IPW Sebut Jenderal Pernah Bertugas di Solo Punya Peluang Jadi Kapolri

jika menjelang 1 Juli 2020 ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga p

Editor: Romi Rinando
  Tribunnews/Jeprima
  Kapolri Jenderal Idham Azis saat memimpin langsung acara serah terima jabatan Kapolda di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020). Kapolri Jenderal Idham Azis merotasi 8 Kapolda dari Sulawesi Utara hingga Aceh.    

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bursa calon Kapolri sudah ramai diperbicangkan enam bulan menjelang Jenderal Polisi Idham Azis pensiun.

Sederet nama mengemuka di 'bursa' calon Kapolri, termasuk jenderal-jenderal 'Geng Solo'.

Jenderal Pol Idham Azis memasuki masa pensiun sekira Januari 2021.

 
Berembus kabar juga adanya 'Geng Solo' bakal berpeluang duduk di kursi Trunojoyo 1.

Melansir Indonesia Police Watch (IPW), Geng Solo punya peluang mengisi kursi Trunojoyo 1.

s
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala badan setingkat menteri.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) (kompas.com)

Deretan Jenderal Polisi Calon Kapolri Versi IPW, Ada 3 Geng Kuat

Buntut Pengambilan Paksa Jenazah PDP Corona, Kapolri Terbitkan TR

30 Menit Berolahraga di Istana, Jokowi Bersama Panglima TNI dan Kapolri Tempuh Jarak 3,5 Kilometer

Geng Solo merujuk perwira tinggi kepolisian yang pernah bertugas di Surakarta atau Solo.

Kota itu merupakan asal dari Presiden Jokowi.

Pertanyannya, siapa saja yang ada di 'Geng Solo' itu?

 Sebelum menjawab itu, 'geng-geng' lain di internal Mabes Polri juga tidak bisa diabaikan.

Seperti, ada 'Geng Tito', 'Geng BG' dan 'Geng Syafruddin'.

Namun tiga geng terakhir ini sudah meredup di Mabes Polri.  

'Geng Solo' yang paling menonjol kembali jadi bahan perbincangan, menyusul rencana suksesi Kapolri Jenderal Idham Azis.

Diprediksi, calon pengganti Jenderal Idham Azis berasal dari 'Geng Solo' ini.

Terkait bursa calon Kapolri pengganti Idham Azis, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan tertulis mengatakan ada tiga kelompok yang menonjol saat ini.

Pertama, Geng Solo yang terdiri atas jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo.

Kedua, Geng Idham yakni para jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis.

Ketiga, Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.

Siapa yang mulai terkikis?

Menurut Neta, tiga kelompok yang sebelumnya sempat mendominasi putaran elite di Polri, saat ini sudah terkikis.

"Yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG).

Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elite kekuasaan di kepolisian," katanya.

Sementara itu, Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.

"Lalu, apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri? Kita tunggu saja," ujarnya lagi.

Siapa saja Geng Solo dimaksud? 

1. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)

s
Irjen Nana Sudjana (Kompas.com)

Irjen Nana Sudjana sempat jadi perbincangan Desember 2019 lalu.

Indonesian Police Watch (IPW) perna menyebut Irjen Pol Nana Sudjana tidak punya prestasi mencolok, sehingga tidak layak jadi Kapolda Metro Jaya.

Kelebihan Irjen Nana Sudjana saat itu hanya karena pernah jadi Kapolresta di Solo, kampung Presiden Jokowi.

Namun, Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi NasDem Ahamad Sahroni tidak sependapat dengan Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut penunjukkan Irjen Pol Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya untuk menonjolkan adanya ‘Geng Solo di Polri’.

Sebutan ‘Geng Solo’ itu, yakni mereka yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo pada saat Joko Widodo menjabat Wali Kota Solo.

Untuk diketahui, Nana pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo pada 2010, saat Jokowi menjabat wali kota.

Sahroni mengatakan bahwa pendapat IPW tersebut mengada-ngada.

 Menurutnya, penunjukkan Irjen Pol Nana Sundjana sebagai Kapolda Metro Jaya berdasarkan penilaian objektif.

“Pasti ada kriteria profesionalnya lah, nggak mungkin ujug-ujug diangkat jadi Kapolda Metro Jaya dengan alasan yang sembarangan. Menurut saya, anggapan bahwa Pak Nana ditunjuk sebagai Kapolda Metro karena dirinya pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo itu tidak berdasar,” ujar Sahroni kepada wartawan Selasa (24/12/2019).

Menurutnya jabatan Kapolda Metro jaya sangatlah strategis.

Orang yang menempati posisi tersebut harus benar-benar layak.

Karena itu, ia yakin Kapolri Jenderal Idham Azis mengangkat Kapolda Metro Jaya bukan karena faktor kedekatan saja.

“Ini jabatan yang sangat strategis, nggak bisa main-main. Jadi pasti Pak Kapolri juga sudah mempertimbangkan berbagai hal secara matang dan objektif. Selain itu, para polisi ini juga berjenjang kariernya. Jadi walaupun benar bahwa mereka pernah dinas di Solo, saya rasa semua Akpol juga kayaknya pernah dinas di sana.” Katanya.

2. Irjen Ahmad Luthfi Kapolda Jateng

Irjen Pol Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St., M.K lahir di Surabaya, Jawa Timur, 22 November 1966.

Umur kini 53 tahun

Ia adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 Mei 2020 menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

Luthfi, lulusan Sepamilsuk Polri 1989 ini berpengalaman dalam bidang intel.

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

Pernah Wakapolres Solo 2011 dan Kaporresta Solo 2015 lalu.

3. Bareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo

s
Listyo Sigit Prabowo Kabareskrim Polri (tribunnews)

Komjen. Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si

Llahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969

Umur 51 tahun

Saat ini, dia menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri sejak tanggal 6 Desember 2019.

Listyo tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting.

Dia adalah Ajudan Presiden RI Joko Widodo. Ia kemudian menjabat Kepala Kepolisian Daerah Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan terakhir sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.

Pernah Kapolresta Solo tahun 2011 lalu.

4. Delapan Calon Kapolri Potensial, Ada Ajudan SBY

Kapolri Jenderal Idham Azis sebentar lagi akan diganti

Kenapa bisa?

Wacana siapa pengganti Jenderal Pol Idham Azis sebagai Kapolri sudah mulai berembus.

Delapan nama itu adalah mereka yang punya pangkat jenderal bintang tiga dan dua

Siapa-siapa saja mereka? 

Daftar nama kandidat pengganti Jenderal Idham Azis disebutkan Indonesia Police Watch (IPW) 

Dilansir dari Warta Kota, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebutkan bahwa ada delapan nama yang masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri.

Dari pendataan IPW, kata Neta, kedelapan nama itu terdiri atas lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan tiga bintang dua (Irjen).

"Mereka lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991," kata Neta dalam pesan tertulisnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (11/6/2020).

Delapan itu yakni:

Jenderal bintang tiga

1. Komjen Rico (Kabaintelkam).

s

Tribunnews.com
Komjen Rycko Amelza

2. Komjen Agus (Kabaharkam)

s
Komjen Agus (Kabaharkam)

3. Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT)

s
 Komjen Boy Rafly

4. Komjen Sigit (Kabareskrim)

5. Komjen Gatot (Wakapolri).

s
Komjen Gatot (Wakapolri).

Jenderal bintang dua:

6. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)

7. Irjen Lufti (Kapolda Jateng)

8. Irjen Fadhil (Kapolda Jatim).

Ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri, karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas.

Bahkan, jika menjelang 1 Juli 2020 ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi.

"Sebab keberadaan Kakorbrimob dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," kata Neta.

Sesuai prosedurnya, menurut Neta, nama calon Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai Wakapolri dan anggotanya Irwasum, Assisten SDM, dan Kadiv Propam.

"Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri kepada presiden untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi 3 DPR," katanya.

Di sisi lain, menurut Neta, Kompolnas juga memberikan nama-nama calon kapolri sebagai usulan kepada presiden.

Dalam bursa calon Kapolri kali ini, Neta mengatakan, ada tiga kelompok yang menonjol yakni Geng Solo terdiri atas jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo.

Geng Idham yakni para jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.

Menurut Neta, tiga kelompok yang sebelumnya sempat mendominasi putaran elit kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan internal kepolisian tersebut.

"Yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG). Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elit kekuasaan di kepolisian," katanya.

Sedangkan Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.

"Lalu, apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," ujarnya lagi.

Selain itu, kata Neta, ada dua hal lagi yang menarik untuk dicermati.

Pertama, nama mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komjen Rico disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, karena Rico adalah Adimakayasa Akpol 88 B.

"Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," katanya.

Kedua, nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis karena Kapolda Jatim ini salah satu 'tim sukses' saat Idham Azis mengikuti uji kepatutan menjadi kapolri di DPR.

"Terlepas siapa pun yang menjadi kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti, Kapolri baru," kata Neta.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Jenderal dari 'Geng Solo' Disebut Jadi Bakal Kuat Kapolri, IPW Paparkan Prediksi Calon Pengganti, 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved