Berisiko, Begitu Kata Mantan Ekstrimis yang Ogah WNI Eks ISIS Mudik ke Tanah Air

Bekas Ekstrimis Sofyan Tsauri saat diwawancara wartawan BBC menolak dipulangkannya eks ISIS ke Indonesia.

Editor: soni
(Kolase Intisari)
Isis dan jumlah kekayaannya 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Bekas Ekstrimis Sofyan Tsauri saat  diwawancara wartawan BBC menolak eks ISIS mudik ke Indonesia.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube BBC Indonesia pada Jumat (7/2/2020), Sofyan Tsauri menilai kembalinya eks ISIS itu membahayakan.

 

"Menurut saya itu berisiko dan harus dipikir ulang dan saya termasuk yang tidak setuju kalau mereka masuk ke Indonesia," kata Sofyan.

Yunarto Wijaya Kritik Jokowi Soal Pemulangan Eks ISIS: Bapak Bukan Lagi Jokowi si Tukang Mebel

Sofyan menyebut eks ISIS merupakan orang-orang yang tidak bisa dipercaya.

"Karena akan menjadi problem dan akan menjadi masalah."

"Karena mereka juga termasuk orang-orang yang tidak bisa dipercaya." ujarnya.

Ia menjelaskan, ada sejumlah tempat yang menjadi tujuan para eks ISIS setelah kematian pemimpin Abu Bakar al-Baghdadi.

"Ya ada beberapa tempat favorit bagi kalangan jihadis setelah kematian Al-Baghdadi," ucap Sofyan.

Mereka biasanya akan pergi ke Filipina atau ke Afghanistan.

"Pertama adalah memang Filipina untuk kawasan Asia Tenggara."

"Yang kedua mereka juga mulai membuka front dan membuka jalur untuk ke Afghanistan atau disebut dengan Khorasan dan itu seperti ada pembiaran," jelasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-3:20:

 

Pengamat Intelejen Nilai Kepulangan Eks ISIS Berbahaya

Pengamat Intelejen, Soleman B Ponto menolak WNI ekspatriatISIS dipulangkan ke Indonesia.

Soleman B. Ponto menilai hanya akan ada dampak negatif jika ratusan eks WNI tersebut kembali.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube metrotvnews pada Rabu (5/2/2020), Soleman B. Ponto bahkan mengatakan eks ISIS yang terdiri dari anak-anak juga membahayakan.

"Saya kira tidak ada dampak positif, yang ada banyak negatifnya. Nanti kalau pulang ada jilid satu, jilid dua, jilid tiga, dan sebagainya," ujar Soleman.

"Karena apa? Aturan kita sudah jelas nah kalau aturan ini dilanggar untuk apa kita buat?" imbuhnya.

Saat ditanya bagaimana jika para eks ISIS itu terkatung-katung, Soleman menilai itu tak akan menjadi masalah bagi mereka.

Ia yakin mereka sudah memikirkan masalah tersebut sebelum datang ke Suriah.

Bisa Jadi Virus Penyebar Paham Radikal, Jokowi Tak Setuju Pulangkan Eks ISIS

"Mereka akan terkatung-katung di kamp pengungsian?," tanya presenter.

"Kenapa kita harus pikir? Karena ketika mereka mau berangkat tentunya dia sudah berpikir bahwa saya seperti apa kalau tidak meninggal di sana, seperti apa, itu sudah dipikirkan."

"Karena aturan ini sudah ada sebelum mereka jalan," jawab Soleman.

Soleman bahkan juga menolak pemulangan eks ISIS yang terdiri dari anak-anak.

Pasalnya, pemerintah sudah kewalahan menghadapi masalah radikalisasi di negeri ini.

Apalagi menghadapi orang-orang yang sudah rela mati membela negara lain.

"Coba Sidney John disuruh ke sini, suruh tungguin mau enggak."

"Wong kita saja yang sekarang saja yang ada di Indonesia saja sudah kewalahan yang ada di Indonesia, belum lagi yang ada di luar, yang berangkat sudah siap mati untuk negara itu sekarang kembali," ungkapnya.

Menurutnya, anak-anak simpatisan ISIS juga berbahaya bagi Indonesia.

"Bagaimana isi kepalanya itu? Apalagi anak-anak, anak-anak saja latihan nembak kepada orang hidup, masih anak-anak saja latihan orang hidup apalagi sudah besar dia akan jadi jagoan," ucapnya.

 

 

Pengamat Intelijen, Soleman B Ponto dalam saluran YouTube metrotvnews, Rabu (5/2/2020). Soleman B Ponto menilai tak ada dampak positif yang ditimbulkan jika WNI eks ISIS dipulangkan.
Pengamat Intelijen, Soleman B Ponto dalam saluran YouTube metrotvnews, Rabu (5/2/2020). Soleman B Ponto menilai tak ada dampak positif yang ditimbulkan jika WNI eks ISIS dipulangkan. (YouTube metrotvnews)

 

Lihat videonya mulai menit ke-20:30:

 

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

 
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved