Kisah Sang Jenderal Kopassus yang Tak Dikenali Anak Sendiri

Lewat akun Facebook nya, Luhut Binsar Pandjaitan bercerita panjang lebar mengenai sosok dirinya.

Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
Facebook Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan 

Sebagai pejabat publik, Luhut mengaku terbuka terhadap kritik.

"Saya selalu mempersilahkan siapapun yang ingin menyampaikan kritik untuk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Bukan dengan melempar ucapan yang menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pada inti permasalahan," tulisnya lagi.

Namun belakangan ini, menurut Luhut, yang terjadi sudah melampaui batas. 

Di tengah pandemi corona, Luhut heran ada saja pihak-pihak yang terus melemparkan ujaran kebencian dan fitnah. 

"Mengapa kita masih diliputi dengan sentimen sektarian di saat seluruh anak bangsa harusnya bersatu melawan musuh bersama yaitu virus corona, yang mengancam kesehatan serta keselamatan seluruh masyarakat Indonesia? Mengapa kita malah terus-terusan mencari perbedaan, tanpa sedikitpun berpikir persatuan?," tanya Luhut.

Di tengah situasi seperti ini, Luhut merindukan sosok almarhum Gus Dur.

Menurut dia, Gus Dur adalah inspiratornya dalam menjalani hidup sebagai pejabat negara.

Dari Gus Dur, Luhut belajar bahwa perbedaan dan kritik pasti ada karena dari perbedaan itu lahir bersama kita. 

"Wejangan Gus Dur inilah yang membuat saya selalu berprinsip bahwa persaudaraan antar anak bangsa harus kita kedepankan," tulisnya.

Menurut Luhut, bangsa Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi pandemi.

"Semua pihak sedang bergerak bersama mencari solusi untuk mempercepat penanganan Covid-19 untuk memastikan keselamatan dan kesehatan semua warga negara Indonesia," tulisnya.

"Bagi saya, ini adalah misi, dan tetap, sebuah misi harus dituntaskan dengan baik. Namun saya sungguh menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang tega menjadikan situasi seperti ini untuk memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan yang tak berdasar dan malah mengarah ke personal atau pribadi orang lain. Bukan lagi kritik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan mencari solusi bagi keselamatan negeri tercinta kita," tulisnya.

"Saya tidak pernah punya keinginan untuk membungkam kritik, karena bagi saya kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan yang bermanfaat.

Bukan hanya bagi generasi saat ini, tetapi juga generasi anak dan cucu kita di kemudian hari. Tapi saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," tulis dia lagi.

"Sebuah tuduhan kepada pribadi seseorang tentu juga akan mengenai sisi paling privat dari orang itu. Ini pula yang kemudian dirasakan oleh keluarga dan orang-orang terdekat saya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved