Panjat Tebing Bareng Adik dan Anak, AKBP Andi Nurwandi Tewas Jatuh dari Ketinggian Gunung Parang
AKBP Andi Nurwandi jatuh saat tali yang digunakan untuk turun gunung tiba-tiba putus, sehingga membuat mantan Kapolres Padangsidimpuan itu tewas
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang anggota polisi jatuh saat panjat tebing. Perwira polisi tewas panjat tebing di Gunung Parang, Purwakarta. Nasib nahas dialami Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Andi Nurwandi.
Perwira menengah Polri yang bertugas di Baintelkam ini tewas usai jatuh dari ketinggian 50 meter di Gunung Parang, Desa Sukamulya, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Yang menyedihkan, saat mendaki AKBP Andi Nurwandi bersama dengan adik dan anaknya.
AKBP Andi Nurwandi jatuh saat tali yang digunakan untuk turun gunung tiba-tiba putus, sehingga membuat mantan Kapolres Padangsidimpuan itu tewas setelah terjatuh dari tebing dengan ketinggian 50 meter.
"AKBP Andi Nurwandi Akpol 1996 meninggal dunia karena kecelakaan naik tebing. Pada saat terjatuh masih ada detak jantung," ujar Kepala Polisi Resor Purwakarta, AKBP Matrius, Minggu (15/12).
AKBP Andi Nurwandi meninggal dunia saat dalam menuju rumah sakit Sabtu(14/12) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Purwakarta AKP Handreas Ardian menjelaskan sore itu Andi beserta adik dan anaknya naik ke tebing Gunung Parang.
Lalu, saat korban dalam perjalanan turun tebing, tiba-tiba tali yang digunakan putus.
Sementara itu, petugas kepolisian Polres Purwakarta segera menuju ke lokasi kejadian. Polisi pun berencana akan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara. "Ini anggota kami masih mau olah TKP lagi, karena semalam gelap," kata dia.
Menurut pengakuan para saksi, AKBP Andi Nurwandi terjatuh diduga karena tergelincir di ketinggian 50 meter.
Saat jatuh, korban tengah melakukan penurunan namun di luar jalur.
Namun karena cuaca di sekitar gunung parang turun hujan, korban sempat istirahat, dan setelah reda korban bersama anak dan adiknya turun.
Diduga korban tergelincir karena melakukan penurunan dengan teknik seperti repling.
"Setelah hujan reda korban turun pendakian dengan meniti anak tangga atau teknik via ferrata, namun di luar jalur dengan posisi mirip teknik repling, dan kemudian korban dari ketinggian 50 meter tergelincir jatuh di teras tebing setinggi 20 meter," ujar AKP Handreas.
Usai peristiwa tersebut pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi.
Ada empat orang saksi yang diperiksa diantaranya Wawan Lukman pengelola Badega gunung Parang, Acep Mika, pemandu Badega Gunung Parang, Ahmad Kemal, pemandu Badega Gunung Parang dan Admin Badega Gunung Parang, Baban Yuhana.
Suasana haru biru menyelimuti pemakaman Andi Nurwandi, perwira polisi yang meninggal dunia saat mendaki tebing gunung parang.
Andi dimakamkan di TPU Kampung Jatijajar, Desa Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Prosesi penyerahan jenazah dari pihak keluarga kepada polisi berlangsung di rumah duka di Kampung Jatijajar, Kabupaten Purwakarta.
Prosesi ini secara simbolis diterima oleh perwakilan Polda Jawa Barat, Kombes Pol Dedy Kusuma Bakti.
Mewakili Kapolres Purwakarta, Paur Humas Polres Purwakarta, Ipda Tini Yutini.
Suasana haru saat pemakaman sangat terasa.
Beberapa keluarga AKBP Andi Nurwandi tak kuasa meneteskan air mata, terlebih saat jasad perwira menengah Polri tersebut dikebumikan.
Seorang yang diduga istri AKBP Andi Nurwandi terlihat lunglai dan terus dipapah anggota keluarga lainnya.
Salah satu anggota keluarga AKBP Andi Nurwandi yang enggan disebutkan namanya meminta awak media tidak mewawancarai sang istri ataupun keluarga lain karena masih syok dan suasana duka.
"Kami dari keluarga meminta maaf kepada teman-teman media, dikarenakan satu dan lain hal, suasana masih berduka dan syok. Untuk sementara tidak diwawancara dulu," ujar anggota keluarga tersebut.
(Tribun Network/ery/dit/wly)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/gunung-parang-purwakarta-jawa-barat.jpg)