Hukum Azan dan Ikamah Juga Lafaz yang Dikumandangkan Sesuai Sunah Nabi Muhammad SAW

Menurut Ustaz Asep Abdullah, hukum dari azan adalah wajib kifayah dibebankan kepada penduduk kampung.

Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
azan ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dalam agama Islam, masuknya waktu salat fardu ditandai dengan kumandang azan.

Ustaz Asep Abdullah LC mengatakan, azan memiliki pengertian dalam fiqih yaitu sebuah informasi atau maklumat yang bersumber dari masjid atau tempat dilaksanakan salat menujukkan masuknya waktu salat dengan lafaz-lafaz khusus.

Menurut Ustaz Asep Abdullah, hukum dari azan adalah wajib kifayah dibebankan kepada penduduk kampung.

Ini sesuai Sabda Rasulullah SAW.

فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ

"Apabila waktu salat telah datang maka sebaiknya satu diantara kalian azan. Dan kemudian setelah itu siapa yang paling besar diantara kalian, jadi imam."

Dalam Islam untuk menjadi Islam adalah orang yang memiliki kecukupan dan kecakapan memimpin salat.

Lafaz azan

VIDEO Lafaz Bacaan Azan dan Ikamah, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin

Lafaz azan sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW kepada Abu Mahdzurah

1. Allahu Akbar (takbir 4x di awal)

2. Syahadat tauhid 2 kali

3. Syahadat rasul 2 kali

4. Hayya ‘ala as shalat 2 kali

5. Hayya alal falah 2 kali

6. Allahu Akbar 2 kali

7. Laa ilaaha illallah

Dalam salat subuh ditambah lafaz Ash-Shalatu khairum minan naum, ash-shalatu khairum minan naum. Lafaz ini dibaca setelah Hayya alal falah.

Syarat Menjadi Muazin

Muazin adalah orang yang mengumandangkan azan.

Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi untuk menjadi muazin

1. Orang yang dipercaya

2. Orang yang memiliki suara merdu

Pada masa Rasul ada Bilal. Bilal diangkat jadi muazin karena suaranya baik dan keras karena pada waktu itu tidak ada speaker.

3. Mengetahui waktu salat

Azan pertanda waktu salat. Kalau ada orang azan sembarangan akan menimbulkan kekacauan di umat. Jadi seorang muazin harus mengerti kapan waktu salat.

Sunah Kumandangkan Azan

1. Sebaiknya muazin mengumandangkan azan di tempat tinggi seperti menara

Ini sudah digantikan dengan mikrofon yang posisinya di menara.

2. Memasukkan jari telunjuk ke dua telinganya.

Ini perkara sunah dalam azan bukan gaya

3. Menoleh ke kanan dan ke kiri

Ini dilakukan supaya suaranya sampai dengan baik ke jemaah yang ada di kanan dan kiri.

Walaupun sudah ada mikrofon, ini tetap perkara sunah yang baik dikerjakan.

Muazin menengok kanan kiri itu bukan dari awal azan. Tapi ketika muazin mengucapkan hayya ‘ala as shalat 2 kali  ke kanan dan ke kiri. lalu hayya alal falah 2 kali ke kanan dan kiri.

4. Tidak ingin meminta upah dari azan kecuali dari badan wakaf

Memang ada di beberapa negara yang mencari muazin suara bagus digaji seperti Qatar. Ini perkara diperbolehkan.

Ikamah

Ikamah perkara yang datang setelah azan.

Ikamah ada di setiap salat fardu baik salat akan dikerjakan atau salat sudah hilang.

Misal sudah habis waktu salat, dia mau meng qada salat, maka dianjurkan Ikamah.

Lafaz Ikamah

1. Takbir 2 kali

2. Syahadat tauhid 1 kali

3. Syahadat rasul 1 kali

4. Hayya ‘ala as shalat 1 kali

5. Hayya alal falah 1 kali

6. Qad qaamatis shalaah 2 kali

7. Takbir 2 kali

8. Laa ilaaha illallah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Ikamah.

Yaitu seorang muazin tidak diperkenankan mengumandangkan Ikamah kecuali imam sudah datang karena ikamah dikumandangkan setelah ada izin dari imam.

Artinya Ikamah ada di komando imam.

Idealnya dalam satu masjid ada imam tetap.  Kalau ada imam tetap, maka imam tak boleh terlambat.

Perbedaan azan dengan ikamah adalah azan dilakukan perlahan-lahan sementara ikamah dianjurkan dipercepat.

Orang yang mendengar azan, disunahkan mengikuti lafaz muazin kecuali pada lafal hayya ‘ala as shalat dan hayya alal falah.

Pada lafal itu diganti Laa haula walaa quwwata illaa billaah.

Doa setelah azan

Rasul bersabda doa itu tidak ditolak di antara azan dan ikamah.

Lafaz nya

Allaahumma robba haadzihid da'watit taammati wash sholaatil qooimati aati sayyidina muhammadanil wasiilata wal fadhiilata wasy syarofa wad darajatal 'aaliyatar raofii'ata wab'atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa'adtahu, innaka laa tukhliful mii'aada yaa arhamar roohimiina.

Khusus ketika magrib doanya ditambah dengan lafaz

Allahumma hadza iqbaalu lailika wa idbaaru nahaarika wa ashwaatu du’aaika faghfir lii.

(tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved