Belajar dari Rumah TVRI
Asal Usul Perahu Pinisi, Kisah Perahu Pangeran Sawerigading Terbelah Jadi 3 Bagian
Bagaimana asal usul Perahu Pinisi? Serta, bagaimana kisah Pangeran Sawerigading, orang yang pertama kali membuat Perahu Pinisi?
Lalu, bagaimana kayu-kayu pembuat kapal bisa menyatu?
Ternyata untuk menggabungkan kayu-kayu dan bagian kapal, pembuat Perahu Pinisi menggunakan pasak kayu.
Sehingga, bagian-bagian tersebut bisa menyatu.
Nah, pasak kayu yang digunakan untuk menyatukan kayu dan bagian kapal merupakan kayu sisa pembuatan kapal.
Meskipun tanpa menggunakan paku dan menggunakan pasak sebagai gantinya, Perahu Pinisi tetap menjadi kapal yang mampu mengarungi lautan Indonesia.
Berbagai Ritual Dilakukan Sebelum Proses Pembangunan Kapal
Sebelum proses pembangunan atau pembuatan Perahu Pinisi dilakukan, ada beberapa ritual yang harus dilakukan dulu.
Apa saja ritual sebelum membuat Perahu Pinisi?
Pertama, kayu bahan pembuat kapal harus dikumpulkan pada tanggal lima dan tujuh yang memiliki makna tertentu.
Angka atau tanggal lima berarti rezeki yang sudah ada di tangan.
Sedangkan, tanggal tujuh menunjukkan selalu mendapatkan rezeki.
Nah, sebelum ditebang, pohon akan dibacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, yang biasanya berupa ayam senbagai tanda penyerahan diri kepada Tuhan.
Setelah itu, akan dilakukan peletakan lunas atau kayu yang menjadi pondasi bangunan kapal.
Lunas ini harus dihadapkan ke arah timur laut.
Ada dua lunas yang diletakkan, yaitu lunas di bagian depan yang melambangkan laki-laki serta lunas yang melambangkan perempuan diletakkan di bagian belakang.