Tribun Bandar Lampung
Warga Pulau Pasaran Gotong Royong Bersihkan Sampah yang Terbawa Banjir Rob
Warga Pulau Pasaran bersama dengan Ketua RT 09, Said, tampak sibuk bergotong royong membersihkan sampah
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, gotong royong membersihkan sampah yang masuk ke rumah akibat terbawa banjir rob.
Diketahui banjir air laut (rob) setinggi lutut orang dewasa merendam Pulau Pasaran pukul 08.00-10.00, Senin (25/5/2020).
Banjir sudah mulai surut pukul 11.00.
Meski banjir air laut tersebut telah surut, namun sampah terbawa banjir tersebut masih sangat banyak tersisa.
Warga Pulau Pasaran bersama dengan Ketua RT 09, Said, tampak sibuk bergotong royong membersihkan sampah tersebut sejak pukul 16.15 WIB, dengan menggunakan sapu lidi.
• Pelabuhan Bakauheni Lengang di Hari Kedua Lebaran Idul Fitri 1441 H
• Rumah Warga Pulau Pasaran Terendam Banjir Rob
• Penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni Tak Terdampak Gelombang Tinggi
Sampah baru mulai dibersihkan pukul 16.15 WIB, setelah memastikan banjir benar-benar surut dan tidak terjadi banjir lagi.
Said mengatakan, sampah tersebut berasal dari Sungai Way Lunik, Sungai Blau, Sungai Umbul Asem.
Lalu sampah tersebut mengalir ke air laut. Saat air laut pasang dan banjir, sampah itu ikut terbawa banjir.
"Setiap kali banjir pasti sampah ikut terbawa. Saya pun ikut prihatin dengan sampah-sampah ini. Saya minta tolong dengan orang-orang jangan buang sampah ke sungai atau ke laut," kata Said.
Said juga berharap pemerintah ada solusi mengenai sampah, salah satunya dengan memberikan sanksi tegas kepada orang-orang yang membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai dan laut.
Banjir Terparah
Banjir air laut menerjang Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Pukul 08.00-10.00, Senin (25/5/2020).
Banjir merendam pemukiman warga di Pulau Pasaran hingga selutut orang dewasa.
Salah satu warga Pulau Pasaran Muryati (67) mengatakan, banjir rob kali ini merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi di Pulau Pasaran.
Biasanya banjir tidak pernah menggenangi rumah sampai selutut orang dewasa.
"Saya sudah 40 tahun tinggal di sini. Jadi saya tahu setiap tahun disini terjadi air pasang, dan setiap kali ada air pasang pasti terjadi banjir. Tapi ini pertama kalinya banjir menggenangi rumah sampai selutut orang dewasa," urai Muryati yang ditemui Tribunlampung.co.id di warungnya.
Selain itu ini adalah banjir terjauh pernah ada, yakni hingga 1 kilometer.
Jauhnya banjir tersebut membuat rumah warga terendam banjir, termasuk rumah Muryati juga terendam banjir.
Banjir yang sampai masuk rumah, membuat warga panik. Tapi paniknya bukan panik mau mengungsi.
Warga berupaya menyelamatkan barang-barangnya, terutama barang elektronik dan motor supaya tidak terendam banjir.
Menurut Muryati, kesigapan warga menyelamatkan barang-barangnya saat banjir tidak membuat warga kehilangan atau mengalami kerusakan barang-barangnya.
Hanya saja ada warga yang kasurnya terendam air, dan ada juga warga yang lele-lele peliharaannya mati akibat banjir tersebut.
"Biasanya banjir hanya merendam jembatan Pulau Pasaran. Jadinya pejalan kaki dan motor enggak bisa lewat sampai banjir surut. Kalaupun banjir itu naik ke pemukiman warga, tingginya hanya sampai mata kaki saja dan tidak sampai masuk rumah," ucapnya.
Muryati mengatakan, kemungkinan besok Selasa (26 Mei 2020), akan kembali terjadi banjir air laut.
Sebab air pasang biasanya terjadi selama tiga hari, dan hari ini baru air pasang hari kedua.
"Biasanya pada hari ketiga, air pasang sudah mulai surut. Tapi kami warga disini belum tahu air pasang akan surut atau tidak. Kalau air pasang belum surut ada kemungkinan banjirnya akan besar lagi," urai Muryati.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)