Kisah Korban Banjir Jakarta: Mengungsi ke Halte Bus, 3 Hari Cuma Makan Gorengan
Selain rumahnya terendam air, harta benda hanyut mereka pun kini harus rela mengungsi di halte bus Trans Jakarta.
"Jadi mohon kepada pemerintah bantuan pangan dan pakaian itu yang utama, masa kita tiga hari tidak ganti baju," kata Maria.
Sampai kemarin siang sekitar pukul 11.00 WIB beberapa pengungsi mendapatkan nasi kotak.
Namun sayangnya nasi kotak tersebut bukan dari pemerintah, melainkan dari kocek pribadi Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri.
"Kalau dari pemerintah sampai saat ini belum dapat sama sekali, baru ini datang bantuan, tapi bukan dari pemerintah, ini dari Kapolsek Cengkareng Khoiri," kata Ketua RT 11 RW 01 Sunardi.
Sunardi mengatakan, ada 300-an pengungsi di Halte Trans Jakarta Jembatan Baru.
Sampai saat ini mereka masih menanti bantuan dari pemerintah.
"Jadi kami harap kepeduliannya kepada pemerintah DKI untuk para pengungsi," jelas Sunardi.
Pengungsi lain, Yuliana mengaku mengalami sakit kulit.
Seluruh badannya mengalami gatal-gatal karena terkena air banjir.
"Ya gimana enggak gatal-gatal, baju saya enggak pernah diganti sejak banjir kemarin, mau mandi juga enggak tahu dimana," kata dia.
Yuliana tidak tahu sampai kapan harus memakai baju yang dipakainya sejak banjir melanda itu.
Ia mengaku belum menerima bantuan sama sekali dari pemerintah untuk pakaian atau obat-obatan.
"Enggak ada, sama sekali enggak ada baju ganti apalagi obat, kami semua belum terima," jelas Yuliana.
Bukan hanya Yuliana yang alami gatal-gatal, bayi 1 tahun 5 bulan juga alami gatal-gatal karena digigit nyamuk.
"Ini lihat bayi saya sudah korengan, dia digigit nyamuk selama menginap disini dua malam, habis enggak ada selimut di sini," kata ibu bayi tersebut Neneng (35) ditemui di tempat pengungsian.