Gubernur BI Bicara soal Dampak Corona terhadap Perekonomian Indonesia
Semula Bank Indonesia memperkirakan pengaruh dari penanganan pandemi Covid-19 baru mulai terasa di bulan April sampai pertengahan Juni 2020.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Daniel Tri Hardanto
Berikutnya, pada aspek nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat mengarah ke Rp 15.000 pada akhir tahun.
Menurut Perry, pergerakan nilai tukar secara tren dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti inflasi, defisit transasksi berjalan, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri.
“Pergerakan nilai tukar secara tren dipengaruhi oleh faktor fundamental yaitu pertama, inflasi yang rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3±1%; kedua, defisit transaksi berjalan triwulan I akan lebih rendah dari 1,5% PDB dan secara keseluruhan pada tahun 2020 akan lebih rendah dari 2% PDB, serta perbedaan suku bunga (yield spread) sangat tinggi, Yield SBN 10 tahun Indonesia sebesar 8,02% sedangan yield UST Note 10 tahun sebesar 0,3%-04%, sehingga yield spread sebesar 7,5%,” papar Perry Warjiyo.
Faktor tersebut yang kemudian menyebabkan nilai tukar undervalued dan diperkirakan bergerak stabil dan cenderung menguat.
Meskipun kondisi global dengan beberapa sentimen negatif tetap berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
“Sentimen negatif yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok, ketegangan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan, serta putusan Mahkamah Konstitusi Jerman bahwa Quantitative Easing (QE) yang dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB) tidak konstitusional karena tidak didukung oleh perjanjian Uni Eropa kecuali ECB dapat menjustifikasi dan menjelaskannya dalam waktu 3 bulan,” jelas Perry.
Sementara, berkaitan dengan inflow asing ke SBN pada minggu pertama Mei 2020 tercatat sebesar Rp 1,17 triliun.
Pergerakan aliran modal asing portfolio ke SBN yang diterbitkan oleh pemerintah baik di pasar perdana atau pasar sekunder pada minggu pertama Mei 2020 tercatat inflow Rp 1,17 triliun.
Pada bulan April, secara keseluruhan aliran modal asing tercatat outflow sebesar Rp 2,14 triliun, dengan rincian sebagai berikut minggu pertama April 2020 tercatat inflow Rp 5,73 triliun, minggu kedua April 2020 tercatat outflow Rp7,98 triliun, minggu ketiga April 2020 tercatat outflow Rp 2,41 triliun, minggu keempat April 2020 tercatat inflow 0,1 triliun, dan minggu kelima April 2020 tercatat inflow Rp 2,42 triliun.
Secara historis periode 2011-2019 di Indonesia, outflow relatif kecil dalam periode yang pendek dan diikuti dengan inflow yang besar dalam periode yang lebih panjang.
Data tersebut menunjukkan rata-rata outflow sebesar Rp 29,2 triliun dengan durasinya sekitar 3-4 bulan dan diikuti inflow sebesar Rp 229,1 triliun dengan durasi sekitar 21 bulan.
“Melihat apa yang disampaikan satgas (mengenai Covid-19) puncaknya April, Mei mungkin pertengahan Juni, dan Juli mulai terlihat perbaikan insyallah dengan ikhtiar kita akan berakhir Mei akan selesai. Tapi inflow-nya SBM sudah mulai keliatan nih, April kelihatan, Mei lebih keliahatan, insyallah Juni lebih kelihatan. Itu periode yang mendasari kenapa kami yakin inflow akan masuk akan mendukung pembiayaan pemerintah untuk menangani covid dan mendukung stabitas rupiah ke depan,” kata Perry.
Sedangkan, berkaitan dengan inflasi 2020 terkendali dan rendah di kisaran sasaran 3±1%.
Berdasarkan hasil rilis BPS, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2020 tercatat 0,08% (mtm), atau sebesar 2,67% (yoy), lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia.
“Hal tersebut menunjukan bahwa faktor rendahnya permintaan mulai membuat tekanan terhadap inflasi berkurang yang dipengaruhi oleh langkah-langkah penanganan pandemi COVID-19 yang menyebabkan aktivitas manusia yang lebih rendah terkait pembatasan mobilitas, PSBB dan lain sebagainya,” papar Perry.
Kondisi tersebut juga memengaruhi prakiraan inflasi pada saat Ramadan dan Idulfitri yang lebih rendah daripada data historisnya. Bank Indonesia meyakini sampai dengan akhir tahun 2020, inflasi akan terkendali dan rendah di kisaran sasaran 3±1%. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)