Duit Pengantin Tak Dibawa Kabur, Begini Modus Pandamanda Sulap Pesta Nikah Tanpa Ayam
Duit Pengantin Tak Dibawa Kabur, Begini Modus Pandamanda Sulap Pesta Nikah Tanpa Ayam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemilik WO Pandamanda mengunakan cara licik untuk mengelabui pasangan pengantin kliennya yang meminta dibuatkan pesta pernikahan.
Dengan tipu muslihatnya ini, puluhan pasangan pengantin pun harus gigit jari kehilangan uang dan menanggung malu di hadapan tamu undangan.
Bahkan hingga para tamu undangan datang dan hendak menyantap makanan, ternyata meja prasmanan tempat makan kosong melompong tak ada isinya.
Terungkapnya modus WO penipu perdaya kliennya diungkap seorang pengantin di media sosial.
Kisah mempelai wanita yang pernikahannya berantakan tersebut menjadi viral.
Pernikahan sang wanita yang seharusnya menjadi hari bahagia malah menjadi mimpi buruk.
• Pemilik WO Hidup Glamour Beli Rumah dan Mobil Mewah, Pesta Pernikahan Kliennya Kacau Balau
• Pesta Pernikahan Kacau, Tamu Undangan Sudah Antre Makanan Ternyata Mejanya Kosong
• Pengantin Pria Ngamuk di Pesta Nikah Gara-gara Ulah Ayahnya pada Mempelai Wanita
Mulai dari catering yang tidak hadir, dekor tidak jadi, dan hal lain yang tidak sesuai.
Ternyata, kisahnya tidak hanya dialami olehnya saja.
Terdapat pengantin lain yang mengalami hal yang sama dengannya.
Terungkap jika mereka menggunakan Wedding Organizer Pandamanda.
Selain pengantin, Pandamanda juga menipu vendor yang berkerja sama dengan mereka.
Ini bukan pertama kalinya WO tersebut membuat para klien sakit hati dan kecewa.
Bagaimana Pandamanda dapat menipu banyak pengantin?
Tak seperti wedding organizer Amor Wedding, misalnya, yang viral lantaran menggelapkan duit pengantin September 2019 silam, Pandamanda tak serta-merta membawa kabur seluruh dana yang disetorkan kliennya.
"Kalau modusnya sih misalnya bayar Rp 60 juta itu dikurangin, ayamnya enggak ada, misalnya," ujar Prasetyo (27), salah satu calon pengantin yang merasa ditipu oleh Pandamanda dan memutuskan lapor ke polisi pada Selasa (4/2/2020)
Modus ini betul-betul terjadi dan menjadi petaka buat AS pemilik Pandamanda.
Penggelapan dana oleh Pandamanda terungkap setelah salah satu klien melapor ke polisi karena pesta pernikahannya tak dilengkapi katering yang dananya sudah ditransfer ke rekening Pandamanda pada Minggu (2/2/2020).
"Di hari itu rupanya juga ada 10 kegiatan pernikahan yang lain. Tujuh terlaksana walaupun ada kekurangan, tetapi tiga yang lain tidak terlaksana dengan baik," jelas Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah, Rabu (5/2/2020).
Gali-tutup lubang
Azis menyatakan model bisnis yang dilakukan Pandamanda semacam gali-tutup lubang.
Model seperti itu berlangsung kira-kira sejak 2018 ketika AS mulai menebus rumah dua lantai untuk dirinya sendiri seharga Rp 300 juta.
Angka itu masih berupa uang muka dari total harga rumah yang menembus Rp 1,2 miliar.
Hingga kini, AS masih berupaya melunasi cicilan itu.
"Ini mulai trouble setelah dia beli rumah, untuk DP rumahnya itu dia pakai uang pelanggannya. Jadi uang yang sudah diterima oleh AS ini sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya untuk operasional kantor, untuk beli rumah, dan sebagainya," jelas Azis.
AS, pemilik Pandamanda, membeberkan beberapa hal.
Dalam menjalankan bisnisnya, ia dibantu oleh sekira 10 pegawai. Enam di antaranya adalah pegawai tetap yang saban bulan ia gaji dengan kisaran Rp 1 juta-Rp 1,8 juta.
Gaji pegawai itu ia kucurkan lewat keuntungan Pandamanda yang tidak begitu besar.
