Fakta Baru, Jejak Virus Corona Ditemukan di Gagang Pintu Rumah

Pejabat kesehatan China mendapatkan temuan baru, yaitu jejak virus corona di gagang pintu.

TRIBUN/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO
Ilustrasi Petugas mengenakan masker dan hazmat suit sebelum melakukan evakuasi WNI yang tiba dari Wuhan di lokasi observasi Hangar Lanud Raden Sajad, Natuna, Kepri, Minggu (2/2/2020). WNI yang sebelumnya transit terlebih dahulu di Batam tersebut dievakuasi dari Wuhan, China, akibat merebaknya wabah Virus Corona. Fakta Baru, Jejak Virus Corona Ditemukan di Gagang Pintu Rumah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pejabat kesehatan China mendapatkan temuan baru, yaitu jejak virus corona di gagang pintu.

Warga pun diminta untuk lebih menjaga kesehatan pribadi.

Dikutip dari Sout China Morning Post, Senin (3/2/2020), Wakil Kepala Pusat Pencegahan Penyakit Menular Guangzhou, Zhang Zhoubin mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan 660 sampel untuk pengujian terkait virus corona.

Zhang melanjutkan, terbuka kemungkinan, virus corona berada di benda-benda seperti ponsel maupun lampu.

Sebelumnya, ilmuwan China juga menemukan jejak virus corona pada feses atau kotoran manusia pasien yang terinfeksi.

Hal itu mengindikasikan cara penularan virus corona yang mematikan.

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Kasus virus corona terus meningkat

Jumlah kematian dan kasus terinfeksi virus corona terus meningkat.

Otoritas kesehatan China mengumumkan, jumlah kasus kematian terbaru mencapai 361 kasus.

Sementara, jumlah kasus terinfeksi meningkat menjadi 17.205 kasus.

Jumlah tersebut meningkat tajam, yang dipicu penyebaran corona pada hari Minggu dengan 2.829 kasus baru dan 57 kematian.

Dari kematian yang baru dilaporkan, 56 berada di Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus corona dan 1 kematian di Chongqing.

Ibu hamil terinfeksi virus corona lahirkan bayi sehat

Seorang Ibu hamil yang positif terinfeksi virus corona, Melahirkan bayi perempuan yang sehat.

Bayi tersebut lahir dalam kondisi sehat.

Seorang Ibu hamil di China tersebut Melahirkan di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang pada Kamis (30/1/2020) pekan lalu.

Hal tersebut berdasarkan keterangan komisi kesehatan setempat.

Rumah sakit menyatakan, bayi itu berbobot 3,05 kilogram (kg).

Ia mendapat skor Apgar 10 di kelahiran, sebagaimana dilaporkan China Daily via The Straits Times Senin (3/2/2020).

Skor Apgar merupakan penilaian yang diberikan kepada bayi beberapa menit setelah dilahirkan.

Jika nilainya 7 dan di atasnya, artinya bayi itu sehat.

Setelah beberapa hari menjalani karantina medis dan observasi, baik ibu itu dan putrinya, dilaporkan berada dalam kondisi stabil.

Ibu yang tak disebutkan identitasnya itu hamil 38 pekan, ketika terpapar virus corona, ujar Wakil Presiden Rumah Sakit Nomor 6 Harbin, Na Hui.

Dalam konferensi pers, sebagaimana diberitakan Xinhua, perempuan itu mengalami demam hingga 37,3 derajat Celsius.

Ia positif terinfeksi virus corona.

Untuk mencegah wanita itu berada dalam kondisi yang memburuk, tim berisi pakar kandungan, pernapasan, hingga neonatologi mengambil jalan operasi caesar.

Si bayi dilaporkan menjalani tes masing-masing pada Jumat (31/1/2020) dan Minggu (2/2/2020).

Di mana, keduanya menunjukkan hasil negatif.

Sementara, suhu tubuh si ibu dikabarkan menurun.

Ibu dan anaknya terus mendapat pemantauan dari tim medis yang sengaja dibentuk khusus.

Tim medis yang terlibat dalam proses operasi tersebut, juga tidak terkena paparan virus corona.

Meski begitu, mereka berada dalam observasi ketat.

Virus corona yang pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, sudah membunuh sekitar 361 orang di China.

Angka itu melampaui wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang terjadi pada 2002 sampai 2003, di mana 39 orang meninggal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat setelah virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan itu menginfeksi 24 negara.

Termasuk, satu kasus kematian yang dilaporkan dari Filipina.

Di mana, pasiennya adalah pria berusia 44 tahun asal Wuhan.

Remaja meninggal setelah ayah dikarantina

Sebelumnya, seorang remaja Meninggal di rumah lantaran setelah keluarganya dikarantina karena dicurigai menderita virus corona.

Akibat keluarganya dikarantina, remaja tersebut telantar.

Diketahui, remaja tersebut merupakan penyandang disabilitas.

Ia tinggal di Provinsi Hubei, China.

Dikutip dari Beijing Youth Daily, remaja itu bernama Yan Cheng (17).

Ia merupakan penderita cerebral palsy.

Ia meningggal setelah ditinggal sendirian di rumahnya selama 6 hari.

Ayah remaja malang itu Yan Xiaowen (49) dan saudara laki-lakinya yang juga autis, berusia 11 tahun baru saja melakukan perjalanan dari Wuhan di kota Huahe, kabupaten Hongan, yang berada sekitar 150 km (93 mil) dari China tengah.

Keduanya melakukan perjalanan pada 17 Januari 2020 lalu.

Ayah dan adik Cheng, melakukan perjalanan untuk merayakan Tahun Baru Imlek ke tempat leluhur mereka. 

Ayah dan adik dikarantina

Sesudah perjalanan tersebut, Yan Xiaowen mengalami demam.

Ia menderita demam tiga hari kemudian setelah melakukan perjalanan.

Akibatnya, ayah dan saudaranya dikarantina pihak berwenang di fasilitas perawatan pada hari Jumat.

Sementara, Cheng berada di rumah tanpa perawatan dan makanan.

Adapun ,ibu Cheng telah Meninggal akibat bunuh diri sekitar setahun seusai adik laki-lakinya lahir.

Tak ada pernyataan resmi tentang penyebab maupun keadaan remaja tersebut.

Yan Xiaowen yang tak memercayai pejabat setempat terkait kesejahteraan putranya, akhirnya memohon bantuan pada Weibo (semacam Twitter China) pada hari Selasa.

“Saya punya dua putra cacat."

"Putra sulungku Yan Cheng menderita cerebral palsy."

"Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia tidak bisa berbicara atau menjaga dirinya sendiri."

"Dia sudah berada di rumah sendirian selama enam hari, tanpa ada yang memandikannya atau mengganti pakaiannya dan tidak makan atau minum,” tulis Yan di sebuah postingan yang memuat beberapa foto dirinya dan putranya.

Ia juga mengharapkan agar seseorang bersedia mengirimkan pakaian kepada anaknya, yang ada di desa Yanjia di Kota Huahe daerah Hongan, Provinsi Hubei.

Cheng sempat diberi makan

Mengutip dari SCMP, Yan melalui postingannya menyebut sempat diberi tahu pejabat desa bahwa putranya diberi makan dua kali antara hari Jumat dan Selasa.

Namun, postingan Yan di Weibo kini telah dihapus.

Termasuk, akunnya.

Pejabat partai berencana mengirim Yan dan Cheng ke lokasi karantina pada hari Rabu.

Hal itu agar bocah itu bisa dirawat di tempat yang sama dengan sang ayah.

Tetapi, menurut laporan Damihexiaomi, remaja itu sudah lebih dulu Meninggal Selasa sore.

Laporan tersebut juga mengatakan, bibi bocah itu awalnya memberinya makan tiga kali sehari.

Namun, kesehatannya juga ikut memburuk.

Sehingga, ia tak bisa mengunjungi lebih sering.

Dia terakhir mengunjungi Cheng pada Selasa.

Tapi, kondisi Cheng sudah memburuk dengan cepat saat itu.

“Dia berbaring di kursi santai tapi kepalanya digantung."

"Wajah dan mulutnya kotor, begitu pula selimutnya."

"Saya mencuci muka dan mulutnya dengan air mendidih, mengganti pakaian dalamnya, dan memberinya air dan setengah cangkir beras, tetapi dia tidak bisa makan lagi,” katanya.

Penyebab kematian masih diselidiki

Seorang pegawai kota Huahe kepada Beijing Youth Daily, mengatakan, pemerintah Hongan telah mengadakan penyelidikan atas kematian remaja itu.

"Sekarang, pengawasan sangat ketat, tidak mungkin kita bisa Meninggalkan seorang anak laki-laki dengan cerebral palsy di rumah tanpa ada yang merawatnya," kata pegawai itu.

"Kami, tentu saja, telah melakukan pekerjaan kami, tetapi faktanya dia telah Meninggal, otoritas yang lebih tinggi sedang menyelidiki dan mereka akan memiliki tanggapan yang adil," lanjutnya. 

Sementara, konfirmasi yang dilakukan media ke pemerintah kota Huahe dan Federasi Penyandang Cacat Hubei tidak dijawab.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jejak Virus corona Ditemukan pada Gagang Pintu, Warga Diminta untuk Tingkatkan Kebersihan Pribadi

Temuan baru di sampaikan Pejabat kesehatan China, yaitu jejak virus corona di gagang pintu.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved