Demo Kematian George Floyd, Donald Trump Dilarikan ke Bunker Saat Massa Kepung Gedung Putih

Ketika itu massa pengunjuk rasa kematian warga kulit hitam, George Floyd, mengepung Gedung Putih.

Capture Video Washington Post
Unjuk rasa protes kematian George Floyd di depan Gedung Putih, Washington, AS. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Situasi demo yang sempat memanas di dekat Gedung Putih memaksa petugas keamanan membawa Presiden AS Donald Trump ke bunker demi keamanan.

Sebagaimana dilaporkan CNN, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat dilarikan ke ruang perlindungan bawah tanah (bunker).

Ketika itu massa pengunjuk rasa kematian warga kulit hitam, George Floyd, mengepung Gedung Putih pada Jumat pekan lalu.

Seperti dilansir CNN, Senin (1/6), menurut sumber peristiwa itu terjadi pada Jumat (29/5) malam.

Sumber mengatakan para ajudan membawa Trump ke bunker dan berlindung selama satu jam.

Derek Chauvin, polisi yang tindih leher George Floyd hingga tewas
Derek Chauvin, polisi yang tindih leher George Floyd hingga tewas (Reuters)

Mereka juga membawa ibu negara, Melania, dan anak bungsu Trump, Barron, ke bunker.

"Jika status keamanan di Gedung Putih sudah mencapai merah, maka presiden harus dipindahkan ke Pusat Operasi Darurat (EOC). Melania Trump, Barron Trump dan seluruh anggota keluarga presiden juga harus dipindahkan," kata sumber itu.

Menurut laporan The New York Times, Trump memuji tindakan Pasukan Pengamanan Kepresidenan AS (Secret Service) terhadap kondisi pada saat itu.

Aparat kepolisian dilaporkan berhasil memukul mundur dan membubarkan para pengunjuk rasa yang berada di depan Gedung Putih.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Istimewa)

Secret Service juga menyarankan kepada para pegawai Gedung Putih untuk menyembunyikan terlebih dulu tanda pengenal mereka saat menuju tempat kerja atau pulang, dan baru diperlihatkan di depan pintu masuk.

Imbauan tersebut disampaikan melalui surat elektronik dengan alasan untuk mewaspadai kondisi yang terjadi saat ini.

Sebab, hari ini massa kembali berkumpul di Washington D.C., menggelar aksi keprihatinan.

Sebanyak 40 kota dan 15 negara bagian di AS saat ini menerapkan jam malam untuk meredam gelombang demonstrasi.

Bahkan di beberapa kota, pemerintah setempat meminta bantuan kepada korps pasukan Garda Nasional untuk membantu pengamanan bersama-sama polisi.

Kelompok peretas Anonymous mengunggah video berisi ancaman akan membongkar kejahatan yang dilakukan anggota Kepolisian Minneapolis, Minnesota, terkait dengan kematian George Floyd yang memicu aksi demonstrasi dan kerusuhan di sejumlah daerah di AS.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved