Mobil Bekas

Mobil Nekat Terjang Banjir? Ini Risiko Fatal yang Bisa Terjadi

Memasuki musim hujan, banjir menjadi momok tersendiri bagi pengguna kendaraan roda empat. Amankah mobil menerjang banjir?

Penulis: Tama Yudha Wiguna | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Daniel Tri Hardanto
Pengendara mobil menghindari genangan air di Jalan Soekarno-Hatta (Bypass), Bandar Lampung, tepatnya di depan SD Al-Kautsar, Minggu (29/12/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Memasuki musim hujan, banjir menjadi momok tersendiri bagi pengguna kendaraan roda empat.

Amankah mobil menerjang banjir?

Berikut tips atau cara berkendara saat banjir.

Arstian, owner Soetta Motor di Jalan Antasari, Bandar Lampung, mengatakan, menerobos jalan yang tergenang banjir sangat berbahaya.

Genangan air yang terlampau tinggi dapat menyebabkan mesin mobil mati alias mogok.

 Begini Ciri-ciri Mobil Bekas Terendam Banjir

 Harga Mobil Bekas Suzuki Ertiga di Lampung, Ada yang Cuma Rp 90 Juta

 Harga Mobil Bekas Toyota Avanza di Lampung, Mulai dari Rp 55 Juta

Pasalnya, genangan air bisa masuk melalui knalpot.

"Jadi ya sebisa mungkin pengendara harus menghindari banjir. Selain merusak kendaraan, kan juga bahaya buat keselamatan," ujar Tian, sapaan akrabnya, Jumat (3/1/2020).

Tian menjelaskan, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan bila pengendara terpaksa melewati jalanan tergenang banjir.

"Kalaupun terpaksa, paling maksimal tinggi air banjir yang bisa dilewati tidak melebihi tinggi ban mobil. Karena lewat dari itu pasti air bisa masuk ke dalam atau ke mesin mobil," ucap Tian.

"Itu berlaku untuk semua mobil, matic atau manual. Yang jelas, sama saja harus hati-hati," imbuh Tian.

Lalu bagaimana jika mobil mogok setelah menerjang banjir?

Tian menjelaskan, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan jika mesin mobil mati saat melewati banjir.

"Penanganan pertama yang harus dilakukan kalau terkena banjir, mobil jangan langsung dihidupkan atau digunakan. Sebab pasti akan terjadi korsleting," beber Tian.

"Paling tepat, baiknya langsung di-towing (derek) dan segera bawa ke bengkel resmi," tambahnya.

Menurut dia, risiko fatal akan terjadi bila mobil mengalami korsleting.

"Mobil pasti bisa mati total karena elektrikal mobil rusak dan yang dihajarnya seperti alarm, lampu, lain-lainnya," ujar Tian.

"Risiko beratnya, ECU (electronic control unit)-nya bisa jebol dan gantinya tidak murah," tandasnya.

Sejumlah kendaraan taksi Blue Bird terendam banjir di pool taksi tersebut di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Hujan deras yang mengguyur Kota Jakarta sejak sehari sebelumnya menyebabkan sebagian kawasan ibu kota terdampak banjir.
Sejumlah kendaraan taksi Blue Bird terendam banjir di pool taksi tersebut di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Hujan deras yang mengguyur Kota Jakarta sejak sehari sebelumnya menyebabkan sebagian kawasan ibu kota terdampak banjir. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Mobil Matik

Memasuki musim hujan seperti sekarang, banjir maupun genangan air begitu mudah ditemukan di jalan.

Lalu bagaimana dengan pengendara mobil matik jika menemukan hal demikian?

Apakah tetap menerjang banjir atau menghindar?

Sebaiknya mobil matik tidak menerjang banjir karena ini tindakan berisiko tinggi.

"Transmisi mobil matik bekerja secara komputerisasi dan menggunakan perangkat elektrikal dimana air adalah musuh utamanya," tegas Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan, dikutip dari GridOto.com beberapa waktu lalu.

Bila komponen elektrikal atau kabel listrik transmisi mobil matik sampai terkena air saat terjang banjir bisa menyebabkan korsleting atau hubungan arus pendek.

Namun, jika terpaksa ada tips aman buat mobil matik terjang banjir.

Utamanya adalah mendeteksi seberapa dalam banjir atau genangan air yang akan Anda lewati.

Untuk mendeteksi kedalaman banjir bisa memanfaatkan mobil di depan atau benda di sekitar area banjir seperti tiang listrik dan trotoar.

"Lebih baik dihindari bila ketinggian air melewati batas setengah ban, jika di bawah itu masih ada kemungkinan bisa dilewati," lanjut Hermas.

Selalu pindahkan transmisi otomatis ke gigi paling rendah (L atau 1) ketika melewati banjir untuk menjaga putaran mesin stabil dan selalu mendapatkan torsi optimal.

"Bila menggunakan transmisi tiptronic, gunakan mode manual dan masuk ke gigi 1 agar transmisi tidak otomatis berpindah ke gigi yang lebih tinggi," jelas Hermas.

Pastikan juga jaga jarak yang cukup aman dan jauh dengan kendaraan di depan mobil Anda.

Tujuannya untuk memberikan ruang menghindar ketika kendaraan tersebut mogok atau berhenti.

Bila terpaksa berhenti karena terlalu dekat dengan kendaraan di depan, gunakan bantuan rem tangan atau rem dengan kaki kiri sambil tetap menginjak pedal gas.

Fungsinya untuk tetap menjaga putaran mesin tetap stabil namun dengan bantuan rem untuk menahan laju mobil.

"Beda dengan transmisi manual yang bisa main setengah kopling untuk menjaga putaran mesin, transmisi otomatis ketika berhenti otomatis putaran mesin drop dan air bisa masuk melalui lubang knalpot," tegas Hermas.

Mainkan rem tangan atau pedal rem secara halus.

Kisah Korban Banjir Jakarta: Mengungsi ke Halte Bus, 3 Hari Cuma Makan Gorengan

Jika terlalu keras atau mobil sampai berhenti akan menyebabkan stall speed atau torque converter masuk ke transmisi maju namun posisi mobil tetap diam.

"Jika stall speed dilakukan terus-menerus, yang ada komponen torque converter jebol," tutup Hermas.

(tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved