mana. Yang penting tahu kalau itu duit asli," ujarnya.
B mematok tarif sekali kencan Rp 700 ribu, durasi pendek sekitar 3 jam.
Sedangkan, durasi panjang atau 8 jam dipatok Rp 1,5 juta.
Penelusuran tribunjateng.com, aplikasi MiChat dapat diakses siapapun yang memiliki ponsel Android.
Data yang dihimpun tribunjateng.com, Kamis (31/10/2019) pukul 12.01 WIB, terdapat 44 dari 70 akun bersimbol perempuan yang memasang kode wanita panggilan dalam status.
Data itu tampak dalam submenu "Pengguna di Sekitar" pada aplikasi.
Saat penghimpunan data tersebut, posisi GPS berada di kawasan Jalan Menteri Supeno, Kota Semarang.
PSK online di Lampung
Sementara di Lampung, seorang PSK online mengaku tunggu tamu di tempat karaoke.
Bahkan, ia memberikan pelayanan di tempat karaoke tersebut.
Namun, lokasi pelayanan PSK online di Lampung tersebut bisa berpindah ke indekos apabila pria hidung belang menawarnya lebih murah.
Hal tersebut diungkap seorang PSK online di Lampung yang diwawancara reporter Tribunlampung.co.id
Praktik prostitusi online semakin marak di Provinsi Lampung.
Para PSK online Lampung memanfaatkan aplikasi media sosial MiChat untuk menjalankan aksinya.
Di aplikasi tersebut, para PSK tersebut secara terang-terangan menjajakan diri.
Selain memasang foto profil berbusana seksi atau bergaya vulgar, mereka pun mencantumkan kode khusus jika bisa "dipakai".
Kode tersebut seperti, BO (booking order), DP (down payment) dulu, COD Langsung, No PHP, No Pance, dan sebagainya.
Reporter Tribunlampung.co.id menelusuri praktik prostitusi online dengan melakukan penyamaran guna menggali informasi dari sejumlah PSK online.
Polda Lampung menyatakan praktik prostitusi online melanggar peraturan.
Para pelaku bisa dijerat UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Untuk menelusuri prostitusi online, reporter Tribunlampung.co.id mengunduh aplikasi tersebut.
Kemudian, memilih beberapa perempuan muda berbusana seksi yang mencantumkan kode BO serta COD Langsung.
Tak butuh waktu lama, chatting pun dibalas.
Tanpa banyak basa-basi, PSK inisial AN menyebut tarif untuk kencan bersamanya Rp 1,5 juta.
Namun, pelanggan harus membayar uang muka (DP) terlebih dahulu Rp 500 ribu.
AN menyebut nominal Rp 1,5 juta itu sudah termasuk hotel plus layanan full service dan ada embel-embel "gak bakal kecewa".
Selanjutnya, AN menyatakan jika serius ingin kencan denganya maka DP ditransfer terlebih dahulu baru ketemuan.
Namun, tim Tribunlampung.co.id menawar DP dan tarif tersebut, dan disetujui AN.
Karena tarif yang disepakati cuma Rp 500 ribu, lokasi bertemu di indekos AN di sebuah gang di Jalan Antasari, Bandar Lampung.
AN mengaku, meski tarif normalnya Rp 1,5 juta, jika sedang tidak memiliki uang, maka bisa jadi Rp 1 juta atau kurang dari itu.
"Tarif ini sudah layanan semalam penuh," kata dia.
Ia mengaku, sering melayani pria hidung belang di salah satu tempat Karaoke yang ada di Bandar Lampung.
Sebab, selain menawarkan diri di media sosial, ia juga kerap sering menunggu pelanggan di tempat karaoke itu.
"Biasanya sampe pagi tergantung customer-nya. Tempat seringnya di karaoke, tapi di hotel juga sering sih," sebutnya.
An mengaku telah berkecimpung di dunia prostitusi online sejak usia 20 tahun.
Saat ini, usianya 23 tahun.
Ia mengaku awalnya bukan seorang PSK.
Beberapa tahun lalu, ia datang dari Sumatera Selatan untuk mencari pekerjaan di Bandar Lampung.
Namun, pekerjaan yang diharapkan tak kunjung dapat.
Sementara, ia membutuhkan uang untuk bertahan hidup.
Akhirnya, ia memutuskan menjadi PSK menggunakan akun MiChat.
"Ya mau gimana, hidupnya emang udah kaya gini, cari kerja susah," ungkapnya.
Video Syur
Selain AN, Tribun juga mencoba mengorek informasi dari PSK lain, inisial PA.
Melalui fitur "Pengguna di Sekitar" di aplikasi MiChat, reporter Tribunlampung.co.id mendapati PA.
Ia berdomisili di kawasan Kedaton, Bandar Lampung.
Di profilnya, PA memasang foto diri sedang memakai baju tank top warna pink.
Ia juga menuliskan kode "BO, Nggak Pake Pance".
Dari chatting, PA memasang tarif Rp 500 ribu.
Ia juga mengirimkan foto serta video syurnya guna meyakinkan.
PA tidak meminta DP, ia langsung mengirimkan lokasi pertemuan yakni di sebuah kontrakan di bilangan Kedaton.
Tak sulit menemukan kontrakan PA karena berada di tengah kota.
Kontrakan tersebut berada di pemukiman padat penduduk.
Ukuran kontrak sangat kecil, terdapat ruang tamu kecil serta kamar dan dapur.
Di ruang tamu, PJ bercerita, jika ia berasal dari salah satu kabupaten di Lampung.
Perempuan berusia 27 tahun ini mengaku sempat bekerja di toko baju, sebelum akhirnya terjun ke dunia prostitusi online.
"Terpaksa kerja begini, karena kebutuhan hidup," katanya.
PJ mengaku sudah dua tahun terakhir bekerja sebagai PSK.
Ia mengaku selalu bertransaksi secara online menggunakan aplikasi pertemanan, khususnya MiChat.
"Lebih mudahajakalau online. Apalagi MiChat, lebih mudah ketemu pelanggan (dari fitur Pengguna di Sekitar)," katanya.
PJ memasang tarif Rp 500 ribu untuk sekali layanan.
Ia tidak mematok pelanggan harus membayar uang muka alias DP.
Dalam sehari, PJ mengaku bisa melayani rata-rata 2-3 pria hidung belang.
Pelanggan, menurut dia, biasanya ramai pada akhir pekan.
"Ya 2-3 orang. Tapi kadang cuma 1 orang. Kadang juga nggak ada sama sekali dalam sehari. Ramai biasanyaweekend, bisa sampai 4-5 orang," tuturnya.
Satu lagi PSK yang berhasil ditemui Tribun melalui aplikasi MiChat, yakni Yn.
Pada profilnya, Yn memasang beberapa foto dan video suasana di hotel selepas berhubungan badan dengan pria hidung belang.
• Fakta Baru Prostitusi Online Artis Diungkap Polda Jatim, Nama Vanessa Angel Kembali Disebut
Dari chatting, Yn menyebut tarif LT atau long time Rp 1 juta dengan wajib DP 500 ribu.
"Full service, durasi 9 jam," tulisnya.
Sementara untuk ST atau short time, tarifnya Rp 600 ribu, DP 300 ribu, full service, durasi 5 jam.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul PSK di Semarang Akui Sering Dibooking Pelajar Lewat MiChat
Sebuah alasan diungkap seorang PSK online yang rela tak dibayar oleh tamu yang memesan jasanya.