Konflik Bisnis Sriwijaya Air-Garuda Indonesia Berimbas Penumpang Telantar

Konflik Bisnis Sriwijaya Air-Garuda Indonesia Berimbas Penumpang Telantar

Editor: wakos reza gautama
Kompas.com/Deti Mega Purnamasari
Penumpang Sriwijaya Air menunggu kepastian di Bandara Soekarno Hatta 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kemelut bisnis yang membelit dua maskapai nasional, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) dan PT Sriwijaya tak kunjung reda.

Setelah sempat "rujuk", kini dua perusahaan itu dikabarkan kembali bersitegang. Dampaknya, operasional penerbangan Sriwijaya Air terganggu.

Pada Kamis (7/11/2019), sejumlah jadwal penerbangan maskapai milik Chandra Lie itu mengalami penundaan (delay), bahkan ada yang dibatalkan.

Di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, misalnya.

Hingga sore kemarin setidaknya ada empat penerbangan Sriwijaya Air yang mengalami delay, dan satu penerbangan dibatalkan (cancel).

”Tadi ada empat delay, satu cancel. Tinggal tiga bandara yang delay tujuan Pangkal Pinang, Pontianak dan Yogyakarta,” kata Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soekarno-Hatta, Febri Toga Simatupang.

Akibat penundaan dan pembatalan penerbangan itu, sekitar 400 penumpang tertahan di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta. 

Pantauan sejak pagi hingga siang hari, banyak penumpang yang menunggu tanpa ada kejelasan.

Para penumpang ini juga terlihat melakukan protes terhadap pihak pegawai bandara, bahkan ada yang terlihat marah-marah.

Krisna, salah satu penumpang, mengaku ada di bandara sejak pukul 06.15 WIB. Ia hendak pergi ke Lampung dengan penerbangan Sriwijaya Air pukul 07.00 WIB.

Namun, hingga pukul 12.00 WIB, dirinya belum mendapat kepastian kapan akan terbang. 

"Jadi saya berangkat pukul 04.00 WIB dari rumah dari Pasar Minggu, sampai di sini 06.15 WIB check in segala macam sampai sekarang (nunggu)," ujarnya di ruang tunggu Terminal 2 Bandara Soetta, Tangerang, kemarin.

Krisna mengaku bahwa ia dijanjikan pesawat lainnya pada pukul 15.30 WIB.

Akan tetapi, kepastian pesawat itu juga tak kunjung datang.

Yusril Ihza Mahendra Beberkan Penyebab Konflik Sriwijaya Air - Garuda Indonesia

"Jadi katanya tadi nunggu pesawat ada cadangan dari Yogyakarta. Tapi belum tentu. Yang kedua lagi menunggu dari Lubuk Linggau, itu dijanjikan kalo jadi 15.30 WIB itu," tuturnya.

Anang Purwanto juga menjadi salah seorang penumpang yang turut mengalami nasib nahas.

Dia baru mengetahui adanya pembatalan ketika terlanjur tiba di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pukul 12.00 WIB.

Anang hendak pergi ke Malang menggunakan Sriwijaya Air yang dijadwalkan lepas landas (take off) pada pukul 13.10 WIB.

Namun hingga sore kemarin, penumpang pesawat tak kunjung diterbangkan.

”Tidak ada penjelasan resmi dari Sriwijaya Air terkait cancel dan pembatalan penerbangan. Penumpang terlantar,” kata Anang.

Pria yang berprofesi sebagai jurnalis itu menggambarkan, tak hanya penerbangan yang ke Malang, tapi para para penumpang Sriwijaya Air rute Jakarta-Lampung juga bernasib serupa.

Mereka bahkan sudah menunggu dari pukul 07.00 WIB.

”Penerbangan Sriwijaya yang ke Lampung juga tidak tahu juntrungnya kapan terbang,” ucapnya.

Di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, ratusan calon penumpang mengalami nasib serupa.

Muliati (55), seorang calon penumpang Sriwijaya Air tujuan Manokwari, Papua Barat, mengaku telah berada di bandara sejak Rabu (6/11) sekitar pukul 22.00 WITA.

"Saya dari Segeri, Kabupaten Pangkep, mau ke Manokwari. Tetapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan, kapan kami bisa diberangkatkan," katanya, Kamis (7/11/2019) sore.

Penerbangan Sriwijaya Air Menuju Lampung Tertunda, Penumpang Kesal

Muliati mengaku mengalami kerugian karena harus menunggu berjam-jam dan tidak ada kejelasan dari pihak maskapai.

Alhasil, ia akhirnya terpaksa pulang lagi ke Segeri.

Hentikan Layanan

Terganggunya operasional penerbangan Sriwijaya Air pada Kamis (7/11) kemarin terjadi setelah PT Gapura Angkasa selaku petugas penanganan operasional darat (ground handling) menghentikan layanan jasa kebandarudaraan bagi maskapai di bawah Sriwijaya Air Group.

Alhasil, Sriwijaya Air Group harus melayani sendiri proses ground handlingseperti layanan check-in dan aktivitas lainnya di bandara.

PT Gapura Angkasa adalah perusahaan patungan yang didirikan oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), yang bergerak dibidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara.

PT Gapura Angkasa menghentikan layanan jasa kebandarudaraan bagi maskapai di bawah Sriwijaya Air Group, yakni Sriwijaya Air dan NAM Air, sering putusnya kerja sama operasi maskapai tersebut dengan Garuda Indonesia.

Direktur Pemeliharaan dan Layanan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Iwan Joeniarto, menyebutkan bahwa Sriwijaya tidak akan lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group.

”Hubungan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan dilanjutkan pada basis business to business,” kata Iwan.

Dalam pernyataan yang sama, Iwan menjelaskan sebelumnya pengoperasian Sriwijaya Air Group di bawah Garuda Indonesia Group merujuk pada status kerja sama manajemen antara PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) dan PT Citilink Indonesia (Citilink) anggota Grup Garuda Indonesia (Garuda).

”Karena keadaan dan beberapa hal yang belum diselesaikan oleh kedua belah pihak, Kami menyesal memberi tahu Anda bahwa Sriwijaya sedang melanjutkan bisnis sendiri,” tulis Iwan.

Sepanjang menjalani kerja sama operasi sejak 9 November 2018, hubungan kedua maskapai itu mengalami pasang surut.

Sriwijaya Air yang dibelit masalah keuangan, sempat dicerai hubungannya oleh Garuda Indonesia.

Bahkan, Citilink menggugat PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air atas dugaan wanprestasi.

Gugatan ini buntut dari sengketa kerja sama manajemen (KSM) antara grup maskapai pelat merah itu dengan Sriwijaya Air Group.

Tapi pada awal Oktober lalu, keduanya menyatakan rujuk alias menjalankan kerja sama kembali.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved