Geger Petani Ditemukan Tewas di Kolam Ikan, Mata Kanan Hilang dan Lebam di Sekujur Tubuh
Geger Petani Ditemukan Tewas di Kolam Ikan, Mata Kanan Hilang dan Lebam di Sekujur Tubuh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Warga Tasikmalaya dihebohkan dengan penemuan jenazah pria di sebuah kolam ikan lele di Kampung Cibuyut, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Sabtu (8/2/2020) malam.
Saat ditemukan mata sebelah kanan jenazah pria itu hilang.
Tubuh jenazah juga terlihat luka lebam.
Jenazah pria yang diketahui bernama Pian (40) ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga setempat yang sedang melintas di pinggir empang itu untuk mengecek saluran air sawah.
Lokasi penemuan jenazah Pian berada di pinggir jalan yang di sekitarnya terdapat hamparan sawah dan beberapa kolam ikan milik warga.
Tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota dan Polsek Mangkubumi tiba di lokasi kejadian bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya untuk mengevakuasi mayat pria itu.
• Bocah SMP di Pesawaran Tewas Tenggelam saat Mandi Bersama 3 Rekannya di Embung
• Putri Karen Pooroe Tewas, Sang Suami Disebut Lalai
• Pelajar SMP Tewas dalam Duel Satu Lawan Satu, Berawal Saling Ejek
"Ada temu mayat, tadi magrib warga langsung heboh. Mang Pian warga sini usianya 40 tahunan," jelas Risma Rahmawati Sutisna (17), warga setempat kepada wartawan, Sabtu malam.
Pian merupakan warga Kampung Cijerah, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya yang berprofesi sebagai petani.
Rumah korban masih berdekatan dengan lokasi penemuan jenazah yang berada di perbatasan antara Kecamatan Mangkubumi dan Kawalu.
Di samping lokasi penemuan jenazah pria itu, polisi menemukan sebuah tas selempang warna hitam yang berisi sebuah senter, linggis kecil, golok, tang, dan sarung.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Tasikmalaya, Harisman mengatakan, jenazah Pian sudah dibawa ke RSUD dr Soekardjo.
Saat ditemukan, kondisi jenazah masih terlihat normal dan belum busuk.
Namun, belum bisa disimpulkan penyebab kematian Pian.
Harisman membenarkan ada luka di mata kanan jasad tersebut.
"Lalu di matanya seperti ada luka," ujar dia.
Siswi SMP tewas di gorong-gorong
Sebelumnya, warga Tasikmalaya juga sempat digegerkan dengan penemuan jenazah Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya di gorong-gorong depan sekolahnya.
Delis Sulistina, siswi Kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya, ditemukan tewas di dalam gorong-gorong dekat sekolahnya.
Hingga kini belum diketahui mengenai penyebab kematian Delis.
Pihak keluarga berasumsi Delis adalah korban dari aksi kejahatan.
Aparat kepolisian sendiri masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab kematian Delis.
Pihak keluarga menemukan sebuah catatan kecil berisi curahan hati (cuhat) Delis.
• Takut Diteriaki Maling, Pria Ini Sembunyi hingga Terjebak 15 Jam di Gorong-gorong
• Siswi SMP Meninggal Dalam Got, Hari-hari Terakhir Murung Kerap Diejek Bau Lontong
• 5 Karyawan Gasak Harta Majikan Rp 4 Miliar, Hasilnya untuk Beli Mobil hingga Cicil Rumah
• 4 Anak Tewas, Sopir Mabuk Bawa Mobil Tabrak 7 Anak Mau Beli Es Krim di Pedestrian
Catatan itu ia tulis saat lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) atau setahun sebelum gadis itu ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya.
Dari catatan tersebut terungkap beberapa fakta kisah Delis Sulistina semasa hidupnya.
1. Bercita-cita menjadi Polwan
Delis memiliki impian untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan).
Ia pun memberi judul 'Cita-Citaku' pada catatan yang ditulisnya.
Delis mengaku, bercita-cita menjadi seorang polwan lantaran ingin membasmi kejahatan.
Di penggalan catatan itu, Delis menulis: 'Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.
Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.
Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan'
2. Tak ingin repotkan orangtua
Dalam catatan itu, Delis juga menulis alasannya meneruskan jenjang pendidikan ke SMP Negeri 6 Tasikmalaya.
Ia tidak ingin merepotkan orangtuanya.
'Setelah keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, Mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum. Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orang tua cukup uang saku saja,' tulis Delis.
Sementara ibunda Delis, Wati Fatmawati (46) mengaku selama ini kondisi ekonomi keluarganya memang pas-pasan.
Wati mengatakan, berupaya membesarkan anaknya sendirian lantaran sang suami meninggalkan mereka.
Wati pun berjuang dengan menjadi seorang penjual lontong.
"Anak saya pun sempat ingin punya handphone tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," katanya.
3. Ingin punya banyak teman
Pada catatan yang ditulisnya, Delis ingin mendapatkan banyak teman.
'Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman' tulisnya.
Namun kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, Delis diduga menjadi korban bully di sekolahnya.
Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.
Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat Delis bernama Ade Munir (56).
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.
4. Siswi yang pintar
Delis menulis, jika diterima di SMP 6, ia akan rajin belajar.
Semangat belajarnya tertuang dalam catatan tersebut.
'Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti. Bila Bu Guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat'
Kecerdasan Delis diakui oleh Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Nina Nartalina.
"(Delis) Salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya," kata Nina, Selasa (28/1/2020).
5. Ditemukan tewas di gorong-gorong
Delis ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayatnya mengenakan seragam pramuka lengkap, berkerudung dan terdapat tas sekolah berisi identitas dan buku-buku sekolah.
Evakuasi jenazah Delis memakan waktu lama.
Sebab Tim Unit Identifikasi harus membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kematian Delis.
6. Ada Bukti Baru
Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota telah mendapatkan bukti tambahan dan telah memeriksa 9 saksi terkait kasus kematian siswi SMP di gorong-gorong depan sekolahnya, Kamis (30/1/2020) pagi.
Sampai sekarang penyelidikan masih intensif dilakukan untuk mengungkap misteri kematian mengenaskan Delis Sulistiana (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya.
Sampai Kamis pagi, polisi masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban selama ini.
"Dari teman korban, pihak sekolah, dan lingkungan sekitar tempat kejadian perkara (TKP)," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, Kamis pagi. Polisi akan bersikap profesional dalam penyelidikan.
7. Hasil otopsi diketahui dalam 14-20 hari
Kesimpulan penyebab kematian harus didasarkan pada bukti, keterangan saksi, dan hasil otopsi yang telah dilakukan pada Selasa (28/1/2020) di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Hasil otopsi nantinya baru akan diketahui minimal 14 sampai 20 hari kerja oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.
Meski selama ini beredar kabar yang mengasumsikan bahwa korban meninggal akibat kekerasan kejahatan.
Anom mengaku saat ini Kepolisian belum bisa menyimpulkannya.
"Baru bisa dipastikan meninggal karena tindak pidana atau sesuatu yang lain setelah berdasarkan saksi dan bukti-bukti," tambah Anom.
Diberitakan sebelumnya, warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung dan ditemukan disampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.
Hal itu disampaikan Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya di lokasi kejadian, Senin sore.
"Awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumah saya airnya selalu meluap ke jalan.Tak biasanya kalau hujan juga biasanya gorong-gorong ini lancar." kata Nining.
"Setelah dicek oleh warga, ditemukan ada orang di dalamnya yang menghambat saluran air dan hanya terlihat itu awalnya kerudungnya. Kami kaget ada kayak mayat, langsung lapor polisi," jelas Nining.
Hal sama diutarakan Jajang (56), warga setempat lainnya yang menduga jenazah tersebut telah beberapa hari tersembunyi di saluran drainase tersebut.
Soalnya, saat kali pertama diketahui warga, baunya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.
Setelah meyakini bahwa benda yang menghambat saluran drainase itu sesosok mayat, warga pun langsung melaporkan kejadian ini ke Kepolisian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Petani Tasikmalaya Ditemukan Tewas di Kolam Lele, Mata Kanan Hilang, Lebam di Sekujur Tubuh"