Pejabat AS Sebut Skenario Terburuk 200 Ribu Warganya Bisa Meninggal Jika Tak Ikut Anjuran Pemerintah

Gedung Putih untuk memperpanjang masa social distancing selama 15 hari, dan berakhir pada 30 April. Lain lagi dengan Presiden Donald Trump. Dia menyat

Editor: Romi Rinando
Kolase Gridnetwork
ILustrasi : Pejabat Kesehatan AS Sebut Skenario Terburuk 200 Ribu Warganya Bisa Meninggal Jika Tak Ikut Anjuran Pemerintah 

TRIBUNLAMPUNG,CO.ID- Pandemi Corona di negara Adi Kuasa Amerika Serikat kian mengkhawatirkan.

Pejabat kesehatan AS, Anthony Fauci, menerangkan korban meninggal virus corona bisa mencapai 200.000 orang jika mitigasi yang mereka lakukan tak berhasil.

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional itu menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters Minggu (29/3/2020).

Namun dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan jumlah itu didapat berdasarkan simulasi.

Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.

Dokter-dokter Amerika Serikat Kirim Sinyal Merah S.O.S, Pasien Terinfeksi Corona Mulai Banjiri RS

Kasus Positif Virus Corona Terbanyak di Dunia Berada di Amerika Serikat, Lampaui China dan Italia

Menteri AS Sebut Amerika Serikat Dapat Untung Virus Corona di China, Pernyataannya Tuai Kritik

 

"Kami merasa langkah mitigasi yang kami lakukan saat ini telah memberikan dampak. Keputusan memperpanjang hingga akhir April adalah langkah bijak dan benar," ujar dia.

Dia merujuk kepada keputusan Gedung Putih untuk memperpanjang masa social distancing selama 15 hari, dan berakhir pada 30 April. Lain lagi dengan Presiden Donald Trump.

Dia menyatakan, 2,2 juta bakal terbunuh jika mereka tidak menerapkan social distancing dengan benar.

Presiden 73 tahun itu menambahkan seperti dikutip Sky News, akan sangat bagus jika mereka bisa "menekan" angka kematian kurang dari 100.000.

"Ini adalah angka yang mengerikan. Jika bersama-sama, kita akan melakukan pekerjaan yang luar biasa," jelas Trump kembali.

Sebelumnya, presiden dari Partai Republik itu mengatakan puncak dari wabah penyakit bernama Covid-19 ini akan terjadi dua pekan nanti. "Tak ada yang lebih buruk dari mengklaim kemenangan sebelum kita benar-benar menang.

Lebih cepat kami bertindak, lebih cepat mimpi buruk ini berakhir," kata dia. Dia juga mengklarifikasi ucapannya untuk berencana membuka kembali AS pada saat Paskah karena dia mengkhawatirkan ekonomi yang akan kolaps.

Sugesti tersebut langsung memantik kemarahan dari para gubernur negara bagian.

Terutama di wilayah yang mengalami banyak kasus. Dalam konferensi pers di Rose Garden, Trump mengklarifikasi bahwa usulannya agar ekonomi bisa digerakkan lagi saat Paskah adalah "aspirasi".

Hingga Minggu waktu setempat, lebih dari 140.000 orang terinfeksi virus corona, dengan 2,485 di antaranya dinyatakan meninggal.   

(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com "Jika Mitigasi Virus Corona Tak Berhasil, 200.000 Orang di AS Diprediksi Meninggal"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved