Porwil 2019

Kisah Tim Kempo Lampung Raih Emas Perdana di Porwil 2019

Kenshi Lampung menyabet medali emas dalam Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X di Bengkulu, Sabtu (2/11/2019).

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok Humas KONI Lampung
Tim kempo Lampung naik podium setelah sukses menyabet medali emas dalam Porwil 2019 di Bengkulu, Sabtu (2/11/2019). 

Kisah Tim Kempo Lampung Raih Emas Perdana di Porwil 2019

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kenshi Lampung menyabet medali emas dalam Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X di Bengkulu, Sabtu (2/11/2019).

Itu merupakan medali emas perdana bagi kontingen Lampung di ajang mutievent se-Sumatera ini.

Atlet yang berada di bawah naungan Pengprov Persaudaraan Kempo Indonesia (Perkemi) Lampung itu menjadi juara di nomor embu beregu campuran.

Seperti apa pengalaman mereka?

Porwil X di Bengkulu terjadwal pada 1-10 November 2019.

Di antara berbagai cabang olahraga, kontingen Lampung menyumbang emas perdana dari kempo.

Emas datang empat kenshi yang bertanding pada nomor embu beregu campuran.

Keempatnya ialah Hendy Frizkiandie, Anggino Saputra, Vini Febriani, dan Destri Anggraeni.

Kempo Sumbang Emas Pertama Lampung di Porwil 2019

Hendy (21) yang masih berada di Bengkulu berbagi cerita mengenai kemenangan mereka.

Ia merasa bangga berhasil menjadi juara, terlebih lawan mereka cukup tangguh.

"Tapi, lawan tangguh bukan tantangan yang sebenarnya. Tantangannya justru diri sendiri," katanya.

Hendy mengungkap ada rasa gugup dan tegang saat pertandingan.

Namun, ia dan tiga rekannya mampu menghilangkan kegugupan tersebut.

Hendy dan tiga rekannya berlatih sejak Januari lalu. Latihan terjadwal setiap Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu mulai pukul 16.00 hingga 20.00 WIB.

"Latihannya dari pemanasan, latihan dasar, dan teknik embu," ujarnya.

Selain teknik embu, Hendy sendiri berlatih teknik randori.

Sebab, ia juga turun pada nomor randori kelas 65 kilogram.

"Setelah latihan, biasanya kami kumpul untuk evaluasi," katanya.

Selama berlatih, Hendy sempat mengalami kesulitan khususnya terkait kerapian regunya.

Ia juga sempat mengalami cedera di kaki dan tangan saat berlatih teknik randori.

Namun, cedera tidak menghalanginya untuk tetap berlatih.

Di rumah, Hendy rutin menyempatkan berlatih olah tubuh, seperti joging, push up, dan lainnya.

Latihan itu berlangsung setiap bangun tidur pada pagi hari.

"Kalau pas nggak latihan, saya nyempetin ngerjain skripsi," ujarnya.

Tiba di Bengkulu untuk mengikuti Porwil, Hendy menuturkan timnya tetap menyempatkan berlatih saat ada waktu luang.

"Latihannya cuma mengulang teknik yang sudah kami latih sejak Januari," tutur mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya ini.

Lampung Loloskan 2 Atlet Putra ke Semifinal Panjat Dinding Porwil 2019

Sejak SD

Hendy menggemari dan mulai berlatih kempo ketika duduk di bangku kelas 2 SD.

Sebelum fokus di kempo, ia sempat empat tahun berlatih taekwondo.

Karena bosan dengan taekwondo, Hendy berhenti. Setelah vakum selama setahun, barulah Hendy berlatih Kempo.

Alasan Hendy tetap berkecimpung di olahraga beladiri karena ia memang menyukai olahraga ini.

"Bisa memproteksi diri dari pelaku kejahatan yang bisa saja menimpa saya. Alasan lain karena olahraga beladiri bisa bikin tubuh lebih sehat," katanya.

Pelatih kempo dari Perkami Lampung Alpha Edison menyatakan bangga empat kenshi asuhannya meraih emas dalam Porwil X di Bengkulu.

"Artinya, perjuangan mereka berlatih sejak Januari lalu tidak sia-sia. Apalagi, mereka berlatih cukup keras," ujarnya.

Saking kerasnya latihan, ungkap Alpha, kenshi-kenshi asuhannya sampai ada yang mengalami cedera dan sakit.

Meskipun demikian, sambung dia, semangat para kenshi tidak surut untuk tetap menjalani latihan.

"Selama latihan, mereka selalu siap menerima tantangan dan kesulitan tanpa mengeluh. Mereka luar biasa," tuturnya.

Kenshi-kenshi yang turun pada Porwil di Bengkulu telah melalui tahapan seleksi yang cukup ketat.

Alpha menjelaskan setidaknya ada tiga tahapan seleksi.

"Seleksi pertama, ada 45 orang. Seleksi kedua, (mengerucut menjadi) 25 orang. Dan seleksi ketiga, jadi 13 orang yang kemudian kami kirim ke Porwil Sumatra," bebernya. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved