Virus Corona

Dampak Virus Corona, Investor Beralih Investasi Emas dan Yen

Selain itu, menguatnya nilai tukar yen Jepang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama satu bulan ini mendorong para investor memburu mata uang itu.

Grid.ID
Ilustrasi - Pengumuman pemerintah terkait adanya dua warga Indonesia terinfeksi virus corona dinilai akan mendorong para investor berlomba menjual saham serta mengalihkan investasi ke emas dan yen. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pengumuman pemerintah terkait adanya dua warga Indonesia terinfeksi virus corona dinilai akan mendorong para investor berlomba menjual saham serta mengalihkan investasi ke emas dan yen.

Hal ini diungkapkan ekonom INDEF Bhima Yudhistira, Senin (2/3/2020).

Ia menilai sentimen terhadap corona mendorong para investor untuk beralih ke pembelian safe haven seperti emas.

Sambil terus mengawasi seberapa buruk dampak corona memukul perekonomian global.

Seluruh Pasien Virus Corona di Vietnam Sembuh, Seperti Apa Cara Penanganannya?

Artis Rizky Febian Beli Satu Kardus Masker Tangkal Virus Corona

Harga Emas Hari Ini Selasa 3 Maret 2020, Simak Harga Beli Logam Mulia dan Harga Jual Logam Mulia 

Investasi Vila di Bali, Putri Raja Arab Kena Tipu Rp 512 Miliar, Transfer Rp 505 Miliar Sejak 2011

"Untuk mengantisipasi memburuknya keadaan, investor terus masuk ke safe haven atau aset yang aman seperti emas dan surat utang pemerintah," kata dia.

Selain itu, menguatnya nilai tukar yen Jepang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama satu bulan ini mendorong para investor memburu mata uang tersebut.

"Yen Jepang juga kembali jadi buruan investor. Tercatat yen mengalami penguatan hingga 2,44% terhadap dolar AS dalam sebulan terakhir (per 2 Maret)," kata Bhima.

Bhima mengatakan, sentimen terhadap penyebaran corona mendorong tren pelemahan rupiah.

Apalagi saat ini ada sejumlah peristiwa yang terjadi dan merupakan dampak dari penyebaran corona, satu di antaranya masuknya virus ini ke kawasan Timur Tengah melalui Iran.

Hingga akhirnya membuat Kerajaan Arab Saudi memberlakukan kebijakan untuk menghentikan sementara ibadah umrah ke negara itu.

Menurutnya, pemerintah harus mengambil langkah antisipatif karena fluktuasi nilai tukar rupiah akan berdampak negatif pada sektor bisnis, termasuk kegiatan ekspor impor.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui sejumlah industri di Indonesia terkena dampak wabah virus corona yang kini sudah masuk Indonesia.

Dampak yang paling dirasakan adalah soal pasokan bahan baku industri dalam negeri yang terhambat dari China.

"Kita lihat PMI (Purchasing Managers Index Manufaktur) di China kan turun 35,1. Artinya industri ini hampir berhenti. Sehingga sektor-sektor terdampak, apakah itu elektronika, bahan baku farmasi, dan bahan baku tekstil, maupun baja diperhatikan," kata Airlangga, Senin (2/3/2020).

Pada Februari, angka PMI manufaktur Indonesia berada di 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti industriawan sedang ekspansif.

Pemerintah akan memberikan kemudahan impor bagi bahan baku impor untuk industri agar lancar seperti perizinan dan syaratnya.

Apalagi berdasarkan catatan pemerintah, ada 500 perusahaan manufaktur sudah dianggap jadi importir yang baik.

Bagi importir yang baik diharapkan dipermudah tidak perlu ada lagi ketentuan lartas (larangan dan pembatasan).

Selain bantuan pemerintah, pelaku usaha juga melakukan pengalihan pembelian bahan baku dari China, termasuk dari Kota Wuhan.

Nilai pengalihan impor bahan bakunya cukup besar tergantung sektor industri.

PT Toyota Astra Motor (TAM) yang mendatangkan beberapa komponen dari China menyebutkan, pengiriman parts hingga saat ini masih berjalan sesuai jadwal.

"Kondisi suplai parts termasuk dari China tetap dalam monitoring. So far masih sesuai jadwal ya," tutur Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy Suwandi kepada Tribunnews.

Komponen kendaraan yang masih didatangkan dari China adalah eletrical part, sub-component dan masih banyak lainnya.

"Macam-macam. Mulai dari eletrical part, sub component dan banyak lainnya," kata Anton Jimmy.

Untuk mengantisipasi virus corona, TAM memperketat pengawasan pengiriman dari masing-masing supplier.

"Kita fokus ke monitoring situasi dari masing-masing supplier," imbuhnya.(tribun network)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved