Prabowo Akhirnya Ungkap Kesaksian tentang Djoko Santoso
Politikus Gerindra meninggal akibat stroke saat mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
Penulis: taryono | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn Djoko Santoso meninggal dunia, Minggu 10 Mei 2020.
Politikus Gerindra meninggal akibat stroke saat mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
Jenazah Djoko Santoso kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020).
Dilihat di akun Instagram @prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra menyampaikan duka cita atas meninggalnya Djoko Santoso.
"Turut berduka cita atas wafatnya salah satu putra terbaik bangsa Jenderal. TNI. (Purn). Djoko Santoso semoga amal dan ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT," tulis Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga mengungkap kesaksiannya terhadap sosok almarhum.
• Tolak TMP Kalibata, Mantan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso Dimakamkan di San Diego Hills
• Keinginan Sang Jenderal Djoko Santoso yang Belum Terwujud hingga Akhir Hayat
• Diisukan Rumah Tangganya Retak, Andre Taulany Buka Suara
• Video Tutorial Hijab Segi Empat Bahan Poly Cotton, 7 Style Jilbab ala Achtasya Iman
"Saya bersaksi bahwa semasa hidup beliau tidak pernah berhenti mengabdikan jiwa dan raganya demi Merah Putih, Bangsa, dan Republik Indonesia," tulisnya.
Di hari yang sama, Prabowo juga mengunggah fota lawas bersama Djoko Santoso di Linud 328 Kostrad tahun 1988.
"Kenangan bersama Almarhum Jenderal. TNI. (Purn). Djoko Santoso ketika menjadi prajurit Kostrad, Almarhum duduk di sebelah kiri saya kala itu beliau menjabat Wadan Yonif Linud 328 Kostrad tahun 1988," kenangnya.
Profil Djoko Santoso
Djoko Santoso merupakan Panglima TNI periode 2007-2010.
Djoko kemudian terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Sementara Biodata Djoko Santoso yang dilansir dari Wikipedia mengatakan bahwa ia lahir di Surakarta pada 8 September 1952.
Riwayat Pendidikan
Djoko tercatat sebagai alumnus SMA Negeri 1 Surakarta.
Ia kemudian masuk Akademi militer dan lulus pada tahun 1975.
Ia juga mengikuti Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (Sussarcabif) pada tahun 1976.
Kemudian mengikuti Kursus Lanjutan Perwira Tempur (Suslapapur) tahun 1987.
Setelah lulus, Djoko masuk ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1990 dan Lemhannas tahun 2005.
Selain itu, ia juga melanjutkan S1 (Sarjana Ilmu Politik) dan S2 (Manajemen Politik) di Universitas Terbuka, Jakarta.
Rincian karir militer
Karir militer Djoko dimulai saat ia menjabat Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang.
Ketika telah menjadi perwira tinggi ia memulai kariernya dengan menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2/Kostrad (2001).
Namanya semakin berkibar ketika menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003 yang berhasil gemilang meredam konflik di Maluku, diteruskan dengan jabatan berikutnya sebagai Panglima Kodam Jaya Maret 2003 – Oktober 2003.
Karier Djoko Santoso makin melejit hingga menjadi Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad) tahun 2003, Kepala Staf TNI-AD (Kasad) pada tahun 2005, dan akhirnya Panglima TNI pada tahun 2007-2010.
Karir Politik
Ia memulai karier politik dengan bergabung ke Gerindra pada 2015 dan sempat menduduki jabatan dalam struktur Dewan Pembina.
Pada pilpres 2019 lalu, Djoko Santoso didapuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi.
Tidak hanya di politik, nama Djoko Santoso juga menggema di dunia olahraga. Ia pernah terpilih menjadi Ketua Umum PB PBSI periode 2008-2012 secara aklamasi.
Melansir dari Kompas dalam artikel berjudul "Mengenang Perjalanan Djoko Santoso, dari Panglima TNI hingga Kiprahnya di Dunia Politik", Djoko terpilih secara aklamasi setelah menjadi calon tunggal yang didukung sepenuhnya oleh 32 Pengda yang hadir dalam Munas.
Djoko terpilih setelah memberikan surat pernyataan secara resmi yang menyatakan kesediaannya dicalonkan menjadi ketua umum. ( Tribunlampung.co.id)