"Keuntungan ada sedikit sih, yang penting kami event-nya jalan dulu saja. Kurang lebih keuntungan per event Rp 5 juta," ujar AS, Rabu.
Dalam sepekan, AS mengklaim, Pandamanda rata-rata bisa melangsungkan 4 pesta pernikahan sekaligus.
Asumsinya, 2 di hari Sabtu dan 2 di hari Minggu. Apabila pengakuan AS jujur, kata Azis, tak heran bila Pandamanda kewalahan mengelola neraca keuangan.
Apalagi, pemiliknya juga tengah mencicil rumah semimewah. Siasat gali-tutup lubang pun jadi cara buat bertahan.
"Uang yang sudah diterima dan digunakan oleh AS sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain. Jadi, misalkan dia menawarkan Rp 50 juta, Rp 65 juta, dan Rp 100 juta itu tidak cukup hitungannya," jelas dia.
"Digunakan juga termasuk untuk menutupi pernikahan klien yang sebelumnya. Dia menutupinya dari pendaftar berikutnya, kemudian menutup lagi, menutup lagi," tambah Azis.
Skema gali-tutup lubang ini pun terendus oleh salah satu penyedia (vendor) jasa yang bekerja sama dengan Pandamanda.
Lea Ghozal, pengusaha sound system panggung pernikahan menyebut, AS memiliki siasat khusus buat mengikatnya sekaligus berutang terus-terusan.
"Jadi gini dia sistemnya. Ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin. Jadi gali lubang, tutup lubang," ujar Lea, Rabu di Mapolres Metro Depok.
"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia. Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," tambah dia.
Lea mengaku, tiga helatan pernikahan terakhir ia tak dibayar-bayar oleh AS dan rugi Rp 6,2 juta.
Harga tak masuk akal
Azis berujar, senjata utama Pandamanda memikat para kliennya adalah dengan membanting tarif hingga harga paket pernikahan "tak masuk akal".
Ditambah dengan strategi pengelolaan media sosial yang rapi dan memikat, tak heran jika terdapat puluhan calon pengantin yang tergiur.
Sebelum ditangkap pada Senin (3/2/2020), AS disebut sudah menerima lebih dari 50 order jasa penyelenggaraan pernikahan untuk beberapa waktu ke depan.
Azis menaksir total dana yang sudah masuk ke kas Pandamanda mencapai Rp 2,5 miliar, dengan jadwal pernikahan paling jauh langsung pada Januari 2021 kelak.
"Jika diteruskan maka korban-korban berikutnya yang sudah telanjur mendaftar melunasi pembayaran bisa berpotensi menjadi korban," kata Azis.
"Karena uang yang sudah diterima dan digunakan oleh AS ini sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain, termasuk untuk menutupi kegiatan pernikahan klien yang sebelumnya," ia menambahkan.
Azis yang dalam proses pemeriksaan berulang kali meminta AS merinci harga paket pernikahan dan keuntungannya menganggap, laba yang diterima Pandamanda tak cukup.
Hitungannya tak masuk akal. Strategi banting harga ini semata untuk mendongkrak jumlah klien sehingga menjamin arus kas tetap lancar, meksipun tak bertahan lama.
"Hitung saja misalnya keperluan makannya. Paket makanan misalnya Rp 75.000. Untuk 1.000 undangan saja sudah Rp 75 juta. Itu baru kateringnya doang. Dia buka harganya Rp 50 juta. Kateringnya saja tidak nutup," kata Azis.
"Dia hanya menawarkan murah saja dan tidak masuk. Itemnya lebih dari 8, ada foto, dekorasi, bakcdrop, katering, dan lain-lain dengan harga paling kecil Rp 50 juta. Sampai ada cashback, coba," katanya.
AS sendiri mengaku, masalah yang membelit Pandamanda disebabkan oleh mismanajemen yang berujung keterlambatan pengiriman semata.
Namun, hingga Rabu (5/2/2020) sore, polisi merilis lebih dari 40 calon korban sudah melaporkan potensi kerugian mereka akibat menyetor dana pada Pandamanda.
AS kini ditahan di Mapolres Metro Depok. Ia dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan diancam kurungan maksimal 4 tahun.
(Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul Kelabui Pengantin, WO Pandamanda Berbisnis dengan Cara Gali Lubang Tutup Lubang